Kapal pengangkut pasir reklamasi Jakarta beroperasi malam hari
Merdeka.com - Aktivitas penambangan pasir laut di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, berdampak kepada tangkapan ikan para nelayan di wilayah tersebut. Akibatnya, para nelayan tidak melaut akibat terus mengalami kerugian.
Biasanya penambangan pasir laut dilakukan malam hingga pagi hari. Kapal berbendera Belanda bernama Queen of The Netherlands mulai melakukan penambangan pasir pada pukul 17.00 WIB hingga 03.00 WIB di Perairan Lontar, Tirtayasa, Kabupaten Serang.
Seorang nelayan setempat Payumi (45) mengaku lebih banyak memilih untuk menghabiskan waktu di rumah. Dia bersama puluhan nelayan lain memilih tidak melaut karena ongkos tidak sebanding dengan pendapatan.
-
Bagaimana cara nelayan Tarakan meningkatkan ekonomi? Dia menambahkan, selain perlindungan sosial, mereka juga mendapatkan beragam kegiatan yang menjadi langkah perbaikan ekonomi nelayan. Program- tersebut sesuai dengan Undang Undang No 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam.
-
Kenapa tangkapan ikan nelayan Pantura menurun? Penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Kapan nelayan Pantura mulai terdampak? Pada tahun 1743 Masehi, daerah pesisir pantai utara Jawa yang sebelumnya masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam mulai dikuasai VOC.
"Banyak yang enggak melaut. Enggak ada udang, paling nganggur duduk-duduk aja di rumah," ujar nelayan Kampung Sawah, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang tersebut, Rabu (20/4).
Begitu juga dirasakan Fahri (33). Dia memutuskan untuk tidak melaut lantaran tidak lagi mendapat tangkapan ikan. Biasanya, ayah dari tiga anak tersebut mengaku mendapat banyak tangkapan ikan. Namun beberapa bulan ini, dia mengaku tidak banyak mendapat tangkapan ikan.
"Hasilnya berkurang drastis. Biasanya pakai jaring gerandong dapat. Tapi sekarang enggak ada yang nyangkut," kata Fahri.
Fahri mengeluh sejak adanya penambangan pasir laut tangkapan ikan menurun tajam. "Soalnya tempat lokasinya ada penambangan. Rumah ikan dan rajungan sekarang sudah rusak. Pasirnya terangkat karena pasirnya disedot. Padahal dulu ikan bawal mah gampang nyarinya," kata dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaPantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaPenampakan perumahan warga yang terletak di sekitar kawasan Kampung Aquarium lebih rendah dari pada air laut.
Baca SelengkapnyaKebijakan ekspor pasir laut berdampak kecil terhadap penerimaan negara. Sebaliknya, kebijakan ini justru lebih banyak menguntungkan para pengusaha.
Baca SelengkapnyaHasil kerja sama itu pun membuat aktivitas penambangan makin masif hingga akhirnya membuat negara rugi hingga Rp300 triliun.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaKapal kargo yang dinahkodai Kapten Pattahudin itu karam dan tenggelam saat hendak berlabuh di Pelabuhan Tenau Kupang.
Baca SelengkapnyaBagan tancap adalah alat tangkap menetap sehingga mengganggu alur pelayaran
Baca Selengkapnya