Kapal Perang Terbesar Australia HMAS Canberra Berlabuh di Tanjung Priok
Merdeka.com - Kapal perang Angkatan Laut Australia HMAS Canberra (LHD-02) tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/5). Ini adalah kapal perang terbesar yang dimiliki negara tersebut.
HMAS menjadi fokus perhatian dari kunjungan muhibah Gugus Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 Angkatan Bersenjata Australia ke Indonesia kali ini.
Ukurannya cukup besar untuk ukuran Pelabuhan Tanjung Priok. HMAS Canberra bisa memuat helikopter atau pesawat tempur berkemampuan lepas-landas dan mendarat secara vertikal alias VTOL.
-
Kapal apa yang dipakai untuk berlayar di laut Nusantara? Moda transportasi utama dalam mengarungi lautan Nusantaraadalah kapal. Jenis kapal paling terkenal adalah jung.
-
Dimana kapal Minajaya merapat? Ketika itu secara tiba-tiba muncul sebuah kapal besar dari arah laut dan berhenti di daerah pantai dan diiringi suara gemuruh ombak.
-
Bagaimana Pelabuhan Belawan menjadi terbesar? Pelabuhan Belawan pun semakin berkembang dari waktu ke waktu. Intensitas kapal-kapal bersandar di sana semakin meningkat. Sampai akhirnya pada tahun 1938, Pelabuhan ini dinobatkan menjadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda.
-
Dimana Pelabuhan Karangantu berada? Di lokasi ini perdagangan internasional sudah berlangsung sejak abad ke-17. Inilah potret Pelabuhan Karangantu di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten.
-
Apa nama pesawat angkut pertama Indonesia? Pesawat DC-3 Dakota kemudian diberi nama 'Seulawah'.
-
Dimana kapal perang AS dikerahkan selama 8 bulan? Kapal ini akhirnya diusir dari Laut Merah setelah delapan bulan dikerahkan oleh AS ke kawasan tersebut.
Di dalam daftar arsenal NATO, pesawat tempur yang memiliki kemampuan mendarat vertikal itu di antaranya adalah British Aerospace Harrier II atau McDonnel Douglas AV-8B Harrier II atau Lockheed Martin F-35B Lighting II. Australia memesan F-35A untuk Angkatan Udara Australia namun tidak dirancang memiliki teknologi VTOL.
Kapal perang berukuran panjang 230,85 meter dan tinggi 32 meter serta bobot sarat 33.000 ton. Namun draft (bagian kapal yang terbenam di bawah permukaan air) cuma tujuh meter. Turut serta Kepala Staf Angkatan Laut Australia, Laksamana Madya Michael Noonan, dan Komandan Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific Endeafour 2019, Marsekal Pertama Rick Owen.
Sementara mereka merapat, sudah menunggu Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Siwi Adjie dan sejumlah pimpinan satuan utama TNI AL serta Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan. Mereka kemudian saling memberi penghormatan, berjabat tangan dan berfoto bersama di darat.
Sebagai flag ship dalam misi itu, HMAS Canberra diiringi dua kapal lagi, yaitu kapal perang dari kelas fregat berpeluru kendali HMAS Newcastle (FFG 06) dan HMAS Sussex yang berfungsi sebagai kapal pendukung, namun tidak berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
Gugus Tugas Gabungan Indo-Pacific 2019 ini telah berlabuh sebelumnya di India, Sri Lanka, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sesudah Jakarta, mereka akan kembali ke kota pangkalannya di Sydney.
Dalam sambutannya, Noonan menyatakan kegembiraannya atas sambutan hangat dari sejawatnya di TNI AL. "Indonesia dan Australia merupakan mitra yang telah lama bersahabat dan kedua militer tidak pernah berhenti untuk meningkatkan kualitas persahabatan ini dalam berbagai aspek," kata dia.
Kehadiran Gugus Tugas Indo-Pacific Endeavour 2019 ke Jakarta kali ini, kata dia, merupakan salah satu bukti dan upaya Australia untuk terus-menerus meningkatkan kerja sama dan kemitraan strategis dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terkhusus Indonesia dalam kesempatan ini.
Selama di Jakarta, HMAS Canberra yang bentuknya mirip betul dengan kapal induk namun dengan ukuran menengah lengkap dengan landasan menanjak di ujung landas pacunya di haluan kapal, akan menjadi tuan rumah dari serangkaian aktivitas, di antaranya lokakarya tentang tata-kelola tanggap bencana, kunjungan-kunjungan, hingga berbuka puasa bersama di kapal.
"Indonesia dan Australia berbagi perbatasan maritim terpanjang dari dua negara di dunia dan kami bekerja sama untuk membina kerja sama yang lebih besar antara kedua pasukan kami. Kerja sama yang erat di antara kedua mitra strategis itu sangat penting dalam memastikan kawasan Indo-Pasifik yang aman, terbuka, sejahtera dan tangguh," kata Dubes Quinlan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat C-130J Super Hercules merupakan bagian dari alutsista TNI, yang resmi diserahkan kepada TNI AU.
Baca SelengkapnyaJet tempur siluman F35 milik Angkatan Udara Australia turut tampil dalam Bali International Airshow 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali kedatangan Pesawat C-130J Super Hercules dari Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAda Lima Pesawat C-130J-30 Super Hercules dipesan Kemenhan dari dari pabrik Lockheed Martin di Marietta, Georgia Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRibuan personel militer dari Indonesia, Amerika Serikat, Singapura, dan Jepang ikut ambil bagian dalam latihan militer multinasional Super Garuda Shield 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba di Canberra untuk kunjungan kerja (kunker) ke Australia, Senin (19/8)
Baca SelengkapnyaSeperti apa sosok Dzikri Nurfatih Santika dan pengalamannya saat berbaur dengan para prajurit dunia?
Baca SelengkapnyaPesawat C-130J-30 Super Hercules TNI AU, pesawat angkut militer produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat tiba Lanud Halim Perdanakusuma
Baca SelengkapnyaPrabowo menerima kedatang Pesawat Super Hercules baru. Ini merupakan kedatangan kedua dari lima pesawat yang dipesan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Marles MP menandatangani Defence Cooperation Agreement (DCA) di Akmil
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan para penerbang itu nantinya akan menunjukkan bakat yang luar biasa di udara sebagai tuan rumah.
Baca SelengkapnyaMomen tersebut terjadi saat serah terima tiga alutsista udara di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur
Baca Selengkapnya