Kapal terbalik Pantai Tanjung Bayang, satu nelayan masih dicari
Merdeka.com - Kapal nelayan terbalik dihantam ombak ganas, Jumat kemarin, (18/12) sekitar pukul 13.30 Wita di perairan Pantai Tanjung Bayang Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Makassar. Hingga hari ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap satu dari enam nelayan penumpang kapal tersebut.
Tim SAR gabungan ini meliputi Basarnas Makassar, BPBD Makassar, SAR kampus Unhas, SAR kampus UNM, SAR kampus Universitas Bosowa 45, SAR Pemuda, SAR Antariksa dan SAR Pramuka berjumlah 50 orang.
Arianto, Komandan tim SAR gabungan dari Basarnas Makassar yang ditemui di posko pencarian di pantai Tanjung Bayang, Sabtu, (19/12) menjelaskan, tim SAR gabungan ini mulai bekerja sejak kemarin sore hingga hari ini.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Siapa yang memberikan imbauan terkait cuaca ekstrem? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
-
Kapan cuaca ekstrem berpotensi melanda Jakarta? BPBD DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
Disebutkan, ada enam orang nelayan yang jadi korban kapal tenggelam ini masing-masing Nai Daeng Naba, (40 tahun), Ramli, (15 tahun), Daeng Lili, (25 tahun), Daeng Sila, (30 tahun), Daeng Tutu, (22 tahun) dan Syamsuddin Daeng Ngantang, (26 tahun), kesemuanya nelayan asal Kabupaten Takalar.
Lima orang sudah ditemukan selamat. Yang paling terakhir adalah Daeng Tutu, yang berhasil berenang naik ke tanah timbunan, pukul 23.00, semalam. Empat orang lainnya selamat setelah berhasil berenang ke tepian pantai dan ada juga yang ditemukan oleh perahu nelayan.
"Ke limanya selamat. Yang belum diketahui nasibnya ini adalah Syamsuddin Daeng Ngantang," kata Arianto.
Dijelaskan, pencarian hari ini dimulai pukul 05.00 Wita tadi di saat ombak masih sedikit tenang yakni ketinggian 1 meter. Karena jika sekira pukul 10 pagi, ombak sudah lebih tinggi, bisa mencapai 1,5 meter.
Ada tiga perahu karet yang diturunkan, digunakan personel secara bergantian. Sempat dua perahu terbalik karena diterjang ombak. Untungnya personel SAR selamat, hanya satu karet mesin kapal dan dua dayung yang hilang.
Ditambahkan, nelayan ini awalnya dari pelabuhan rakyat Paotere membawa ikan hasil tangkapan. Kemudian hendak kembali ke Kabupaten Takalar tetapi saat di perairan Tanjung Merdeka, tiba-tiba mesin kapal yang ukurannya bisa memuat 15-20 orang ini mogok. Disusul terjangan ombak dan angin membuat kapal terbalik.
"Diimbau agar nelayan lebih berhati-hati hadapi cuaca yang ekstrem saat ini," ujar Arianto.
Rachmat Cimot dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar menambahkan, mereka akan bertahan hingga ada komando pencarian dihentikan.
Dikatakan, jika dihitung sejak kemarin, kalau tidak selamat maka jenazah korban sudah bisa mengapung. Olehnya tadi menyisir pantai kiri dan kanannya serta masuk sejauh 3 mil laut. "Kita berharap korban selamat, siapa tahu terdampar sebagaimana korban sebelumnya," kata Rachmat Cimot.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkapkan, bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut terbalik di sekitar Perairan Pulau Rambut
Baca SelengkapnyaSementara terkait apakah ada korban jiwa atau tidak, belum mengetahui secara pasti karena masih dalam upaya proses penyelamatan.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaAdanya arus balik bisa membahayakan wisatawan yang bermain di pinggir pantai.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaPencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca Selengkapnya