Kapal trawl dikabarkan tenggelam, tim SAR sisir perairan Bengkayang Kalbar
Merdeka.com - Kapal nelayan jenis trawl, milik warga Sintete, di Semparuk, kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dilaporkan tenggelam di perairan pulau baru, Bengkayang. Saat ini berlangsung proses penyelamatan tim Basarnas.
Keterangan diperoleh merdeka.com, kabar tenggelamnya kapal trawl itu, disampaikan kepala dusun Sintete, Wasito. Awalnya, kapal berangkat dari pelabuhan Sintete, menuju perairan pulau baru, pagi tadi.
Belum diketahui jelas sebab tenggelamnya kapal trawl dan kepastian jumlah ABK, yang berencana menangkap ikan itu. Namun kapal tenggelam saat sudah berada di perairan pulau baru.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
Basarnas Pontianak menerima kabar itu juga pagi tadi. Mereka juga belum tahu persis sebab kapal itu tenggelam di perairan.
"Pagi tadi kami dapat laporan ini. Ada 2 tim rescue kami berangkatkan menuju ke perairan pulau baru, tempat tenggelamnya kapal trawl itu," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak, Hery Marantika, kepada wartawan di Pontianak, Sabtu (15/9).
Hery menerangkan, selain mengerahkan tim rescue, Basarnas juga terus melakukan koordinasi bersama dengan unsur SAR lainnya. "Selain menggerakan tim rescue, kami juga terus berkomunikasi dengan Polair Teluk Suak dari Polsek Sungai Duri," terang Hery.
"Selain itu juga koordinasi bersama dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), dan unsur lainya, untuk memperbaharui informasi lebih lanjut," demikian Hery.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan adalah warga yang akan menyeberang dari Lanto menuju ke desa mereka usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal kargo yang dinahkodai Kapten Pattahudin itu karam dan tenggelam saat hendak berlabuh di Pelabuhan Tenau Kupang.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaPenumpang perahu penyeberangan menyeberang usai menghadiri HUT Kabupaten Buton Tengah.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaNakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca SelengkapnyaKeseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur.
Baca Selengkapnya