Kapolda DIY: Ada sekolah disusupi kelompok radikal, 30 siswa dibaiat
Merdeka.com - Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen Pol Ahmas Dofiri mengingatkan bahaya radikalisme di kalangan pelajar. Siswa di Yogyakarta tak cuma harus menolak berbagai tindak kekerasan tapi juga melawan segala bentuk radikalisme.
Pesan ini disampaikan Kapolda mengingat ada satu sekolah yang diduga sudah disusupi kelompok radikal. "Ada satu sekolah di Yogyakarta yang terindikasi telah dimasuki gerakan radikalisme. Bahkan sudah ada 30 orang siswanya yang dibaiat," ungkap Dofiri saat acara ikrar pelajar Yogya menolak radikalisme, kemarin.
Dofiri menguraikan, sekolah yang diindikasi telah disusupi gerakan radikalisme ini sudah dalam penanganan Polda DIY. Polda DIY sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Siapa yang terlibat dalam penganiayaan anak SD di Jombang? “Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu,“ ungkap Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Tugas pelajar adalah menimba ilmu dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Jangan ada kekerasan ataupun tawuran," pesan Dofiri di depan ribuan pelajar.
Maraknya kasus kekerasan, klitih dan tawuran pelajar di DIY akhir-akhir ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. Keprihatinan juga muncul dari para pelajar. Untuk menolak berbagai macam tindak kekerasan, tawuran dan klitih, ribuan pelajar dari berbagai sekolah di DIY mengucapkan ikrar bersama. Dalam ikrar itu, ribuan pelajar ini menyatakan sanggup menaati aturan agar bisa tertib dan mengutamakan keselamatan bersama.
"Juga senantiasa menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, cinta tanah air, dan senantiasa menjunjung tinggi persatuan, kesatuan, dan berbudi pekerti luhur," kata para pelajar saat mengucapkan ikrar di GOR Amongrogo Yogyakarta, Kamis (18/5).
Sebelum dibacakan ikrar itu, Polda Yogyakarta menggelar pertemuan dengan ratusan kepala sekolah di DIY, perwakilan walimurid, bersama sejumlah akademisi, di salah satu gedung pertemuan di Jalan Magelang Sleman, Yogyakarta. Pertemuan tersebut membahas berbagai macam hal, termasuk penanggulangan kenakalan di kalangan pelajar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penusukan dan penganiayaan santri di Prawirotaman.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaKasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaLayanan pendidikan kepercayaan di DIY masih diwarnai diskriminasi.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga telah membangun komunikasi dengan orang tua siswa, pihak sekolah dan Disdik DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaAl-Zaytun akan dibina oleh Kementerian Agama. Bagaimana nasib para santri? Lalu kemana para guru akan mengajar?
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaNamun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Depok mencarikan sekolah agar 51 siswa itu dapat diterima di sekolah swasta.
Baca Selengkapnya