Kapolda Jabar Mengaku Permintaan Vaksinasi Covid-19 dari Ponpes Tinggi
Merdeka.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat (Jabar), Irjen Ahmad Dofiri menyebut bahwa masyarakat Jawa Barat sangat antusias untuk divaksinasi Covid-19, khususnya di kalangan pesantren. Hal tersebut ia ungkapkan saat melakukan serbuan vaksinasi massal santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (26/7).
“Saya kira antusiasme masyarakat untuk vaksinasi sangat luar biasa. Pondok pesantren pun dari kemarin, ketika kita zoom meeting dengan ormas dan tokoh agama, itu permintaan vaksinasi di ponpes sangat tinggi,” ujarnya.
Di Tasikmalaya, diungkapkan Kapolda, dalam waktu yang sama terdapat empat pesantren yang menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 massal. Kegiatan yang sama, pada Selasa (27/8) akan dilaksanakan di Kabupaten Ciamis, dan sebelumnya sempat digelar di Kabupaten Garut.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
Ia berharap agar kegiatan tersebut bisa mempercepat program vaksinasi di Jawa Barat. “Kita ada 3.600 dosis dibagi di beberapa pesantren. Sejauh ini tak ada kendala. Antusiasme masyarakat tinggi. Masalahnya adalah distribusi vaksinnya, karena harus dibagi di beberapa tempat. Jadi memang masih belum merata. Namun saya kita masyarakat antusias. Termasuk di pesantren ini. Semua mendukung,” jelasnya.
Walau begitu, Kapolda menyebut bahwa kegiatan vaksinasi tidak hanya dilakukan di lingkungan pesantren saja. Komunitas lainnya seperti kaum difabel, ojek online, dan lainnya pun menjadi sasaran kegiatan vaksinasi Covid-19.
“Pesantren kebetulan santrinya banyak, mereka tinggal dalam satu komunitas. Seandainya ada penularan, itu akan terjadi cepat. Karena itu, pesantren penting untuk jadi sasaran vaksinasi,” sebutnya.
Ke depannya, Kapolda mengaku merekrut relawan tenaga kesehatan untuk vaksinasi dari perguruan tinggi. Dengan begitu, saat vaksin datang dalam jumlah yang banyak bisa cepat melaksanakan vaksinasi.
“Karena warga Jawa Barat ini jumlahnya paling banyak dibanding provinsi lain,” ucapnya.
Kapolda mengingatkan, walau masyarakat sudah divaksinasi Covid-19 hal tersebut tidak menjamin tidak akan terpapar virus corona. "Tapi Insyaallah kalau sudah terpapar Covid-19 itu gejalanya bisa diminimalisir. Asal setelah divaksin jangan jadi bebas ke mana-mana. Tetap pakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan. Harus dijaga seperti itu,” tutup Kapolda.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca Selengkapnya