Kapolda Papua: Puluhan Warga Minta Dievakuasi dari Beoga
Merdeka.com - Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menyebut sekitar 40 warga pendatang dari luar Papua meminta segera dievakuasi dari Beoga, Kabupaten Puncak ke wilayah Timika lantaran merasa terancam kondisi keselamatannya setelah penembakan yang menewaskan dua orang guru pada pekan lalu.
Kapolda Mathius Fakhiri ditemui media di Timika, mengatakan, saat ini puluhan warga pendatang dari luar Papua itu berkumpul atau mengungsi di Kantor Koramil dan sebagian lagi di Polsek Beoga.
Warga yang meminta segera dievakuasi ke luar dari Beoga itu sebagian merupakan guru-guru yang bertugas di Distrik Beoga, keluarga mereka dan warga lainnya yang selama ini mencari nafkah di wilayah itu dengan membuka kios bahan kebutuhan pokok maupun tukang ojek.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Apa yang ditemukan di permukiman tersebut? Karena ukuran struktur dan elemen arsitekturnya, para arkeolog berpendapat struktur tersebut mungkin merupakan bangunan umum atau kuil, salah satu contoh tertua yang ditemukan hingga saat ini di Dataran Rendah Yudea.
-
Dimana komunitas perkutut berkumpul? Pada hari-hari tertentu, para komunitas burung perkutut mengadakan lomba atau dalam istilah para pencinta perkutut disebut gantangan.
-
Dimana KPU Papua Pegunungan rapat pleno? KPU Papua Pegunungan terpaksa menggelar pleno di Sentani karena KPU Tolikara melaksanakan pleno di salah satu hotel yang ada di Kabupaten Jayapura, Papua.
"Tadi malam saya mendapat informasi ada sekitar 40-an orang. Mudah-mudahan mereka bisa dievakuasi keluar dari sana," kata Irjen Fakhiri seperti dikutip Antara, Senin (12/4).
Kapolda Papua belum bisa memastikan kapan puluhan warga pendatang dari luar Papua itu bisa dievakuasi dari Beoga. Hal itu, katanya, sangat bergantung pada kondisi keamanan di Bandara Beoga yang saat ini diketahui diganggu dengan keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Apabila kita bisa mengamankan parameter di sekitar Bandara Beoga maka pasti kami akan bawa masyarakat yang ada di sana keluar dari wilayah itu," jelasnya.
Pada pekan lalu, dua orang guru yang bertugas di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak tewas tertembak oleh KKB yang teridentifikasi merupakan kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker.
Guru Oktovianus Rayo (42) yang sudah bertugas 10 tahun di SD Kelmabet, Distrik Beoga ditembak KKB saat sedang menjaga kiosnya di kompleks perumahan guru SMP Negeri 1 Beoga pada Kamis (8/4).
Isteri almarhum Oktovianus diketahui merupakan guru yang bertugas di SMP Negeri 1 Beoga. Almarhum Oktovianus terkena tembakan peluru dari jarak dekat mengenai rusuk hingga menembus perut.
Berselang sehari kemudian, Yonathan Renden, guru SMP Negeri 1 Beoga juga meregang nyawa setelah diberondong tembakan oleh KKB.
Saat itu Yonathan bersama Kepsek SMP Negeri 1 Beoga baru keluar dari rumah yang berada di ujung Bandara Beoga untuk mengambil terpal, hendak membungkus jenazah almarhum Oktovianus.
Almarhum Yonathan terkena tembakan peluru KKB di bagian dada kiri dan dada kanannya.
Jenazah kedua guru itu telah dibawa ke Toraja, Sulawesi Selatan pada Minggu (11/4) untuk dikebumikan di kampung halaman mereka masing-masing yaitu di Sa'dan Pebulian dan Toyasa Akung. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.
Baca SelengkapnyaOPM belum jera dalam mengganggu keamanan serta situasi kondusif di wilayah Bibida
Baca SelengkapnyaTeror KKB membuat warga yang menghuni lima kampung di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Tengah, mengungsi.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Distrik Bibida mengungsi ke Gereja Madi Distrik Paniai Timur
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terdiri dari 15 anak laki-laki, 20 anak perempuan, 35 laki-laki dewasa, dan 65 perempuan dewasa
Baca SelengkapnyaGunung Ruang, yang berstatus Level IV atau Awas, hingga kini masih terus memuntahkan material vulkanik.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaDalam video tersebut terlihat sejumlah polisi sedang berlindung diri dari akibat diserang orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, massa yang berjumlah sekira seribuan orang mendatangi kantor bupati dan DPRD setempat.
Baca SelengkapnyaRatusan pengungsi Rohingya yang menumpang satu kapal kayu terdampar di tepi pantai Kulee Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Selasa (14/11).
Baca SelengkapnyaPolda Papua akan merekrut 2.000 pemuda untuk menjadi Bintara yang akan ditempatkan di polres
Baca Selengkapnya