Kapolda Sumsel perintahkan anak buah tangkap kawanan begal tewaskan pelajar SMA
Merdeka.com - Aksi kawanan pelaku begal yang menewaskan seorang pelajar SMA serta melukai dua korban lain di Palembang sehari lalu, membuat Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara marah. Dia menginstruksikan anak buahnya untuk menangkap para pelaku hidup atau mati.
Zulkarnain tersinggung lantaran saat ini tengah dilakukan operasi khusus pemberantasan aksi kejahatan jalanan. Dia menilai tindakan para pelaku seperti menantang polisi.
"Saya tersinggung. Sekarang kan ada operasi khusus pemberantasan tindak kriminal jalanan. Ini seperti menantang polisi," ungkap Zulkarnain, Selasa (10/7).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
Dikatakannya, kasus ini harus menjadi atensi untuk menangkap para pelaku secepat mungkin. Pimpinan kepolisian setiap daerah harus bertindak tegas, jangan 'tidur' saja.
"Cepat bertindak, tangkap semua, sikat jika melawan," tegasnya.
Mantan Kapolda Riau itu menginginkan Sumsel aman dan kondusif menjelang dan selama Asian Games 2018. Oleh karena itulah dikeluarkan kebijakan untuk menindak para pelaku dalam operasi khusus pemberantasan tindak kriminal jalanan, seperti copet, jambret, curanmor, terlebih begal.
"Untuk masyarakat, mampir ke rumah penduduk atau melapor ke polisi atau TNI jika ada hal yang mencurigakan saat dalam perjalanan. Itu bisa mencegah terjadinya kejahatan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Seni Setiawan (16) tewas di tangan pelaku begal yang diduga berjumlah belasan orang. Dua korban lain, Erlangga Dwi Pangestu (12) dan Saputra (15) mengalami luka bacok di kepala, tangan, dan leher.
Peristiwa itu terjadi saat ketiga korban yang merupakan pelajar SMA berbonceng tiga menggunakan sepeda motor di Jalan Mayor Zubis Bustam, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, Senin (9/7) pukul 02.00 WIB. Mereka dihadang para pelaku dan langsung membacok para korban. Korban Deni tewas di TKP dan baru ditemukan warga pagi harinya. Sepeda motor yang mereka kendarai dibawa kabur kawanan pelaku.
Kapolresta Palembang, Kombes Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan, pihaknya masih mencari data dan bukti tambahan untuk mengungkap kasus tersebut, termasuk memintai keterangan dari korban selamat yang masih dirawat di rumah sakit. Dugaan awal, para pelaku merupakan remaja dan saling kenal dengan korban.
"Kami memeriksa rekaman CCTV di lokasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kasus ini segera terungkap," kata Wahyu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap tiga pria asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, yang diduga menganiaya pria berinisial WB (46) hingga tewas.
Baca Selengkapnya"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua yakni R (36) dan NP (27).
Baca SelengkapnyaIPW mendesak agar Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono memproses 17 anggotanya
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Akui 17 Anggota Sabhara Lakukan Pelanggaran, Kematian Pelajar SMP Masih Diselidiki
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaSekelompok TNI masuk ke perkampungan Desa Selamat pada Jumat (8/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca SelengkapnyaTersangka ditembak karena melawan ketika diminta menunjukkan lokasi pelaku lain.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca Selengkapnya