Kapolri Didesak Tindak Tegas Anggota Penganiaya Jurnalis saat Liput Demo Mahasiswa
Merdeka.com - Puluhan jurnalis di Banten menggelar aksi demonstrasi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap jurnalis dilakukan polisi di beberapa daerah saat meliput demonstrasi. Aksi ini dilakukan perkumpulan jurnalis Banten di Pusat Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Kamis (26/9).
Korlap aksi Deni Saprowi mengatakan, jurnalis di Banten ikut merasakan kepedihan terhadap para jurnalis di beberapa daerah menjadi korban kekerasan. Menurutnya, masih adanya kepolisian menghalang-halangi kerja jurnalis dengan tindakan kekerasan merupakan tanda bahwa reformasi di tubuh polri belum tuntas.
"Hari ini jurnalis di Banten ikut prihatin, kami ikut mengecam aksi kekerasan yang dialami kawan kita di Jakarta Bandung, Makassar dan Papua. Kawan-kawan kita dipukul di tendang layaknya koruptor bahkan seperti mereka teroris padahal kerja-kerja mereka dilindungi undang-undang," kata Deni di sela-sela aksi.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
Para jurnalis di Banten menuntut Kapolri untuk mengusut oknum aparat kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis. Oknum polri yang mengintimidasi jurnalis tersebut harus diproses hukum.
"Permohonan maaf kepada wartawan tentu kita terima tapi tidak cukup kami minta proses hukum supaya hal seperti ini tidak terulang lagi," katanya.
Kemudian, ia mengingatkan kepada siapapun yang melakukan kekerasan terhadap pekerja jurnalis maka jurnalis Banten akan menjadi garda terdepan yang melawan.
"Jurnalis di Banten menuntut dewan pers turun tangan, kejadian wartawan ditendang dipukuli dewan pers diam saja. Dewan pers hanya sibuk mengurusi produk jurnalisnya diadukan ke dewan pers tapi ketika jurnalisnya tapi jurnalis yang menjadi korban kekerasan dewan pers tutup mata," katanya.
Sebelumnya, demo mahasiswa di Makassar pada Selasa 24 September lalu berujung ricuh. Bahkan salah seorang jurnalis bernama Muhamad Darwin Fatir dari LKBN Antara terpaksa dilarikan ke RS Awal Bross menjadi korban penganiayaan.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, menyesali adanya kekerasan diduga dilakukan petugas terhadap awak media saat meliput aksi.
"Kejadian di Sulsel, saya langsung komunikasi dengan Pemred Antara. Secara pribadi saya menyesalkan kejadian tersebut dan saya perintahkan kabid humas menemui yang bersangkutan dan meminta maaf," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
Menurutnya, Propam Polri akan menindak tegas polisi yang terbukti melakukan kekerasan terhadap pewarta. Belajar dari peristiwa itu, dia meminta pemimpin media membekali anak buahnya ketika sedang melakukan peliputan aksi.
"Ke depan saya sudah menyampaikan berulang kali ke Pemred, IJTI, Dewan Pers agar ketika teman media meliput kerusuhan dan diprediksi terjadi kerusuhan semuanya dibekali rompi yang ada tulisan pers dan teman media yang meliput harus cermat di mana tempat yang aman. Aman dari massa dan aparat," ujarnya.
"Kejadian selama ini terjadi saya lihat rekan media di depan gabung massa. Kemudian identitas kecil enggak kelihatan dari jauh kalau pers meskipun ngomong pers," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Delapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaSebuah video penganiayaan terhadap petugas Satpol PP saat aksi demo buruh beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaKetua AJI Jakarta, Afwan Purwanto mengatakan kasus kali ini merupakan kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terus berulang menjelang tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaDua demonstran terekam kamera melempar mobil dinas Satlantas Polrestabes Makassar. Akibat lemparan itu kaca mobil pecah dan Kasatlantas terluka.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca Selengkapnya