Kapolri: Meski sisa tulang, korban AirAsia bisa diidentifikasi
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Sutarman, memastikan semua korban Pesawat AirAsia QZ8501 bisa teridentifikasi meski hanya tinggal tulang-belulang karena terlalu lama di dalam air laut. Ada cara untuk mengenali identitas kerangka jenazah, yaitu dengan mengidentifikasi susunan gigi dan DNA tulang.
"Dalam kondisi bagaimanapun, saya pastikan, semua korban yang ditemukan, masih bisa diidentifikasi," kata Sutarman dalam jumpa pers di Mapolda Jawa Timur, Senin (5/12).
Dia menjelaskan, hal paling mudah dalam proses identifikasi jenazah adalah ketika sidik jari korban masih utuh. Melalui data antemortem dan data KTP elektronik, yang sudah dikantongi tim DVI, sidik jari bisa langsung dicocokkan, bahkan hanya dalam hitungan menit.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang dilakukan TNI untuk membebaskan pilot Susi Air? Agus pun tidak menjelaskan secara perinci apa dampak dari pendekatan tersebut hingga saat ini. Dia hanya memastikan akan terus berkoordinasi agar bisa berjalan dengan lancar.
-
Siapa yang membebaskan pilot Susi Air? Pembebasan ini merupakan hasil dari operasi gabungan yang dilakukan oleh Tim Gabungan TNI-Polri dan Satgas Operasi Damai Cartenz-2024.
"Tapi kalau kondisi sidik jari sudah tidak ada, kami masih butuh waktu lama. Beri kami waktu untuk bekerja. Tapi saya pastikan, semua bisa diidentifikasi."
"Ada dua cara untuk mengenali korban, yaitu dengan mengidentifikasi gigi dan tes DNA dari susunan tulang, yang kemudian kita sesuaikan dengan data antemortem-nya," terang mantan Kapolwiltabes Surabaya itu.
Untuk itu, agar kondisi jenazah korban AirAsia bisa dengan mudah diidentifikasi, pihak kepolisian berharap seluruh penumpang bisa segera ditemukan.
"Saya selalu dikejar waktu. Cepat, cepat dan cepat. Polisi, khususnya tim DVI pasti bekerja semaksimal mungkin dan segera mengidentifikasi korban untuk kemudian diserahkan ke keluarga," katanya.
Selain itu, Sutarman juga menyampaikan, saat ini pihaknya telah mengerahkan 260 dokter ahli dibantu oleh sejumlah negara sahabat untuk mempermudah proses identifikasi terhadap jenazah korban tragedi AirAsia pada 28 Desember 2014 lalu itu.
"Semoga masih ada mukjizat dan kami tidak akan pernah menyerah. Tetap berusaha serta berdoa semoga bisa segera menemukan seluruh korban dalam waktu singkat. Semakin cepat maka semakin baik dan semakin lama tentu semakin sulit dan lama kami bekerja," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa memastikan mayat ditemukan pada 30 Desember 2022 silam itu adalah calon siswa TNI AL Iwan Sutrisman.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca Selengkapnya