Kapolri minta data terduga teroris disebar ke Bhabinkamtibmas & Babinsa
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta data intelijen kelompok teroris disebar ke tiga pilar. Yakni, Bhabinkamtibmas dari unsur Polri, Babinsa dari TNI, dan kepala desa dari pemerintah.
Agar seluruh jajaran bisa mengawasi sel-sel kelompok teroris baik yang aktif maupun tidak.
"Satgas antiterorisme Polda yang sudah memiliki data dari Satgas Densus agar sel-sel yang dianggap perlu diawasi agar diserahkan kepada tiga pilar ini," ujar Tito saat Rapat Lintas Sektoral Kesiapan Pengamanan Idul Fitri di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/6).
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
Data intelijen yang disebar yakni berkaitan dengan sel teroris yang tidak aktif namun potensial melakukan teror. Sehingga semua pihak dapat melakukan pemantauan dan pencegahan.
"Sekali lagi kepada Kepala Densus untuk men-share informasi jaringan yang dianggap prioritas kedua. Prioritas satu tetap ditangani teman-teman Densus," katanya.
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror ini mengambil pelajaran dari kejadian bom bunuh diri di Surabaya yang dilakukan oleh sel tidur. Pengawasan terhadap bomber Surabaya, Dita Cs sempat dikendurkan sesaat sebelum pengeboman.
"Sebetulnya sudah termonitor, tapi kemudian tim begerak ke yang lain yang sel aktif, ternyata tim sel yang tidak aktif ini justru melakukan aksi," ucap Tito.
Reporter: Nafiysul QodarSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaDia bahkan mewanti-wanti intelejen negara harus untuk mengantisipasi gangguan
Baca SelengkapnyaTerlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membuka rekrutmen khusus untuk masyarakat yang memiliki kemampuan terkait IT.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan seorang terduga teroris di Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (27/12).
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaDensus 88 memberikan pemahaman kepada para personel Polri dalam kegiatan pencegahan bahaya paham radikal.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu buntut pernyataan Presiden Jokowi memiliki data intelijen partai politik.
Baca SelengkapnyaFahmi meminta agar BSSN melakukan evaluasi menyeluruh.
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca Selengkapnya