Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapolri minta semua tahan diri, jangan angkat isu sensitif G30S

Kapolri minta semua tahan diri, jangan angkat isu sensitif G30S Kapolri Tito Karnavian. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta semua pihak menahan diri dan tidak mengangkat isu sensitif. Sebab isu-isu sensitif berpotensi membuka kembali luka lama. Salah satu isu yang dinilainya sensitif adalah komunisme. Isu ini belakangan ramai dibicarakan setelah muncul pro kontra penayangan kembali film G30S/PKI.

"Jangan kemudian menampilkan isu ini di tengah situasi kita yang rentan. Mau ada Pilkada, mau ada Pilpres, mau ada peringatan G30S," katanya usai menyampaikan pidato ilmiah dalam acara wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Sabtu (23/9).

Kapolri menegaskan, ideologi komunisme sekarang ini sudah meredup. Bahkan, Rusia dan China sekarang ini justru mengarah kepada sistem kapitalis. Di Indonesia, sudah ada aturan dan larangan tegas terkait paham komunisme. Jika ada yang melanggar, Kapolri memastikan bakal menindak tegas.

Orang lain juga bertanya?

"Aturan hukum yang ada saat ini, jelas ada Tap MPR ditambah dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1999, tentang penyebaran ideologi termasuk marxisme, leninisme, komunisme dilarang. Jadi, sepanjang ada upaya penyebaran itu, bagi Polri jelas akan melakukan penegakan hukum," katanya.

Kapolri berharap semua pihak menahan diri untuk tidak mengangkat isu-isu sensitif tersebut karena dapat membuka kembali luka lama. Mantan Kapolda Metro Jaya ini melanjutkan, bukan berarti melupakan sejarah tetapi ada waktu yang tepat untuk membicarakan isu-isu tersebut.

"Kembalikan saja ke penegakan-penegakan hukum. Kalau ada informasi tentang penyebaran ideologi, kami akan melakukan tindakan tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku oleh penegak hukum, khususnya Kepolisian," katanya.

Menurutnya, publik harus cerdas memilah mana isu yang bermanfaat maupun yang kurang bermanfaat. Ini penting agar bangsa Indonesia bisa bersaing dalam kompetisi global antarnegara. Jangan sampai Indonesia sibuk 'cakar-cakaran' di dalam, dan kalah dengan negara yang lebih solid.

"Oleh karena itu di dalam negeri, kita harus solid sehingga ketika ada isu-isu yang sensitif, lihat konteksnya dulu, 'timing'-nya tepat atau tidak," katanya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila
Pemerintah Diingatkan Harus Lebih Tegas Tangani Kelompok Anti-Pancasila

Organisasi kelompok anti-Pancasila sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.

Baca Selengkapnya
Momen Irjen Krishna Murti jadi Dosen Hukum di UGM, Keras Sentil Netizen 'Kalau Ada yang Tanya Kasus Vina Diblok'
Momen Irjen Krishna Murti jadi Dosen Hukum di UGM, Keras Sentil Netizen 'Kalau Ada yang Tanya Kasus Vina Diblok'

Kadivhubinter Polri Irjen Pol Krishna Murti sentil netizen yang bahas Vina saat jadi Dosen Hukum UGM.

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya