Kapolri sebut Bahrun kendalikan aksi teror di Sarinah dari Suriah
Merdeka.com - Kapolri menduga aksi teror terencana di Sarinah kemarin memang dikendalikan oleh Bahrun Naim. Bahrun yang saat ini masih di Suriah bisa mengendalikan pengikutnya di Tanah Air untuk membuat geger di kawasan Sarinah dengan aksi serangkaian aksi teror.
"Dari deteksi yang kami lakukan betul ada perintah dari sana (Bahrun Naim di Suriah)," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/1).
Bahrun Naim juga diduga mendanai aksi teror tersebut. Dia mentransfer uang kepada kelompok teroris untuk melakukan aksi teror di Sarinah. Pengiriman uang oleh Bahrun Naim kepada kelompok teroris di Indonesia sebelumnya telah terpantau oleh Pusat Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) dan dilaporkan kepada Polri.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
-
Siapa yang bercanda membawa bom? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Bagaimana ancaman bom terhadap penerbangan India disebarkan? Sebagian besar ancaman tersebut disampaikan melalui media sosial.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
"Iya ada dana dari sana," kata Badrodin.
Lanjut Badrodin, Bahrun Naim juga pernah berupaya melakukan ancaman ketika Presiden Amerika Serikat Barak Obama berkunjung ke Indonesia pada 2010 lalu. Namun rencana aksinya berhasil digagalkan tim Densus 88 Anti Teror. Dia ditangkap dan dipenjara selama 2,5 tahun.
"Bahrun Naim itu pernah ditangkap saat Obama ingin datang ke Jakarta," terang Jenderal bintang empat ini.
Sekadar informasi, Bahrun Naim merupakan seorang ahli komputer. Pria kelahiran Pekalongan 6 September 1983 ini lulusan program D3 Ilmu Komputer di Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret.
Bahrun ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror di jalan saat pulang dari kantor pos untuk mengambil kiriman Pada 2010 silam. Saat itu Densus menyita peluru sebagai barang bukti. Bahrun divonis 2,5 tahun penjara atas pelanggaran Undang Undang Darurat.
Setelah bebas, Bahrun akhirnya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Di Suriah, Bahrun aktif menulis di blog dan berinteraksi melalui media sosial.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Firli meminta pegawai KPK mengaktifkan panic button bila merasa terancam.
Baca SelengkapnyaTim Densus Antiteror Polri saat ini masih mendalami keterlibatan HOK, dengan kelompok teroris dengan memeriksa sejumlah saksi.
Baca SelengkapnyaAncaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya
Baca SelengkapnyaHingga berita ini diturunkan belum diketahui apa peran yang bersangkutan hingga ditangkap.
Baca SelengkapnyaMarthinus dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/12).
Baca SelengkapnyaPimpinan dan penyidik KPK mendapatkan teror usai mengungkap kasus suap di Basarnas. Apa saja teror yang datang?
Baca SelengkapnyaKetua KPK Firli Bahuri mengaku telah melaporkan teror karangan bunga ke Kapolri Listyo Sigit.
Baca SelengkapnyaPBB tak mau bertanggung jawab, tapi Soeharto nekat pergi. Tanpa ragu dia berangkat tanpa rompi antipeluru.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap sebanyak tujuh orang terduga pelaku teroris yang mencoba melakukan aksi provokasi selama kedatangan Paus Fransiskus
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaPerintah itu langsung dari Presiden RI. Satuan elite TNI diperintahkan membawa senjata lewat laut.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca Selengkapnya