Kapolri sebut penangkapan terduga teroris di daerah terkait bom panci di Bandung
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan penangkapan terduga teroris belakangan bukan mengindikasikan serangan di hari raya Natal dan tahun baru. Penangkapan itu merupakan upaya preventif yang dilakukan kepolisian mencegah kemungkinan yang fatal.
"Belum ada rencana serangan Natal tapi kita melakukan langkah-langkah kita mendahului kelompok yang kita anggap berpotensi kegiatan aksi-aksi teror," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/12).
Para terduga teroris yang diamankan itu berkaitan dengan kasus yang sebelumnya seperti kasus bom panci di Bandung. "Apalagi sebagian besar dari mereka ini terkait peristiwa sebelumnya kita lakukan penangkapan. Termasuk saya kemarin ke Malaysia ada satu orang ketangkap dari buronan kasus bom panci," imbuh Tito.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang dilakukan TNI menjelang Pilkada? Pangdam mengatakan TNI tidak boleh terlibat baik secara langsung dengan mendukung salah satu pasangan calon pada pilkada, maupun juga menggunakan fasilitas TNI.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Untuk identitas maupun jaringan mereka, Polri belum mau mengungkap lantaran masih butuh waktu 7x24 sebelum menetapkan tersangka. Densus 88 saat ini masih mendalami keterkaitan terduga pelaku yang ditangkap.
"Penyidik diberi waktu 7x24 untuk penyelidikan, pendalaman kalau sudah maka status ditetapkan apa dia tersangka atau dibebaskan oleh sebab itu saya minta sabar tunggu karena masih pendalaman," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menambahkan.
Terbaru, Densus 88 Anti-teror Mabes Polri kembali meringkus tiga orang terduga teroris. Total terduga teroris yang ditangkap di Sumsel dalam sehari sebanyak lima orang setelah dua orang diamankan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Anti Terori Mabes Polri juga menangkap seorang terduga teroris pada pada Sabtu (9/12) sekitar pukul 08.00 Wib, di depan SPBU Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekalipun dua terduga teroris yang ditangkap berafiliasi jaringan Daulah Islamiyah atau ISIS, dipastikan tidak berkaitan dengan event atau kegiatan nasional.
Baca SelengkapnyaKapolri pun memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk terus siap-siaga.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menyebut sejauh ini tidak ada eskalasi peningkatan ancaman terorisme sampai dengan peringatan 17 Agustus.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTim Densus Antiteror Polri saat ini masih mendalami keterlibatan HOK, dengan kelompok teroris dengan memeriksa sejumlah saksi.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terduga teroris dilakukan pada hari Rabu (2/8) di rumahnya.
Baca SelengkapnyaDia belum bisa menjelaskan secara rinci terkait penangkapan teroris.
Baca SelengkapnyaHingga berita ini diturunkan belum diketahui apa peran yang bersangkutan hingga ditangkap.
Baca SelengkapnyaPolri lebih dulu melakukan kegiatan preventif untuk mengamankan agar tidak adanya ancaman dari pelaku terorisme.
Baca SelengkapnyaKapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaAlasan itu disampaikan Agung, mengingat Henri yang merupakan Anggota TNI Aktif.
Baca SelengkapnyaDikabinet Presiden Jokowi sebelumnya, Tito juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Baca Selengkapnya