Kapolri sesalkan Bachtiar Nashir sebut dirinya dukung khilafah
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyesalkan ucapan ustaz Bachtiar Nasir yang menyebutnya mendukung pemerintahan khilafah. Tito menegaskan tak pernah menyatakan mendukung berdirinya khilafah di Indonesia seperti diucapkan Bachtiar Nasir yang diunggah ke media sosial hingga viral.
"Intinya adalah beliau (Tito) merasa tidak pernah menyatakan itu, tapi dikatakan lain," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/7).
Setyo menuturkan, apa yang disampaikan Bachtiar soal sistem pemerintahan khilafah tidak sesuai dengan pernyataan Tito. Menurut Setyo, Bachtiar Nasir salah memahami yang disampaikan Tito saat melakukan diskusi dengannya.
-
Bagaimana Khalifah berinteraksi dengan Kapolri? Bahkan beberapa kali, Khalifah nampak terlibat perbincangan singkat yang akrab dengan sang Polri-1 itu.
-
Siapa yang mendapatkan pesan dari Kapolri? Peraih Adhi Makayasa Akpol 2024 diberi pesan oleh Kapolri. Begini isinya.
-
Bagaimana Khalifah Nasif menjadi taruna Akpol? Khalifah merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara sebelum akhirnya memutuskan menempuh pendidikan Akpol.
-
Apa pesan yang diberikan Kapolri? Kapolri memberi arahan agar Theodore bisa mempersiapkan segalanya sebelum berdinas seusai dilantik sebagai perwira. 'Kemarin saya bisa diberikan kesempatan berbincang-bincang sama Bapak Kapolri. Di situ Bapak Kapolri menitipkan pesan ke saya terutama untuk bagaimana kelanjutan pada saat dinas dan bekal apa saja yang perlu saya persiapkan,' kata Theodore.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Kenapa Kapolri memberi pesan ke Theodore? 'Waktu itu Bapak Kapolri menyampaikan tantangan Polri ke depan itu semakin berat. Bagaimana caranya saya sebagai Adhi Makayasa punya tanggung jawab untuk merangkul teman-teman saya satu angkatan memberikan dampak atau aura yang baik, pengertian bahwa tantangan Polri ke depan itu sangat berat.'
"Orang melintir itu gimana coba, silakan mereka nilai apa. Yang jelas Kapolri tidak nyaman yang menyatakan bahwa Kapolri mendukung khilafah, itu nggak pernah," ucap Setyo.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku sering berdiskusi tentang permasalahan bangsa dengan Ustaz Bachtiar Nasir. Dia menilai, Bachtiar sebagai sosok negarawan yang cerdas.
Itulah kesan yang disampaikan Tito dalam Silaturahmi Nasional Da'i Kamtibmas di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (17/7).
Namun, Tito mengaku, penilaian positif terhadap Ustaz Bachtiar Nasir perlahan mulai luntur. Tepatnya, saat memberikan informasi yang salah beberapa waktu lalu.
"Ustaz Bachtiar di tengah-tengah masyarakat kelompok HTI menyampaikan Indonesia harus menerapkan sistem khilafah. Sistem Khilafah lah yang paling pas untuk negara Indonesia karena demokrasi liberal tidak benar. Demokrasi liberal menghancurkan negara ini. Dan saya sudah bertemu langsung oleh orang yang sangat berkompeten. Dan saya berdiskusi dengan orang yang berkompeten itu. Yaitu Kapolri. Profesor, Doktor Tito Karnavian. Dia mengatakan bahwa demokrasi ini sudah rusak. Oleh karena itu harus diganti sistem khilafah," papar Tito menirukan suara Ustaz Bachtiar.
Tito menjelaskan, pernyataan Ustaz Bachtiar direkam dalam bentuk video. Video itupun viral di media sosial. Tito lantas komplain.
"Saya langsung WhatsApp yang bersangkutan. Ini masih ada chatnya," ungkap dia.
"Saya bilang Ustaz. Ustaz itu saya anggap orang cerdas, negarawan. Berkali-kali diskusi. Begitulah kesan saya melihat ustaz. Di situ saya bilang kesan saya hilang. Ustaz tanya mengapa," sambung dia.
Tito menyatakan tidak pernah mendukung ideologi khilafah. Bahkan, menegaskan ideologi khilafah berbahaya. Seperti Demokrasi liberal.
"Yang saya sampaikan Demokrasi liberal saat ini kalau keblablasan bisa menjadi pemecah bangsa ini. Tapi saya tidak mengatakan ganti khilafah. Tidak sama sekali," tutup dia.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mempertanyakan dirinya yang katanya disebut akan menjadi ketua maupun dewan pembina Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengomentari pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal estafet kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaMenurut Reza, tidak ada yang salah atas statement Kapolri tersebut
Baca SelengkapnyaNusron menyebut hal itu sebagai analisa yang mengada-ada yang mencoba memebenturkan Prabowo dan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP mewanti-wanti Gibran agar tidak lagi berbohong usai secara resmi dilantik menjadi Wakil Presiden.
Baca SelengkapnyaBahlil mengakui dekat dengan pemerintah agar bisa mendapat relasi maupun akse
Baca Selengkapnyaapa yang saudara maksud dengan calon dukungan pemerintah di keterangan ahli tadi, tolong dijawab ini dulu," ujar Saldi
Baca SelengkapnyaNusron mengatakan ada cawapres yang justru tidak paham dan malah menyebut pertanyaan ecek-ecek.
Baca SelengkapnyaBahlil mengaku dirinya kerap berdiskusi dengan mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.
Baca SelengkapnyaKetua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdullah Latopada merespons tagar #SantriMenolakPolisi yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mengamini ucapan Jokowi mengenai Presiden boleh memihak dan mendukung pasangan Capres dan Cawapres
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM ini bahkan telah berdiskusi dengan Jokowi membicarakan perihal isu berkembang tersebut.
Baca Selengkapnya