Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapolri ungkap bahaya paham khilafah: Satu persatu daerah bisa pisahkan diri

Kapolri ungkap bahaya paham khilafah: Satu persatu daerah bisa pisahkan diri Kapolri Tito di Kalimantan Tengah. ©2018 Humas Polri

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan dampak penerapan ideologi Khilafah Islamiyah diterapkan di Indonesia. Tito menyebut ideologi tersebut bakal menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).

"Ideologi Khilafah menjadi ancaman bagi NKRI karena tidak paralel dengan konsep Pancasila," kata Tito di Jakarta, Selasa (17/7).

Tito menjelaskan, sekitar 85 persen masyarakat Indonesia memang beragama muslim. Namun, hal tersebut bukan berarti konsep ideologi Khilafah cocok untuk di implementasi di Indonesia.

"Saya pernah jadi Kapolda Papua dua kali. Di daerah yang memiliki umat kristiani. Bahkan di satu daerah ada kota injil pertama di Indonesia. Lalu, NTB, Sulawesi utara, Maluku juga demikian. Bali, agama Hindu yang dominan," ujar dia.

Tito memprediksi, daerah-daerah tersebut tidak akan rela jika Indonesia menerapkan sistem khilafah.

"Tidak akan rela karena begitu dibuat sistem khilafah mereka akan menjadi minoritas yang terpinggirkan," tuturnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini mencontohkan apabila ideologi itu dipakai maka NKRI akan terpecah belah. Satu per satu daerah akan memisahkan diri.

"Bali, Papua, dan NTB akan pisah. Pecahlah gabungan NKRI," ujar dia.

Selain itu, Tito menjelaskan faktor lain yang dapat menimbulkan perpecahan jika tujuh perkataan yang hilang di Piagam Jakarta di munculkan kembali.

Diketahui, bunyi tujuh kata itu adalah dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

Tito menyebutkan, ini dapat menjadi pemicu konflik."Oke silakan, buat aturan yang mendukung itu. Maka akan buat aturan perda di Bali yang benuasa Hindu. Di Manokwari yang bernuasa Kristiani. Misalnya di Manokwari wajib merampukan pembangunan gereja. Karena masyarakat mayoritasnya kristiani. Maka konflik terjadi," tandasnya.

Reporter: Ady Anugrahadi

Sumber : Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menag Yaqut: Umat Kristiani Punya Saham Atas Republik Ini, Jadi Jangan Minder
Menag Yaqut: Umat Kristiani Punya Saham Atas Republik Ini, Jadi Jangan Minder

"Jadi nggak boleh merasa kecil, sama-sama punya saham kok, yang beda kan devidennya saja, nah pembagiannya itu dibuat harus proporsional," kata Menag Yaqut.

Baca Selengkapnya
Ma'ruf Amin: Papua Contoh Harmonisasi Kebangsaan Indonesia
Ma'ruf Amin: Papua Contoh Harmonisasi Kebangsaan Indonesia

Menurut Ma'ruf Amin, dalam skala yang lebih kecil, setiap pulau di Indonesia memiliki keragaman masing-masing dalam wilayah, salah satunya Papua.

Baca Selengkapnya
Sejarah Berdirinya Daerah Istimewa Kalbar, Wilayahnya Terdiri dari Berbagai Kerajaan
Sejarah Berdirinya Daerah Istimewa Kalbar, Wilayahnya Terdiri dari Berbagai Kerajaan

Struktur pemerintahan wilayah ini pada waktu itu masih kental dengan campur tangan Belanda

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Kabupaten Penajam Paser Utara, Dulunya Wilayah Kerajaan dengan Armada Angkatan Laut yang Kuat
Menilik Sejarah Kabupaten Penajam Paser Utara, Dulunya Wilayah Kerajaan dengan Armada Angkatan Laut yang Kuat

Menurut catatan sejarah, keduanya memiliki pengaruh yang besar sebagai pelestari kebudayaan nenek moyang Kalimantan dengan angkatan militer laut yang kuat.

Baca Selengkapnya
Salam Lintas Agama Dinilai Upaya untuk Merawat Kemajemukan di Indonesia
Salam Lintas Agama Dinilai Upaya untuk Merawat Kemajemukan di Indonesia

Salam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.

Baca Selengkapnya
Irjen Ahmad Luthfi Jebolan Sekolah Perwira 'Nyelip' di Antara Kapolda Alumni Akpol 1988-1996
Irjen Ahmad Luthfi Jebolan Sekolah Perwira 'Nyelip' di Antara Kapolda Alumni Akpol 1988-1996

Irjen Ahmad Luthfi mampu 'nyelip' di antara Kapolda alumni Akpol meski dari lulusan Sekolah Perwira.

Baca Selengkapnya
Kampanye Hari Pertama di Sabang Aceh, Mahfud MD: Titik Awal Berdirinya Kerajaan Islam
Kampanye Hari Pertama di Sabang Aceh, Mahfud MD: Titik Awal Berdirinya Kerajaan Islam

Meskipun berada di tempat terpisah, Ganjar memilih di Merauke, dan Mahfud di Sabang, menyiratkan lima makna.

Baca Selengkapnya
Kapolri Tunjuk Dua Kapolda untuk Pembentukan DOB
Kapolri Tunjuk Dua Kapolda untuk Pembentukan DOB

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi menunjuk dua Kapolda untuk Daerah Otonom Baru atau DOB, yakni Papua Tengah dan Papua Barat Daya.

Baca Selengkapnya
2 Jenderal Jadi Kapolda di Daerah Otonomi Baru Papua tetapi Belum Punya Markas, Ini Penjelasan Polri
2 Jenderal Jadi Kapolda di Daerah Otonomi Baru Papua tetapi Belum Punya Markas, Ini Penjelasan Polri

Dua Kapolda tersebut yakni Brigjen Pol Alfred Papare sebagai Kapolda Papua Tengah, dan Brigjen Pol Gatot Haribowo sebagai Kapolda Papua Barat Daya.

Baca Selengkapnya
Kapolda Tegaskan Papua Bisa Bikin Indonesia Pusing 7 Keliling di Depan para Jenderal, lalu Beri Pantun Jadi Sorotan
Kapolda Tegaskan Papua Bisa Bikin Indonesia Pusing 7 Keliling di Depan para Jenderal, lalu Beri Pantun Jadi Sorotan

Mathius menyampaikan setiap materinya dengan tegas di depan Kapolri, para jenderal dan jajaran Polri. Selain itu, ia juga memberikan sebuah pantun jadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Petakan Ada 15 Provinsi Rawan dalam Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Panglima TNI Petakan Ada 15 Provinsi Rawan dalam Pilkada 2024, Ini Daftarnya

Pelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.

Baca Selengkapnya
Barisan Pensiunan Jenderal TNI dan Polri Berlaga di Pilkada 2024, Ada Mantan Panglima hingga Kapolda Papua
Barisan Pensiunan Jenderal TNI dan Polri Berlaga di Pilkada 2024, Ada Mantan Panglima hingga Kapolda Papua

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota mengikuti penyelenggaraan Pilkada serentak 2024.

Baca Selengkapnya