Karier Moncer 'Geng Solo' di Era Jokowi
Merdeka.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyoroti penunjukan Irjen Pol Nana Sudjana menjadi Kapolda Metro Jaya. Ia menilai Presiden Jokowi ingin menonjolkan 'geng Solo' di pucuk pimpinan kepolisian.
"Tampilnya Nana sebagai Kapolda Metro menunjukkan Jokowi semakin hendak menonjolkan geng Solo," kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/12).
Di era Presiden Jokowi tercatat sejumlah anggota Polri bahkan TNI yang dulu menjabat di Solo saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo, memiliki karier cemerlang. Berikut ulasannya:
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Solo? Kini Jokowi dan Iriana kembali menjadi warga biasa di RT 07 RW 08 Kelurahan Sumber, Kecamatan, Solo.Setelah kembali menetap di Solo, pria kelahiran 21 Juni 1961 dan istrinya akan dilibatkan dalam kegiatan warga seperti pertemuan RT dan lainnya.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang menyambut Jokowi di Solo? Masyarakat Kota Solo tumpah ruah ke jalan untuk menyambut kepulangan Jokowi.
-
Siapa yang nobar bareng Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi), nonton bareng (nobar) bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) di hotel tempatnya bermalam di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Irjen Nana Sudjana
Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti pengangkatan Irjen Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan posisi Irjen Gatot Eddy Pramono yang ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Waka Polri).
Nana memang pernah menjadi Kapoltabes Surakarta tahun 2010 saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo. Ia juga pernah menjadi Dirintelkam Polda Jateng tahun 2011.
Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo
Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo bukanlah orang lain bagi Presiden Jokowi. Ia pernah menjadi ajudan Presiden Jokowi pada tahun 2014. Sebelumnya ia menjabat Kapolres Sukoharjo.
Sigit Pernah menjadi Wakapoltabes Semarang. Selain itu dia juga pernah menjabat sebagai Kapolresta Surakarta tahun 2011, saat Jokowi menjadi Wali Kota di sana. Kariernya semakin cemerlang, saat ini ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri.
Brigjen Pol Ahmad Lutfi
Selanjutnya ada Brigjen Pol Ahmad Lutfi. Ia memiliki karier cemerlang. Ia pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo. Di era Presiden Jokowi, karier Lutfi semakin moncer. Ia menjabat sebagai Wakil Kapolda Jawa Tengah pada tahun 2018.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto
Bukan hanya di lingkup Polri yang anggotanya memiliki karier moncer di era Jokowi, di lingkup TNI juga ada. Tercatat, sebelum menjadi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo tahun 2010-2011 saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Kemudian Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Panglima TNI sejak 8 Desember 2017 lalu.
Istana Bantah ada Geng Solo
Menanggapi IPW yang menilai adanya 'geng Solo' di tubuh Polri, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menegaskan tak mungkin seorang pemimpin mempertaruhkan posisinya demi menempatkan seseorang di jabatan strategis. Moeldoko sendiri mengakui bahwa dirinya saat menjadi Panglima TNI, juga memilih orang yang dikenalinya dan telah teruji prestasinya untuk menjadi asistennya.
"Analognya seperti itulah kira-kira. Jadi semua itu dah soalnya talent scoiting bukan karena apa itu political appointed bukan. Tetapi sekali tidak mungkin sebuah jabatan yang sangat strategis itu dipertaruhkan sembarangan, enggak mungkin," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (23/12).
Moeldoko meyakini bahwa penempatan seseorang di jabatan strategis pasti atas berbagai pertimbangan dan kalkulasi yang matang. Menurut dia, para pemimpin akan melihat calon pembantunya yang memiliki loyalitas kepada atasannya, kepada organisasi, dan kepada negara.
"Yang ketiga memiliki integritas, memiliki integritas yang baik. Jadi tiga hal itu selalu menjadi perhatian menjadi pertimbangan bagi seorang pemimpin untuk memilih pembantunya," jelasnya.
"Enggak mungkin sebuah jabatan yang sangat penting dipertaruhkan dengan cara-cara mendapatkan seseorang yang tidak terbukti hebat di lapangan," sambung Moeldoko.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Nana, ada sembilan orang lain dituntuk Presiden Jokowi sebagai penjabat gubernur.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok polisi yang punya karier melesat hingga raih bintang 3 di pundaknya.
Baca SelengkapnyaAgus mengaku dekat dengan banyak orang kala ditugaskan di berbagai daerah, Jokowi adalah salah satunya
Baca SelengkapnyaBerikut potret trio tiga Jenderal TNI-Polri jebolan Solo yang punya pengaruh dan jabatan mentereng di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPotret gagah Jenderal Polisi saat bermain golf bersama sahabat lama dan barunya.
Baca SelengkapnyaDeretan mantan ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang punya karir moncer di militer.
Baca SelengkapnyaBergabungnya Kaesang ke PSI menambah daftar panjang keluarga Jokowi masuk dunia politik.
Baca SelengkapnyaNostalgia purnawirawan Polri saat lakukan dinas pertamanya tahun 1978 di Jakarta menaiki mobil Volkswagen Beetle atau VW Kodok.
Baca SelengkapnyaSosok Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sering dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaBerikut sosok Letjen berpangkat Kompol yang menjadi polisinya polisi.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Jovi saat mengadu kepada Komisi III DPR usai dibui karena mengkritik Nella Maresella.
Baca SelengkapnyaNana sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Intelkam Polda Jateng.
Baca Selengkapnya