Karpet merah akhirnya dibongkar, pimpinan DPR tak masalah

Merdeka.com - Karpet merah khusus pimpinan DPR yang berada di Nusantara III Kompleks Parlemen, Jakarta akhirnya dibongkar. Pemasangan karpet merah yang baru dilakukan era kepemimpinan Ketua DPR Setya Novanto sempat menuai pro dan kontra di publik.
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengaku tak masalah sekalipun akhirnya karpet merah itu dilepas kembali. Menurut dia, soal karpet merah bukan menjadi pembahasan antara pimpinan DPR.
"Rasanya tidak kita nggak pernah rapat pimpinan membahas karpet merah dicopot. Kita nggak pernah membahas dalam rapim kemarin yang pimpin rapat saya, nggak ada tuh bahas masalah karpet," kata Agus Hermanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/9).
"Jadi ini karpet mau dicopot mau di sini rasanya tidak ada masalah, karena memang kita pada saat ada karpet kita juga tidak menata dipasang," sambung dia.
Dia membantah jika karpet merah dicopot karena kritikan dari berbagai pihak. Menurut dia, tidak ada untung dan ruginya karpet merah tersebut dicopot.
"Yang jelas kalau menurut saya barangkali daripada kesekjenan itu membuka tutup setiap hari itu barang kali dipasang seperti itu. Tapi kalau sekarang dicopot juga enggak ada masalah," kata dia.
Dia menjelaskan, karpet merah dipasang bukan khusus anggota DPR, melainkan untuk tamu-tamu negara yang datang ke parlemen. Namun tak efisien jika karpet merah tersebut dibongkar pasang jika ada tamu negara, karena itu diputuskan untuk dipasang saja.
"Daripada bongkar pasang barangkali kita mendingan digelar, tapi dicopot pun enggak ada masalah. Arena ini memang tidak menjadi hal-hal penting bagi kita hadapi," tukas dia.
Seperti diketahui, Permintaan itu pencopotan karpet merah disampaikan lewat surat dari Sekretariat Jenderal MPR RI, Nomor B-2321/HM.03.01/B-II/SetjenMPR/09/2015, tertanggal Rabu 2 September 2015 dan ditandatangani oleh Sekjen MPR Eddie Siregar dan ditujukan untuk Sekjen DPR. Pimpinan MPR meminta karpet merah yang sempat mendapat kritik pedas dari Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang tentang karpet merah di lobi Nusantara III gedung parlemen tersebut.
Dalam surat tersebut, pihak MPR meminta penyelesaian soal lift dan karpet merah. Sehubungan dengan itu, pimpinan MPR meminta agar tidak ada lagi pemblokiran lift untuk pimpinan dengan dalih apa pun dan mencabut pemasangan karpet di lobi Nusantara III, kecuali kalau ketika ada tamu setingkat kepala negara atau kepala pemerintahan.
Soal lift di Gedung Nusantara III DPR yang digunakan untuk pimpinan MPR, DPR, dan DPD diblok dan dikunci, hal itu terjadi sejak Perdana Menteri Timor Leste Rui de Maria Araujo berkunjung untuk menemui pimpinan DPR pada 26 Agustus 2015 yang lalu.
Saat itu, Oesman Sapta marah-marah lantaran tak bisa menggunakan lift khusus pimpinan karena dijaga Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
"Saya minta (karpet merah dan tali merah) itu dicabutlah, orang lewat jadi terganggu," kata Oesman Sapta di Gedung DPR, Jakarta, Senin (31/8) kemarin.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya