Karya-karya inovatif ini lahir dari pelajar putus sekolah
Merdeka.com - Sebagian orang menilai anak yang putus sekolah atau berpendidikan rendah bakal memiliki masa depan suram. Sebab, mereka dianggap tidak mempunyai kemampuan mumpuni untuk melakukan atau menciptakan sesuatu membanggakan.
Sebenarnya penilaian itu keliru. Sebab, ada beberapa orang yang tak meraih pendidikan tinggi punya keahlian luar biasa. Orang-orang tersebut mempunyai ide kreatif sehingga mampu melahirkan inovasi yang canggih.
Bahkan, ada di antaranya sampai diberikan penghargaan oleh Presiden Jokowi atas karya tersebut. Berikut karya-karya inovatif dari tangan pelajar putus sekolah:
-
Kapan Jokowi memberikan penghargaan? Presiden Joko Widodo hadir dalam Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 Tahun 2024 di Pelataran Merdeka Monumen Nasional Jakarta, Senin (01/07).Di kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan atau menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya.
-
Apa hadiah yang diberikan Jokowi? Hadiahnya, sebuah sepeda pemberian presiden.
-
Siapa yang menerima penghargaan? Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto yang hadir langsung menerima penghargaan tersebut mengatakan bahwa penghargaan tersebut tentu akan menjadi pelecut dan penyemangat bagi BRI, utamanya dalam melanjutkan transformasi yang terus dijalankan.
-
Siapa yang mendapat penghargaan? Kategori itu untuk Kepala Daerah dan Pemerintah Daerah (Kota Kecil).
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Siapa yang menerima penghargaan tersebut? Penghargaan langsung diterima oleh Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya di Hotel Bidakara, Jakarta.
Kusrin, perakit televisi asal Karanganyar
Muhammad Kusrin bin Amri (42), perakit televisi asal Karanganyar, Jawa Tengah mengawali bisnisnya dengan membuka jasa perbaikan alat-alat elektronik. Sosok yang akrab disapa Kusrin ini mengaku memiliki kesukaan mengutak-atik barang sejak kecil."Pertama saya buka servis elektronik keliling, terus latihan ngutak-atik. Sekitar 2009. Dari kecil sudah hobi (mengutak-atik barang)," kata Kusrin di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (19/1).Kusrin yang sempat mengecap pendidikan di pesantren, mengaku sempat menjalani kehidupan sebagai pekerja bangunan selama empat tahun.Saat perekonomian Indonesia terpuruk pada 1998, praktis tidak ada pembangunan dan penghasilan Kusrin sebagai buruh bangunan pun nihil. Berbekal hobi mengutak atik barang elektronik, Kusrin pun mencoba menggeluti sektor jasa perbaikan peralatan elektronik.Tidak hanya menawarkan jasa perbaikan, Kusrin menimba ilmu dari rekan-rekannya seprofesi untuk memperkaya pengetahuannya di bidang elektronik."Pas reformasi. Kan di Jakarta suka utak-atik TV, compo desk rusak di Pasar Jatinegara, terus tak (saya) bawa pulang, servis laku. Terus tak (saya) beliin kaya pesawat FM di radio. Komunikasi sama temen-temen servis untuk TV kenal semua. Kita berteman, sambil dikasih belajar," papar Kusrin.Setelah matang dengan ilmu dan memiliki kemampuan modal cukup, Kusrin pun memutuskan untuk membuka jasa perbaikan barang-barang elektronik atas namanya sendiri. Usahanya itu dilakukan hingga jangka waktu tiga sampai empat tahun."Terus ada teman suruh bantuin bikin TV. Ternyata tabungnya dari komputer bekas. Waktu itu belum sempurna. Diambil tabungnya. Yang lain-lain, pakai TV. Terus saya datang, saya ubah semuanya. Ubah tabung monitor jadi TV. Disesuaikan jadi TV. Dijualnya di Karesidenan Solo," papar Kusrin.Diakui Kusrin, peminat televisi rakitannya cukup banyak. Televisi rakitan Kusrin berukuran 14 hingga 17 inchi dijual hingga ke luar Solo dengan harga mulai Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu. Kusrin mampu merakit 30 unit televisi per hari."Lumayan banyak," kata Kusrin.
Sariman, pembuat penggilas aspal dari barang bekas
Deru mesin terdengar dari sebuah pengisian bensin umum di Jalan Raya Kedungreja Desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Cilacap. Benda menyerupai roller atau penggilas yang lazim digunakan untuk pengaspalan jalan, terlihat bekerja sebagaimana mestinya.Sekilas tak ada yang menarik dari roller, atau dikenal silinder oleh warga sekitar, berwarna kuning dikendalikan Sariman, warga RT 05/RW 01 Desa Tambaksari. Sesekali, kendaraan bergerak maju setelah ditumpahkan pasir dan batu kerikil untuk membuat landasan aspal di pengisian bahan bakar tersebut."Baru ini kali pertama kerja dibayar menggunakan ini. Kalau kemarin, hanya mencoba-coba saja untuk di depan rumah saya," kata Sariman memperkenalkan silinder buatannya yang dibuat dalam waktu dua bulan.Berbagai alat yang tak biasa pun terlihat menyolok saat menyaksikannya dari dekat. Keran air dengan pipa paralon terlihat berada di bagian samping kanan silinder. Tak hanya itu, tangki sepeda motor bebek juga terliah di sisi kiri tempat duduk kemudi."Kabehan bekasan mas, sing ora mung laher, keran karo pipane tok (Semua dari barang bekas yang bukan hanya laher, keran dan pipa)," katanya dalam logat Banyumas yang kental.Diakui Sariman, barang bekas yang digunakan untuk membuat silinder tersebut dikumpulkannya beberapa tahun. Semua barang tersebut kemudian dirakit di bengkel miliknya di depan rumah."Awalnya dibantu teman, tetapi lama kelamaan saya kerjain sendiri. Hasilnya seperti ini. Kemudian saya cobakan di depan rumah. Waktu itu saya berinisiatif untuk menutup lubang di jalan depan rumah menggunakan cabluh (batuan kapur) menggunakan silinder. Alhamdulillah bisa," kata Sariman yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas dua Madrasah Tsanawiyah tersebut.Melihat hasil kerja tersebut, tetangga Sariman, Sugiyanto, mengajaknya mengerjakan pengaspalan di pengisian bahan bikir miliknya. "Saya ingin membantu supaya alat yang diciptakan mas Sariman bisa dikenal, karena kemarin hasilnya bagus," katanya.Sariman juga menceritakan kali pertama dirinya membuka usaha pembuatan bata merah di desa setempat. Lokasinya yang jauh dari jalan membuatnya berpikir untuk membuat sebuah mobil kecil yang dirakit untuk pekerjanya."Ada anak-anak yang kerja di situ dan saya mikir ya udah kerja saja, masukin batu dan pasir. Kemudian saya melihat ada mesin rotary traktor nganggur yang persenelingnya bisa maju-mundur," katanya.Seketika itu, dia teringat ada beberapa barang bekas yang dikumpulkan dalam waktu setahun. Kemudian ia berpikir ingin membuat barang yang berguna bagi semua orang. "Saya kepikiran ingin membuat silinder, karena di depan rumah jalannya berlubang dan dalam. Jadi butuh silinder untuk memperbaikinya," katanya.Percobaan tersebut pun dimulai. Namun, diakuinya, untuk percobaan pertama harus mengalami kegagalan lantaran kurang pemberat. "Gagalnya itu rodanya nggak bisa bergerak, karena slip. Kemudian, ada teman yang menyarankan untuk ditambahi dengan pasir di bagian pemberatnya dan ternyata bisa," jelasnya.Sasaran eksperimen pertama silindernya pun dimulai dari jalan berlubang di depan rumahnya. Sariman kemudian membeli cabluh (batuan kapur) untuk mengerjakan hasil eksperimennya tersebut. "Hasilnya cukup baik, semua lubang di depan rumah saya tertutup dan warga senang," kata pria yang mulai membuka usaha bengkel di depan rumahnya sejak tahun 2005.Samiran kemudian membeberkan beberapa mesin yang diraciknya menjadi silinder. "Kalau roda dua-duanya dari bekas pipa pertamina yang dibeli bekasan dan velg-nya dari velg mobil bekas carry," jelasnya.Untuk girboks didapatnya dari rotary traktor. Selain itu, mesin di depan silinder yang digunakan untuk menggetarkan jalan, berasal dari pompa air bekas. "Selain itu di bagian belakang menggunakan mesin bekas kompresor pompa angin," jelasnya.Kemudian untuk badan, dia menggunakan pelat bekas generator. Sariman menghitung, untuk membuat silinder sederhana tersebut menghasilkan dana Rp 15 juta.Kini Sariman sedang mengerjakan proyek pengaspalan di pengisian bahan bakar mini milik Sugiyanto di Desa Tambaksari. Menurut Sugiyanto, anggaran yang digunakan untuk menggunakan roller ciptaan Sariman jauh lebih murah dibanding menggunakan roller yang besar."Kalau yang besar itu sehari bisa mencapai Rp 2 juta, sedangkan dengan silinder buatan Sariman paling hanya Rp 600 ribu walau dua hari," jelasnya.
Sumerdana, pencipta tangan robotik dari rongsokan
I Wayan Sumerdana yang akrab disapa Tawan, ramai dibincangkan netizen. Bagaimana tidak, dalam kondisi tangan kirinya yang tak berfungsi, justru dia berusaha keras menciptakan tangan robot untuk digunakannya. Tawan pun dijuluki 'Iron Man in Bali'. Begitulah kemampuan yang dimiliki pria 31 tahun asal Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di Bali.Untuk mencari pemuda desa yang luar biasa ini tidaklah mudah. Selain melintasi perbukitan dan lembah, juga medan jalan aspal yang sangat licin."Desanya berada di ujung jalan Manggis," tutur salah seorang warga menunjukkan pada sebuah jurang berliku, Selasa (19/1) di Karangasem Bali.Katanya, setelah masuk Desa Manggis tidaklah sulit mencari tempat usaha bengkel milik Tawan.Tempat Tawan tinggal jauh dari hiruk pikuk kota. Bahkan akses internet pun sulit. Setidaknya, Tawan yang dijuluki sebagai Iron Man atau manusia robot ini karena dia mampu merancang sendiri robot penggerak tangan kirinya yang lumpuh. Katanya, semua ini berawal dari sebuah pemikiran untuk bisa tetap bertahan hidup."Maklum saat itu saya punya istri dan tiga orang anak," ungkapnya serambi menceritakan bagaimana proses pembuatan tangan robotnya.Akunya, dia memiliki tiga orang anak hasil pernikahannya dengan Ni Nengah Sudartini. Dengan bantuan alat yang dinamai robot EEG itu, tangan kiri Tawan yang lumpuh kemudian mampu digerakkan kembali seperti sediakala.Tawan mengaku bekerja di sebuah bengkel las yang terletak di tepi Jalan Candidasa, Tenganan Pegringsingan. Di tempat itu Tawan mengelas berbagai besi dari barang rongsokan, untuk dirancang menjadi berbagai perabot rumah tangga yang merupakan pesanan orang."Dengan robot itu, dia bisa bekerja. Kalau tanpa robot EEG itu, dia tak bisa bekerja," sahut Sudartini, sang istri.Sakit diidap Tawan ini sejak dirinya jatuh sakit sekitar enam bulan lalu. Dokter memvonis dia menderita stroke ringan, sehingga tangan kirinya lumpuh total. Namun, dokter merasa heran karena kadar kolesterol dan tekanan darahnya normal.Mengalami kondisi lumpuh sebelah, sempat membuat Tawan merasa stres. Apalagi dia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Istrinya tidak bekerja, sedangkan anaknya masih kecil-kecil.Lalu berbekal pengetahuannya tentang elektronik, dia pun mencari informasi dari Internet buat merancang alat sejenis robot yang bisa membantu menggerakkan tangan kirinya.Tawan sendiri merupakan lulusan Sekolah Teknik Mesin (STM) Rekayasa, Denpasar. Dia mengatakan, robot tersebut dirancang dari barang rongsokan yang berada di bengkelnya."Ada komponen dari sepeda motor, ada juga dari perangkat elektronik komputer rongsokan," bebernya.Dia sempat mencoba berbagai rancangan hingga lima kali percobaan. Cara terakhir yang dipakainya adalah robot jenis EEG."Alat ini belum sempurna, tetapi sudah lumayan membantu saya. Tanpa alat ini, saya sama sekali tidak bisa bekerja menggunakan tangan kiri. Namun dengan bantuan alat ini, mengangkat beban berat juga bisa. Dengan alat ini, kekuatannya jauh lebih besar," tambahnya.Diyakinkan Tawan, bahwa semua alat yang digunakannya adalah barang rongsokan semasa dia menjadi pemulung. Hanya alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru. Tak hanya itu, satu unit CPU komputer pun dipasang di bagian belakang tubuhnya sebagai penggerak dari sensor di kepala."Saya buat alat ini selama dua bulan. Saya buat sejak dua minggu begitu saya dinyatakan lumpuh. Setidaknya dengan ini bisa jadi bekal hidup saya menyekolahkan tiga anak laki-laki saya," harapnya menyudahi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah mereka gontai melihat kenyataan itu, mau tak mau pindah ke sepetak tanah di lokasi baru pemberian Pemda. Tanpa ganti rugi atas penggusuran tersebut.
Baca SelengkapnyaPameran ini ini menampilkan 47 karya-karya dari berbagai kelompok seniman, termasuk seniman dengan disabilitas.
Baca SelengkapnyaSelain punya wadah untuk memamerkan produk, para siswa juga bertemu dengan para pelaku seni dan usaha di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaAda kerja keras yang dilaluinya hingga berhasil mendapat gelar master dari kampus bergengsi dunia.
Baca SelengkapnyaAjang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca SelengkapnyaJokowi berjoget bersama ribuan pelajar Papua yang hadir di Istora.
Baca SelengkapnyaKutai Kertanegara secara giat mendorong generasi muda untuk berinovasi.
Baca SelengkapnyaTak hanya miliki kemampuan ciamik di dunia entertainment, deretan artis Indonesia ini ternyata pintar.
Baca SelengkapnyaJokowi gemar mengenakan kemeja putih. Bahkan, kemeja putih tersebut kini menjadi ciri khasnya dalam setiap kunjungannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan pertanyaan matematika kepada anak-anak di Papua
Baca SelengkapnyaJokowi bercerita dirinya memesan baju itu dua bulan lalu. Menurutnya, produk buatan anak-anak SMK tersebut cukup bagus.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com kembali menghadirkan Merdeka Awards sebagai ajang penghargaan kepada mereka yang telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan negeri dan kemanusiaan.
Baca Selengkapnya