Karyawan Dealer Gelapkan Rp1,9 M Uang Pengurusan STNK, Dipakai Wisata ke Singapura
Merdeka.com - Seorang karyawan sebuah dealer sepeda motor di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berinisial YS ditangkap karena dilaporkan menggelapkan uang pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Jumlah yang ditilap mencapai Rp1,9 miliar.
"Dia ini karyawan CV Trio Motor Sampit yang dipercaya menjadi perwakilan perusahaan untuk pengurusan surat kendaraan bermotor di Samsat. Ini diketahui terjadi pada 27 Desember 2019 sampai 5 Agustus 2020," kata Kapolres Kotawaringin Timur (Kotim) AKBP Abdoel Harris Jakin di Sampit, Senin (31/8) seperti dilansir Antara.
Jakin yang didampingi Wakapolres Kompol Abdul Aziz Septiadi dan Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Zaldy Kurniawan mengatakan, kasus ini terungkap ketika ada seorang konsumen yang komplain karena STNK sepeda motornya belum juga keluar padahal dia sudah lama membeli sepeda motor tersebut.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa tersangka kasus korupsi KONI Sumsel? Ketua Umum KONI Sumatra Selatan Hendri Zainuddin resmi ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus korupsi dana hibah KONI Sumsel tahun anggaran 2021 pada Senin (4/9).
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Bagaimana KPK menemukan mobil SYL? 'Tim Penyidik, kemarin 21 Maret 2024 menyita lagi satu unit mobil merk Mitsubishi Pajero Sport Dakar, warna putih beserta satu buah kunci remote mobil,' tutur Ali dalam keterangannya, Rabu (22/5).
-
Siapa tersangka korupsi timah yang terlibat dalam kasus ini? Video itu juga menampilkan tersangka korupsi timah yang menyeret suami artis Sandra Dewi, Hervey Moeis dan sosialita Helena Lim.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
Pihak perusahaan bingung karena saat memeriksa dalam sistem internal, tertulis laporan bahwa STNK sepeda motor tersebut sudah terbit. Kecurangan ini baru terungkap setelah pihak perusahaan memeriksa ke Samsat Kotawaringin Timur dan ternyata STNK sepeda motor itu ternyata belum didaftarkan sehingga belum keluar.
Kecurigaan pun muncul terhadap tersangka karena hanya dia yang selama ini dipercaya mengurus STNK sepeda motor yang dibeli konsumen. YS dipercaya mewakili perusahaan untuk pengurusan STNK sepeda motor ke Samsat Kotawaringin Timur dan Samsat Seruyan.
Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polres Kotawaringin Timur. Atas dasar laporan itu, pekan lalu polisi kemudian menangkap YS di tempat tinggalnya untuk menjalani proses hukum.
Polisi menemukan barang bukti di antaranya berupa 66 kwitansi dan daftar permohonan pengurusan STNK, hasil audit berkas pengurusan STNK, slip gaji tersangka, serta 872 berkas permohonan STNK yang belum didaftarkan ke Samsat.
"Perusahaan sudah mengeluarkan biaya pajak dan honor untuk mengurus itu, namun ada 872 permohonan STNK yang tidak diuruskan. Uang diambil tapi tidak didaftarkan ke Samsat, tetapi dipakai untuk keperluan pribadi dan hura-hura. Totalnya Rp1,9 miliar," tutur Jakin.
Untuk mengelabui, tersangka membuat laporan palsu untuk diunggah di sistem internal perusahaan, namun saat diperiksa ternyata nomor mesin sepeda motor itu belum terdaftar di Samsat.
Tersangka dijerat dengan Pasal 374 KUHPidana Jo Pasal 64 ayat 1 dengan ancaman tujuh tahun terkait dugaan penggelapan dalam jabatan. Sejauh ini tersangka mengaku melakukan aksinya seorang diri.
"Kami imbau masyarakat, kalau ada yang sudah lama membeli motor tapi suratnya belum jadi, silakan menghubungi CV Trio Motor Sampit atau Samsat. Mungkin masih ada korban lain. Kami masih telusuri dan dalami aset yang dibeli dari uang tersebut," ujar-nya.
Sementara itu YS saat ditanya Kapolres mengaku melakukan perbuatan itu sejak empat tahun terakhir. Uang itu digunakan bujangan ini untuk keperluan sehari-hari, jalan-jalan hingga ke Singapura serta keperluan lainnya.
Ketika ada konsumen yang komplain, dia kemudian mengembalikan uang-nya. Awal 2020 dia menyadari bahwa dia tidak bisa menutupi itu, namun banyak konsumen yang komplain sehingga dia kembali mengulangi perbuatan itu karena harus menutupi uang konsumen dengan sistem tambal sulam.
"Saya menyesal. Saya kembali melakukan itu karena untuk menutupi uang konsumen terdahulu sehingga ini terus terjadi," ujar YS. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyitaan terhadap satu unit minibus mewah milik eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca SelengkapnyaDari hasil penggeledahan, petugas menemukan sebanyak 675 unit sepeda motor yang siap dikirim ke luar negeri
Baca SelengkapnyaFuad Hasan Masyhur telah memenuhi panggilan pemeriksaan setelah sebelumnya mangkir.
Baca SelengkapnyaTersangka dalam kasus korupsi di Kementan itu sejauh ini baru SYL, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta
Baca SelengkapnyaKendaraan bermotor yang dititip parkir di gudang TNI berjumlah ratusan mobil dan motor
Baca SelengkapnyaSaat ini, Syahrul Yasin Limpo berada di kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo berharap asas praduga tak bersalah tetap dikedepankan dalam perkara yang diusut KPK tersebut.
Baca SelengkapnyaKPK Sita Dua Mobil dan Motor Mahal Milik SYL yang Disembunyikan
Baca SelengkapnyaSYL menyatakan menghargai kewenangan KPK yang telah mengumumkan status hukum dirinya sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSyahrul dan Hatta rencananya akan ditahan di rumah tahanan KPK.
Baca SelengkapnyaDari hasil penggeledahan di enam Tempat Kejadian Perkara (TKP), Bareskrim Polri menemukan 675 sepeda motor.
Baca SelengkapnyaSyahrul dan Hatta rencananya akan ditahan di rumah tahanan KPK selama 20 hari ke depan.
Baca Selengkapnya