Kasus Aktif Covid di Indonesia di Bawah Rata-Rata Dunia, Angka Positif Turun 4,5%
Merdeka.com - Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menuturkan, persentase kasus aktif Covid-19 di Indonesia berada di bawah rata-rata dunia. Pada hari ini, jumlah kasus aktif di Indonesia 60.685 atau 16,4 persen. Sementara itu, ada 10,4 juta kasus aktif di dunia atau 23,8 persen. Kasus aktif di Indonesia selisih 7 persen dengan kasus aktif di dunia.
"Kasus aktif dunia 23,8 persen. Sementara Indonesia 16,4 persen. Ini adalah kabar baik karena jumlah kasus sembuh di Indonesia sudah 322.248 orang hari ini," ujar Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal youtube BNPB Indonesia, Selasa sore (27/10).
Selain itu, Wiku menyatakan persentase kasus positif pada pekan ini turun 4,5 persen. Persentase kasus positif harus selalu ditekan setiap minggunya.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan jumlah kasus HIV di Jawa Tengah menurun? Dia menyebut temuan pada 2023 ini menurun dibanding 2022 kemarin. Sebab pada tahun sebelumnya tercatat ada 3.120 kasus.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Kasus Covid-19 di tingkat nasional cenderung menurun dari pekan sebelumnya. Penurunannya sebesar 4,5 persen. Ini adalah perkembangan ke arah lebih baik," ujarnya.
Kabar baik lainnya, yakni datang dari persentase kasus sembuh. Wiku memaparkan, kasus sembuh di dunia cenderung menurun dalam beberapa pekan terakhir. Namun, kasus sembuh Indonesia justru mengalami kenaikan. Persentase kesembuhan Indonesia sebesar 81,3 persen, sementara persentase kesembuhan dunia hanya 73, 5 persen.
Dari kondisi ini Wiku semakin optimistis Indonesia bisa segera menekan jumlah kasus positif dan kematian akibat Covid-19. Bahkan dia yakin kasus kematian bisa ditekan sampai nol kasus.
"Persentase kasus sembuh di dunia cenderung menurun, sedangkan di Indonesia meningkat. Ini juga kabar baik yang harus dipertahankan. Sehingga angka kesembuhan bisa naik terus dan tidak ada lagi yang meninggal," tegasnya.
Meskipun persentase kasus aktif Indonesia di bawah rata-rata dunia, namun persentase kasus kematian masih di atas angka dunia. Per 27 Oktober 2020, sebanyak 13.512 warga Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19. Persentase kematian menjadi 3,4 persen. Angka ini masih di atas persentase kematian dunia yang hanya 2,6 persen.
Wiku mengajak masyarakat Indonesia untuk menurunkan persentase kematian agar berada di bawah angka dunia. Cara menurunkannya, yakni dengan menekan penambahan kasus positif. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak keluar rumah pada libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Rabu (28/10) hingga Minggu (1/11) mendatang.
"Kami mohon kesiapsiagaannya untuk mengantisipasi timbulnya klaster libur panjang. Bagi masyarakat kami imbau dengan sangat untuk berlibur di rumah saja," ujarnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaData IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya