Kasus Balita Dianiaya Bibi di Tangsel Terungkap Berkat Kejelian Guru
Merdeka.com - Kasus penganiayaan yang dialami balita BM (4) di Villa Bintaro Regency, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), masih ditangani polisi. Perbuatan bibi korban, EW, ternyata terbongkar berkat kejelian guru balita itu.
Kronologi mendalam mengenai terbongkarnya peristiwa itu dipaparkan anggota Satgas Perempuan dan Anak Kelurahan Pondok Kacang Timur, berinisial N. Dia menjelaskan, aksi kekerasan itu terungkap karena perhatian dan kejelian pendidik (guru) Taman Kanak-kanak tempat korban belajar. Sang guru melihat luka di bagian tubuh balita laki-laki itu.
"Dilaporkan pertama itu Kamis 19 Agustus jam 3 sore, dilaporkan oleh pendidik. Pertama bukan dapat keterangan dari pengasuh, tapi si guru ini melihat ada luka di korban. Kemudian guru curiga dan dalam seminggu ada tiga luka di tubuh korban," jelas N, Minggu (22/8).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Sang guru terus memperhatikan kondisi fisik BM. Akhirnya dia pun mendapat cerita kalau luka itu akibat pemukulan yang dilakukan bibi korban.
"Ditanya guru, dia jawab 'aku dipukul mama pakai sapu putih'. Ini menurut versi guru yang lapor ke Tim Satgas Perempuan dan Anak kelurahan," katanya.
Luka pada tubuh balita BM kemudian diobati gurunya. Dia juga menanyakan lebih dalam pengasuhan BM selama di rumah kepada baby sitter (pengasuh) berinisial S.
"Tapi baby sitter (S) berpesan ke gurunya, kalau mau ambil tindakan, setelah dia resign. Mungkin dia takut atau apa, karena kan dia kerja sama pelaku," jelas N.
Dari cerita dan pendalaman itu, S kemudian memperlihatkan video tindak kekerasan yang dilakukan sang majikan EW terhadap korban. Sang guru kemudian mendatangi Satgas Perempuan dan Anak tingkat kelurahan untuk berkonsultasi.
"Sebenarnya niat pendidik konsultasi ke Satgas Anak, tapi setelah kita lihat video. Ini bukan musyawarah lagi, ini kasus kriminal sampai kemudian rapat bersama Sekretaris Kelurahan dan Binamas Polsek Pondok Aren sampai malam. Kemudian kami melapor ke Polres Tangsel," ucap dia.
Belajar dari kasus itu, N berpesan kepada masyarakat untuk tidak segan dan takut melapor jika terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak - anak di lingkungan tempat tinggal mereka.
"Kita berharap warga tidak takut untuk melaporkan ke satgas perlindungan anak kelurahan Pd Kacang Timur. Kami Satgas tidak bisa berbuat tanpa bantuan warga," ungkap dia.
Video Direkam Pengasuh
Tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan EW terhadap keponakannya BM terbilang sadis. Selain membanting korban dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas, dia juga menekan badan balita itu dengan lutut. Perempuan itu bahkan mendorong sendok ke mulut korban, hanya karena balita itu susah makan dan lambat mengunyah makanan yang disuapi.
N mengaku tak tahu menahu siapa yang mengedarkan video aksi kekerasan yang dilakukan pelaku. Video kekerasan yang dilakukan EW terhadap BM memang sengaja direkam S, pengasuh BM.
"Ada dua video, yang pertama itu yang sekarang. Kedua (video) itu saya juga engga melihat. Karena kan itu di penyidik," jelas N.
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari penyidik, video kedua yang dijadikan pelapor sebagai barang bukti itu juga memperlihatkan aksi penganiayaan pelaku terhadap BM. Perlakukan yang diterima balita itu bahkan lebih sadis.
"Video kedua itu, BM sedang tengkurap dan diinjak pakai lutut," jelasnya.
Akibatnya penganiayaan itu, BM mengalami lebam pada bagian tubuhnya. Tulang bagian belakangnya diduga bengkok karena penganiayaan yang diterimanya.
"Parah, bagian badan, badan belakang. Kalau kita lihat tulang ekor belakang agak bengkok. Tapi kita engga bisa memastikan itu kenapa," jelasnya.
Dari keterangan yang diperoleh dari penyidik Polres, aksi kekerasan EW itu dipicu kekesalan pelaku terhadap korban yang susah makan.
"Dia enggak mau makan, makanya lambat. Terus korban tengkurap dan ditekan lutut pelaku dan sendoknya dimasukkan ke dalam mulut, dijejelin makanannya. Menurut versi Polres," jelas dia.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak orang tua telah mengecek rekaman CCTV di daycare itu dan mendapati anaknya telah dianiaya.
Baca SelengkapnyaVideo balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaKorban balita akhirnya diselamatkan oleh tetangga.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaaan, EL mengalami patah tulang dan sendi bahu bergeser.
Baca Selengkapnya"Iya benar, pelaku telah diamankan oleh Polres Metro Depok," kata Ade Ary kepada wartawan, Rabu (31/7) malam.
Baca SelengkapnyaPolisi yang mendapat laporan pencabulan tersebut menangkap pelaku dan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPemulihan psikologis dilakukan dengan koordinasi bersama Biro SDM Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaViral aksi bejat seorang wanita melakukan pelecehan seksual terhadap seorang balita.
Baca SelengkapnyaSaat ini guru silat bernama Baharudin (56) itu ditahan polisi untuk kepentingan penyidikan.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku tindakannya berawal dari chat dirinya dengan korban pada November hingga Desember 2022.
Baca SelengkapnyaDikatakan bahwa pihak sekolah yang diperiksa tersebut mulai kepala sekolah, guru, hingga sejumlah murid yang merupakan rekan korban.
Baca Selengkapnya