Kasus Corona di Bali Meningkat, Dinkes Sebut karena Banyak Upacara Adat
Merdeka.com - Kasus Covid-19 di Provinsi Bali mengalami peningkatan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya mengatakan, bahwa semua daerah memiliki risiko terjadinya lonjakan kasus dan hal itu terjadi setelah libur panjang.
"Prosesnya setelah libur panjang itu. Karena, kalau libur panjang itu potensi untuk orang berkerumun akan lebih meningkat, potensi penularan juga akan meningkat," kata Suarjaya di Denpasar, Selasa (1/12).
Libur panjang dimulai tanggal 28 Oktober hingga sampai 1 November 2020. Satu hingga dua Minggu kemudian kasus Corona di Bali tidak meningkat. Namun setelah itu baru ada peningkatan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Kenapa penderita TBC di Cianjur meningkat? Berdasarkan catatannya, kasus TBC di Kabupaten Cianjur pada 2021 sebanyak 4.643, lalu di 2022 menjadi 7.107 dan di 2023 per Januari sampai Juli terdapat 3.403 kasus.
-
Kenapa kasus kanker di Indonesia meningkat? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
"Dalam satu (atau) dua Minggu libur panjang ternyata (kasus Covid-19) di Bali tidak meningkat. Tapi setelah itu naik. kenapa itu terjadi, analisis kami itu pertama karena banyak upacara adat di Bali," ujarnya.
Dia menegaskan, angka Covid-19 justru turun pada libur panjang 28 Oktober-1 November hingga dua pekan berikutnya. Menurutnya lonjakan kasus Covid-19 di Bali berasal dari upacara adat, agama, rumah sakit dan perkantoran termasuk petugas KPPS.
"Kenyataan seperti itu, banyak upacara adat, kita tau ada musim orang kawin, ada orang ngaben dan sebagainya. Kita lihat tidak semuanya disiplin. Dan kebetulan banyak yang OTG, kita melakukan peningkatan tracing dan testing yang di perkantoran kita tracing, di rumah sakit, nakes kita tracing termasuk KPPS Pilkada di Bali ini," ujarnya.
Sementara itu, saat dilakukan tracing maka lebih banyak yang ditemukan terpapar Covid-19 dan akhirnya angka Covid-19 di Bali bertambah lagi.
"Ketemu di sana banyak, tapi saya tidak menyalahkan siapa karena fenomenanya seperti itu. Kemudian, kita melakukan tracing lagi kepada orang yang positif, ternyata nyambungnya banyak. Jadi orang yang positif pada saat tracing awal ini setelah dilakukan kontak erat dan ternyata nambah lagi," ujarnya.
"Akhirnya, pada mulai Minggu ke tiga setelah liburan naik kasusnya sedikit, tapi tidak terlalu signifikan tidak seperti yang di bulan September tapi ada kenaikan," ujar Suarjaya.
Untuk diketahui, kasus Covid-19 di Bali pada Senin (30/11) mencapai 14.027 orang. Yaitu 12.701 orang di antaranya sembuh, 432 orang meninggal dan 894 orang masih dirawat di 17 rumah sakit rujukan dan gedung karantina.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa kasus Covid-19 di Bali naik.
Berdasarkan data, kasus di Bali terkonfirmasi positif naik dari 386 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020 menjadi 823 kasus pada 25-30 November 2020. Hal tersebut disampaikan di dalam rapat Koordinasi (Rakor) Virtual Penanganan Covid-19.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaKasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnya