Kasus Covid-19 Meningkat, DPRD DIY Minta Danais Digunakan untuk Kesehatan
Merdeka.com - Angka kasus Covid-19 di DIY terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, total jumlah kematian sejak 1 hingga 3 Januari 2021 tercatat ada 28 orang. Sedangkan keseluruhan kematian di DIY tercatat 288 kasus dari jumlah total 12.897 kasus.
Menanggapi lonjakan kasus ini, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, RB Dwi Wahyu meminta kepada Pemda DIY untuk melakukan evaluasi. Termasuk evaluasi berkaitan dengan pembiayaan penanganan Covid-19.
Dwi menilai jika pendapatan dalam APBD DIY tahun ini dipastikan mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Dwi menyebut bahwa di tengah kondisi penurunan pendapatan APBD, DIY masih memiliki sumber dana pasti dari pemerintah pusat senilai Rp 1,32 triliun yang dialokasikan melalui Dana Keistimewaan (Danais).
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa angka DBD di Indonesia terus meningkat? Demam berdarah dengue terus menjadi beban serius di Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus dilaporkan di seluruh negeri, menyebabkan beban yang signifikan pada sistem kesehatan.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
"Danais ini sangat bisa digunakan untuk menambal ABPD kita yang bolong tahun ini. Pendapatan dengan adanya pandemi ini jelas mengalami penurunan drastis sehingga sumber dana yang sangat seksi Danais bisa digunakan secara optimal untuk DIY tahun ini," ujar Dwi, Senin (4/1).
Politisi PDI Perjuangan ini menilai bahwa Danais sangat dimungkinkan untuk diakses oleh sektor kesehatan dan pendidikan. Terlebih, kata Dwi, hampir semua kegiatan masyarakat di DIY bila ditarik garis lurus ke atas akan bersinggungan dengan kebudayaan yang merupakan salah satu pilar Keistimewaan DIY.
"Sangat mungkin dioptimalkan untuk kesehatan dan perekonomian. Saya bukan lagi bicara festival, video atau apapun yang ecek-ecek lho ya, tapi sesuatu yang lebih esensi dan bermanfaat untuk masyarakat. Saya kira bisa dimaksimalkan," tegas Dwi.
Dwi mengingatkan bahwa sejak tahun lalu, Pemda DIY telah mengubah nomenklatur penamaan lembaga-lembaga. Diantaranya mengganti nama Kecamatan menjadi Kapanewon atau Kemantren. Kemudian mengganti nama kelurahan menjadi kalurahan.
Pergantian nama ini disebut Dwi diatur dalam UU Keistimewaan DIY. Sehingga seharusnya segala urusan termasuk kesehatan dan ekonomi yang diurusi kapanewon dan kalurahan itu bisa dibiayai dengan dana keistimewaan.
"Kelurahan/kecamatan di Yogya sudah berbasis UU keistimewaan, konsekuensinya ada pembiayaan danais di situ. Jangan lagi dipakai untuk kegiatan remeh temeh, " papar Dwi.
Dwi pun mengingatkan agar Dinas yang bersangkutan dengan Danais bisa melakukan kegiatan yang terukur. Termasuk siapa yang layak menjadi penerima Danais.
"Perlu evaluasi bersama. Jangan sampai ada kesan Danais tidak jelas, harus dioptimalkan jangan untuk remeh temeh, tapi terukur penggunaannya," urai Dwi.
Terpisah, aktivis Jogja Corruption Watch, Baharuddin Kamba meminta pengelolaan Danais tak lagi bicara soal serapan namun sudah berbicara pada level kualitas program dan manfaat untuk masyarakat.
"Harusnya bukan lagi bicara serapan ya, tapi kualitas. Kemudian juga jangan hanya diakses orang-orang tertentu saja, tapi lebih luas lagi agar kemanfaatannya benar-benar terasa. Namun yang juga sangat penting adalah pengawasan pengelolaannya. Kami mendukung apabila KPK rutin melakukan pengawasan penggunaan Danais ini," papar Kamba.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaData Kemenkes per 14 April 2024 menunjukkan ada 62.001 pasien DBD dengan jumlah kematian 475 orang meninggal dunia.
Baca Selengkapnya