Kasus Dana Otsus Aceh, model Steffy Burase siap penuhi panggilan KPK
Merdeka.com - Kasus suap pengalokasian dana otonomi khusus (Otsus) Aceh tahun anggaran 2018, membuat model Fanny Steffy Burase harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK berencana meminta kesaksiannya pada Rabu (18/7) besok.
"Insya Allah klien saya (Steffy Burase) akan hadir. Kami akan mendampingi, kami meminta klien kami untuk kooperatif," ujar penasihat hukum Steffy, Fahri Timur saat dikonfirmasi, Selasa (17/7).
Fahri menyebut, kliennya sudah menerima surat pemanggilan pemeriksaan penyidik KPK pada pekan lalu. Menurut Firman, penyidik KPK mengirimkan surat pemanggilan ke kediaman Steffy di Jakarta.
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
-
Dimana Gubernur Sumbar minta bantuan dana? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam.
-
Siapa yang menerima suap? Gratifikasi yang diterima Iswaran dalam rangka penyelenggaraan Grand Prix Formula 1 di Singapura.
-
Bagaimana Arief mendapatkan dana untuk Griya Lansia? 'Terbesit ide mendirikan panti kecil-kecilan, karena ada temuan (dhuafa), kita tidak bisa menolong karena tidak punya tempat,' ungkap Arief.
-
Bagaimana KPK mengusut kasus suap dana hibah Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. 'Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti,' ujar Alex.
-
Siapa yang menolak uang suap ratusan juta? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
"Klien saya memang tinggal di Jakarta. Dan besok sesuai dengan surat pemanggilan kami akan datang ke KPK pukul 10.00 WIB," kata dia.
Fahri mengatakan, kliennya akan memberikan keterangan seputar pengetahuannya tentang dana otsus Aceh. Meski menurut Fahri, kliennya tersebut tak mengetahui soal adanya dugaan suap yang diterima oleh Gubernur Aceh Irwandi dari Bupati Bener Meriah Ahmadi.
"Ya kalau melihat undangan kan akan dimintai keterangan seputar dana otsus itu. Ya kita lihat besok saja akan seperti apa dengan penyidik. Intinya kami akan kooperatif sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Mbak Steffy tidak ke mana-mana, dia ada di Jakarta," kata Fahri.
Steffy tak tahu telah dicegah
Dalam kesempatan yang sama, Fahri menegaskan tak tahu jika kliennya telah dicegah bepergian keluar negeri oleh KPK. Dia justru baru tahu dari pemberitaan di media.
"Kami belum tahu. Kami belum menerima surat resmi soal pencegahan ke luar negeri untuk klien saya," ujar Fahri.
Sepengetahuannya, Steffy belum menerima surat tersebut dari pihak Ditjen Imigrasi Kemenkumham.
"Ya, makanya kami juga akan mempertanyakan kebenaran soal pencegahan ke luar negeri, besok," kata Fahri.
Pertemuan Steffy dan Irwandi Yusuf
Soal keakraban Steffy dan Gubernur Aceh nonaktif, Irwandi Yusuf, dia menjelaskan pertemuan mereka sebelum terjadi penangkapan hanya untuk membahas ajang Aceh International Marathon yang akan digelar di Sabang pada 29 Juli 2018 mendatang.
"Ya kalau bertemu memang ada SK-nya. Kan dia (Steffy) panitia kan. Bertemunya dalam lingkup umum," tegas Fahri.
Fahri memastikan, pertemuan antara kliennya dengan Gubernur Irwandi tak ada sangkut pautnya dengan dugaan suap terkait alokasi dana otonomi khusus (otsus) Aceh tahun anggaran 2018.
"Posisi klien kami sebagai apa? Hanya sebatas panitia saja. Klien kami diminta untuk menunjukkan bahwa Aceh itu tidak hanya terkesan konflik saja," kata Fahri.
Menurut Fahri, Steffy dijadikan tenaga ahli dalam ajang tersebut untuk menarik minat masyarakat luar negeri terhadap ajang Aceh International Marathon 2018.
"Klien kami kan memiliki komunitas. Jadi diminta memang untuk mempromosikan ke luar negeri," kata Fahri.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Saya tidak pernah reimburse Yang Mulia," kata Andi Tenri Bilang.
Baca SelengkapnyaPutri Indonesia 2022 mengakui menerima uang Rp200 juta dari terdakwa mantan Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba (AGK).
Baca SelengkapnyaPihak Kejaksaan Agung telah membantah kabar kedekatan Celine Evangelista dengan Jaksa Agung.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali diperiksa penyidik KPK terkait dugaan pemotongan dan penerimaan dana insentif ASN di lingkungan BPPD Sidoarjo, Jumat (16/2).
Baca SelengkapnyaKasus tersebut bermula dari KPK mengembangkan kasus dugaan suap proyek di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara yang menjerat Abdul Gafur Masud.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menepis isu dugaan korupsi Formula E yang menyeret nama mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaFebrie mengatakan dari pemeriksaan itu, penyidik ingin mengetahui sejauh mana tata niaga timah ini yang dikelola.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Mbak Ita dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait kasus korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaAwal mula dugaan itu diketahui saat muncul surat pemanggilan terhadap sopir Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaDinar Candy mengatakan bahwa dirinya memenuhi panggilan penyidik Polda Jambi yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaPenasihat Hukum Firli Bahuri mengklarifikasi aset milik kliennya yang tidak terdaftar di LHKPN
Baca SelengkapnyaPenyidik belum ada rencana untuk memanggil Bobby dan Kahiyang.
Baca Selengkapnya