Kasus di Tolikara harus diselesaikan dengan arif
Merdeka.com - Pangdam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo menegaskan, diperlukan sikap arif dalam menyelesaikan kasus di Tolikara, Papua. Selain itu, perlu dikedepankan kekeluargaan serta membangun toleransi beragama untuk mempertahankan keutuhan NKRI.
"Apapun agamanya, kita terus bersatu dalam mempertahankan NKRI," tegas Agus di Polda Metro Jaya, Selasa (21/7).
Agus menambahkan, penanganan terhadap kasus ini adalah komunikasi. Di samping itu diperlukan tindakan preventif secara intensif.
-
Bagaimana Masjid Al-Akbar menjaga kerukunan antar umat beragama? Kerja sama dengan pihak gereja antara lain dalam hal parkir. Kalau Idulfitri, parkir di Masjid Al-Akbar tidak cukup, sehingga perlu lokasi parkir cadangan dengan meminjam halaman gereja. Sebaliknya kalau gereja punya acara besar juga bisa pinjam parkir di Masjid Al-Akbar.
-
Bagaimana rakyat Indonesia menjaga persatuan? Dengan keanekaragaman suku dan budaya yang dimiliki, masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk kesatuan dalam perbedaan.
-
Bagaimana kerukunan umat beragama di Sekar Gadung? Mereka semua hidup damai tanpa konflik.
-
Bagaimana Masjid Agung Banten bertahan sampai sekarang? Mereka kompak mendesain dan mengerjakan Masjid Agung Banten sehingga mampu bertahan hingga sekarang.
-
Apa itu Masjid Saka Tunggal? Di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kebumen, ada sebuah masjid bersejarah yang unik. Bangunan masjid itu hanya ditopang satu tiang penyangga. Walau begitu, bangunan itu tetap kokoh berdiri. Padahal konon masjid itu adalah yang tertua di Kabupaten Kebumen.
-
Dimana letak Masjid Agung? Berada di kawasan Kota Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu destinasi yang banyak disinggahi oleh para wisatawan.
"Ibaratnya petasan itu sumbunya. Sumbunya dinyalakan dan panjang, lama lama petasan meledak. Karena itu kita sama sama padamkan sumbu api tadi," tuturnya.
Agus berharap, semua lapisan masyarakat maupun penyelenggara negara harus mengutamakan kepentingan nasional. Menurutnya, banyak kelompok tertentu yang membuat skenario kerusuhan.
"Kita tidak boleh terpancing dengan hal hal seperti itu dan mereka yang membuat skenario ini terjadi di mana mana," ujarnya.
Jika kerusuhan terus terjadi di negeri ini, secara otomatis citra bangsa akan menurun dan tidak menutup kemungkinan Indonesia akan hancur di mata dunia. "Bisa jadi, kita jadi tamu di rumah sendiri," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Baca SelengkapnyaPemilu sebagai pesta demokrasi dihadapi dengan bahagia dan senang.
Baca SelengkapnyaKebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaAndika mengakui, tekanan terhadap aparat negara agar membantu salah satu calon tertentu pasti ada.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaAria Bima masih meyakini dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait netralitas ASN, TNI dan Polri
Baca SelengkapnyaWakapolri menegaskan komitmen Polri dalam menjaga keharmonisan dan persatuan antar berbagai kelompok etnis dan agama di Indonesia.
Baca Selengkapnya