Kasus Dugaan Jenazah Hidup lagi, Keluarga Tidak Bisa Tunjukkan Surat Kematian
Merdeka.com - Kasus diduga jenazah hidup lagi di Kabupaten Bogor menyisakan keganjilan. Keluarga tidak mampu menunjukkan surat keterangan kematian US (40), rohaniawan Konghucu yang juga warga Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Dia dikabarkan hidup lagi setelah sempat diklaim meninggal dunia dan sempat dimasukkan ke peti jenazah.
"Kami sudah minta keluarga menunjukkan surat kematian, tapi yang bersangkutan (keluarga) belum bisa menunjukkan," kata Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin, Selasa (15/11).
Iman mengakui, pihaknya menemukan sejumlah fakta lain terkait klaim keluarga yang menyatakan bahwa US dinyatakan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Jakarta, sebelum diantar ke Bogor dengan mobil ambulans di dalam peti jenazah.
-
Apa isi kuburan misterius di Bogor? “Dan ternyata setelah kami ke sini mendapat laporan dari Bhabinkamtibmas, kuburan itu berisi seekor kucing. Memang yang punya kucing menyampaikan bahwa mereka memelihara kucing dalam keadaan hamil, lalu meninggal, dan dikuburkan di lahan kosong yang ada,“
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Apa yang spesial dari makam di Kebun Raya Bogor? Ada satu nisan yang menarik perhatian.
-
Mayat yang ditemukan itu siapa? 'Terhadap jenazah sudah teridentifikasi dan pengecekan formil oleh penyidik dan diketahui korban inisial N jenis kelamin perempuan dan tinggal di Kecamatan Cikupa,' kata Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Kompol Arief Nazarudin dikonfirmasi, Selasa (12/11).
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Di mana lokasi kuburan yang viral itu? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
"Tidak ada (rumah sakit). Supir ambulans juga sudah kira periksa. Informasi awal dari istri, informasikan ke keluarga, lalu yang bawa dan jemput itu istrinya. Tapi kami temukan fakta lain dari keterangan saksi yang ada. Saat ini sedang pendalaman antara satu keterangan dengan keterangan lainnya," tegas Iman.
Mengenai informasi peti jenazah diterbangkan dari Semarang, Jawa Tengah ke Bogor, Iman menegaskan pihaknya telah memeriksa riwayat penerbangan beberapa hari terakhir bahwa tidak ada penerbangan yang membawa jenazah dari Semarang.
Iman juga menampik adanya dugaan mati suri terhadap US. Pasalnya, keluarga atau istri tidak mampu menunjukkan surat kematian US. "Kami sudah minta surat keterangan kematian, yang bersangkutan belum bisa menunjukkan," jelas Iman.
Menurut Iman, saat ini US masih dalam perawatan di RSUD Kota Bogor dan dalam kondisi stabil. "Akan dilakukan pemeriksa terhadap yang bersangkutan. Menunggu kondisi kembali ke rumah, kalau sudah stabil betul termasuk keluarga yang berhubungan langsung dengan beliau," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AR (38) ditemukan tewas mengambang siang tadi oleh dua saksi mata
Baca SelengkapnyaPolisi belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya pria tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses identifikasi masih berlangsung oleh tim RS Cipto Mangunkusumo.
Baca SelengkapnyaPolda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaKepolisian belum dapat memberikan keterangan lebih pasti perihal motif dari kematian suami istri tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyebab kematian kedua korban masih diselidiki dengan autopsi dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaRN sudah tidak bernyawa dengan kondisi seutas tali tambang melilit di bagian leher korban
Baca SelengkapnyaPolisi tengah memburu pelaku pembongkaran makam remaja putri tersebut
Baca SelengkapnyaMakam Mahasiswi Baru Meninggal Dibongkar, Polisi Buru Pelaku
Baca SelengkapnyaPenganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca Selengkapnya