Kasus Dugaan Penganiayaan, Kepala SMA Semi Militer Ngaku Tak Tahu Ada Pemukulan
Merdeka.com - Penyidik terus mendalami kasus dugaan penganiayaan yang dialami siswa baru SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, WJ (14). Korban tewas setelah mendapat perawatan di rumah sakit selama enam hari.
Kali ini, giliran pimpinan sekolah itu, Tarmizi Endrianto, yang diperiksa polisi, Rabu (24/7). Pemeriksaan ini untuk kedua kalinya terkait pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS) yang menyebabkan dua peserta tewas.
Usai diperiksa, Tarmizi membantah adanya kekerasan fisik terhadap peserta MOS. Jika pun ada pemukulan, dia mengaku tidak mengetahuinya.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Tidak tahu ada pemukulan karena diharamkan selama kegiatan untuk kontak fisik," ungkap Tarmizi.
Sementara status tersangka Obby Frisman Arkataku (24), Tarmizi menyebut hanya sebagai pembina pembantu. Pihaknya melibatkan TNI dalam bentuk kerjasama sebagai pembina.
"Pembinaan sebenarnya sudah diserahkan ke ahli dari TNI," ujarnya.
Meski tengah berhadapan dengan hukum, Tarmizi mengatakan proses belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa. Pihaknya menyerahkan kasus ini ke polisi sepenuhnya.
"Tidak terganggu, aktivitas tetap berjalan lancar," kata dia.
Diketahui, WJ meninggal dunia setelah koma enam hari di RS Charitas Palembang, Jumat (19/7) malam. Dia mengalami usus terbelit diduga akibat kekerasan hingga dilakukan operasi.
Keluarga langsung melaporkan kasus ini ke polisi. Sebelumnya, nasib yang sama juga dialami siswa berinisial DBJ (14). Dia tewas dengan luka benturan akibat benda tumpul di kepala, Sabtu (13/7). Dalam kasus DBJ, polisi menetapkan Obby Frisman Arkataku (24) yang merupakan pembina korban sebagai tersangka.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasan itu disampaikan Agung, mengingat Henri yang merupakan Anggota TNI Aktif.
Baca SelengkapnyaPangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaSupriyani akan menghadapi persidangan pada Kamis (24/10) besok. Namun, sejak semalam penahanannya ditangguhkan.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran TNI tidak ditemukan hubungan antara perwira tinggi TNI AD dengan Y.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaAipda R diduga melakukan penembakan terhadap siswa SMKN 4 Semarang, GRO (17) pada Minggu (24/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusri, proses penyelidikan itu sebagaimana laporan dari pihak keluarga soal dugaan tersebut yang telah diterima Pomdam I/Bukit Barisan (BB).
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaMeski sempat ada indikasi gangguan, tetapi Candra memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Baca SelengkapnyaKasus ini viral usai pihak kejaksaan melakukan penahanan terhadap Supriyani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kendar
Baca Selengkapnya