Kasus Harian Covid-19 di Kulon Progo Mulai Turun
Merdeka.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kulon Progo menyatakan perkembangan penambahan kasus harian COVID-19 di daerah itu pada Sabtu (21/8) dan Minggu (22/8) mulai mengalami penurunan di bawah 100 kasus. Ini dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dan percepatan vaksinasi di wilayah ini.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin, mengatakan pada Sabtu (21/8), penambahan kasus baru COVID-19 sebanyak 76 kasus, dan Minggu (22/8) bertambah 44 kasus baru.
"Dua hari terakhir ada kecenderungan penambahan kasus harian COVID-19 di Kulon Progo mengalami penurunan. Semoga kasus COVID-19 segera dapat diatasi," katanya dilansir Antara, Senin (23/8).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kulon Progo, total kasus COVID-19 di Kulon Progo selama pandemi sebanyak 20.654 kasus, dengan rincian 1.440 isolasi, 18.821 selesai isolasi, 393 meninggal dunia. Kemudian, lima dari 12 kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi selama pandemi, yakni Kecamatan Pengasih sebanyak 2.525 kasus, Sentolo 2.411 kasus, Galur 2.171 kasus, Panjatan 2.037 kasus, dan Wates 2.028 kasus.
"Kecamatan dengan peningkatan kasus tertinggi ada di Pengasih, Sentolo, Galur dan Panjatan. Kecamatan Wates yang sejak awal menampati posisi pertama, tapi mulai Juli selalu di bawah empat kecamatan tersebut, sedangkan kecamatan lainnya penambahan tidak sebanyak di wilayah tersebut," katanya.
Ia juga mengatakan sejak pertengahan Agustus zona kuning dan zona merah Rukun Tetangga terus mengalami penurunan. Bahkan dalam beberapa hari terakhir RT yang berstatus zona merah sudah nol RT. Sebelumnya, zona merah RT di atas 10 RT.
"Penurunan kasus di Kulon Progo berbanding lurus dengan kondisi zona di masing-masing RT. Kami optimistis ketaatan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan akan mempercepat penurunan penambahan COVID-19 di Kulon Progo," kata Baning Rahayujati.
Sebelumnya, Sekda Kulon Progo Astungkara mengatakan selain tes usap PCR sebagai landasan seseorang dinyatakan positif COVID-19, sekarang hasil rapid antigen reaktif, maka sudah dianggap positif. Sehingga penambahan kasus harian positif COVID-19 pada Juni dan Juli di Kulon Progo sangat tinggi.
Hal ini dikarenakan dikejar 3T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Untuk itu, ring satu dan ring dua yang memiliki kontak erat dengan terkonfirmasi harus segera ditracing. Kalau harus menunggu hasil laboratorium selama lima hari, baru ketahuan, maka terkonfirmasi sudah kemana-kemana dan menyebarkan virus ke orang lain.
"Untuk itu, disarankan bagi mereka yang rapid antigen hasilnya reaktif, kami minta langsung melakukan isolasi mandiri," demikian Astungkara.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnya