Kasus M Kece, Ketum Muhammadiyah Minta Masyarakat Percayakan Penanganan ke Polisi
Merdeka.com - Bareskrim Mabes Polri menangkap dan menetapkan Muhammad Kece sebagai tersangka terkait dugaan penistaan agama. Muhammad Kece ditangkap di Bali.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pun angkat bicara. Haedar mengapresiasi langkah petugas kepolisian yang menangkap Muhammad Kece.
"Ini (kasus Muhammad Kece) sudah ditangani kepolisian. Kami ucapkan terimakasih pada Kabareskrim dan Kepolisian yang menangani kasus ini," kata Haedar, Rabu (25/8) di Kampus UNISA.
-
Bagaimana Fahad Haydra menjadi populer di media sosial? Sebelumnya, Fahad pernah viral di media sosial lantaran unggahan video saat dance di akun TikTok yang ditonton hingga 3,8 juta.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Bagaimana cara Ad Hanafiah berinteraksi di media? Ad Hanafiah adalah figur yang jarang muncul di media, bahkan jejaknya di media sosial pun sulit ditemukan.
-
Mengapa kata-kata tentang kemerdekaan dibagikan di media sosial? Dengan membagikan kata-kata tentang kemerdekaan, kita dapat menghidupkan kembali semangat perjuangan para pahlawan.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
Haedar meminta masyarakat untuk tenang dalam menyikapi kasus Muhammad Kece ini. Haedar juga meminta agar masyarakat memercayakan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.
"Masyarakat untuk tetap tenang. Wajar dan jangan mengeneralisasi jadi hubungan yang membawa ke aspek primordial. Biarlah kasus sudah ditangani secara hukum," terang Haedar.
Haedar menuturkan bahwa maraknya kasus penistaan agama tak bisa lepas dari perkembangan media sosial. Media sosial disebut Haedar mendukung kebebasan berekspresi seseorang.
Hanya saja Haedar mewanti-wanti dalam menyampaikan kebebasan berekspresi melalui media sosial harus dipandu dengan nilai-nilai dan perilaku keIndonesiaan.
"Perkembangan media sosial cenderung pada kebebasan berekspresi. Tetapi kita sebagai bangsa, kita punya Pancasila, kebudayaan dan punya agama. Maka kebebasan ekspresi dan termasuk media sosial harus kita pandu dengan nilai dan perilaku keIndonesiaan yang moderat," pungkas Haedar.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaPerlu adanya upaya penyuluhan kepada para pengurus terkait hal tersebut.
Baca SelengkapnyaSelain literasi digital, Khofifah mengatakan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter.
Baca SelengkapnyaBupati Kendal Buka Layanan Aduan di Medsos, Pengamat: Artinya Ingin Dekat dengan Rakyatnya
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan media sosial
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaMenkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, penangkapan pelaku pengancaman tersebut setidaknya memberikan pelajaran kepada siapa saja yang melakukan hal serupa.
Baca SelengkapnyaHal ini juga berpotensi membuat masyarakat menghakimi orang-orang atau yang belum tentu bersalah.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir meminta para pihak yang belum bisa menerima hasil proses Pemilu 2024 untuk menempuh langkah prosedural hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaCak Imin menegaskan PBNU yang melanggar hukum, juga harus berhadapan dengan negara
Baca Selengkapnya