Kasus mahasiswa bully rekan berkebutuhan khusus, ini sikap Gunadarma
Merdeka.com - Universitas Gunadarma (UG) melakukan pengusutan internal terhadap insiden bullying kepada mahasiswanya yang berkebutuhan khusus. Rekaman video tersebut beredar viral di media sosial.
"Kita sedang kumpulkan data, sidik. Kita data sudah dapat," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma, Irwan Bastian, saat dihubungi merdeka.com, Minggu (16/7).
Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui korban dan pelaku merupakan mahasiswa kelas 1KH01 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FIKTI) Gunadarma.
-
Siapa yang menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Apa yang dilakukan Binus School terhadap pelaku bullying? Binus School Serpong mengaku telah mengeluarkan siswa yang terlibat kasus bullying terhadap pelajar lainnya.
-
Siapa saja yang terdampak bullying? Perilaku bullying tak hanya berdampak pada korban, tetapi juga pelaku.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Apa yang dilakukan pelaku bully? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku.Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
Informasi tersebut berdasarkan tim rektorat dari Wakil Dekan III FIKTI Gunadarma. Dekan yang bersangkutan pun telah menghubungi langsung wali mahasiswa, baik korban maupun para pelaku.
"Dan pastinya kita akan tindak lanjutnya dengan peraturan yang berlaku," tegasnya.
Sebab, mahasiswa baru diharuskan menandatangani surat pernyataan tentang Tata Tertib Kehidupan Kampus Gunadarma.
Irwan menerangkan, Gunadarma mengupayakan penyelesaian masalah tersebut dengan cara kekeluargaan dan mengupayakan insiden serupa tak terulang di kemudian hari. Apalagi, akunya, "Para pelaku sudah mendatangi keluarga korban."
Rencananya, pihak kampus akan memanggil korban dan pelaku untuk dimintai keterangannya, Senin (17/7). Sehingga, diketahui secara detail peristiwa yang sesungguhnya.
"Kita lihat nanti perkembangannya. Kami belum bisa memutuskan sanksinya. Jadi, sanksinya kita lihat aturannya seperti apa" katanya.
Selain itu, kata Irwan Universitas Gunadarma mengikuti program pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus.
"Secara awal Gunadarma memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Artinya kita terima dengan catatan si korban ini lulus test masuk ternyata secara akademik ini dinyatakan lulus test masuk, kita seperti himbauan pemerintah memberikan kesempatan kepada-kepada mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dan Gunadarma memberikan hak dan kewajiban, hak dan kewajiban di UG sama bagi mahasiswa lainnya," katanya.
Menurut Irwan untuk menciptakan iklim yang harmonis antarcivitas, Universitas Gunadarma selalu mengadakan PPPSPT bagi mahasiswa baru dalam rangka pengenalan kehidupan di kampus.
Pada kegiatan tersebut, kata Irwan pimpinan kampus memberikan wejangan kepada peserta didiknya.
"Para mahasiswa nantinya yang akan kuliah, nantinya harus mengerti gambaran aktivitas yang akan dilakukan nanti, situasi kampus seperti apa, dan sebagainya," ujarnya.
Begitupun tentang hak dan kewajiban bagi mahasiswa baru. Sehingga, diharapkan semua mengamalkan tata tertib yang berlaku dan terbinanya keharmonisan dan sikap toleransi antarsesama.
"Kita satu keluarga, apa lagi Universitas Gunadarma keluarga besar, harus saling menghargai, saling menghormati," bebernya.
"Itu yang saya pesankan dari mulai mahasiswa baru dan mahasiswa senior," dia menambahkan. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkapkan awal mula kasus bullying di SMA Binus School Serpong.
Baca SelengkapnyaKendati mendapat intervensi, para mahasiswa tetap berjuang mengungkap kebenaran demi nama baik kampus.
Baca Selengkapnya"Saya mendorong agar kepolisian segera menangani kasus bullying ini secara cepat," kata Saleh Partaonan Daulay.
Baca SelengkapnyaPihaknya pun tetap melakukan mediasi antara pihak pelapor dengan terlapor.
Baca SelengkapnyaKorban bullying juga dikenakan sanksi karena dinilai mencoreng nama baik kampus.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaKorban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaBEM berharap kampus memfasilitasi aduan korban sehingga tuntutan korban dapat terakomodir dengan baik.
Baca SelengkapnyaRektor meminta Civitas setop memberikan komentar dan tak terpancing karena masalah ini sedang ditangani polisi.
Baca SelengkapnyaPelimpahan berkas dilakukan Senin (2/10) dan akan diperiksa terlebih dahulu oleh pihak kejaksaan.
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan juga terungkap, salah satu pelaku sempat berpindah sekolah karena terlibat kasus perkelahian.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Selengkapnya