Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus Nakes Menyuntikkan Vaksin Kosong, Ahli Sarankan Ada Pengawas Vaksinasi

Kasus Nakes Menyuntikkan Vaksin Kosong, Ahli Sarankan Ada Pengawas Vaksinasi Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan. ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Satu orang tenaga kesehatan (nakes) berinisial EO ditetapkan sebagai tersangka lantaran aksinya yang diduga menyuntikkan vaksin Covid-19 kosong kepada salah satu bocah saat acara vaksinasi di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peristiwa tersebut terjadi karena kelalaian vaksinator.

Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani turut mengomentari peristiwa tersebut. Ia melihat bahwa jika hal itu disebabkan kelalaian dari tenaga kesehatan (nakes) maka dapat dimungkinkan lantaran tidak adanya kontrol yang dilakukan.

"Karena kita tahu program vaksinasi dibuat se-massal mungkin ya. Jadi faktor kelelahan itu bisa jadi alasan. Tapi harusnya prosedurnya untuk mengambil vaksin itu jelas, di mana botol vaksinnya, kemudian spuit-nya," kata Laura kepada Liputan6.com, Rabu (11/8/2021).

Orang lain juga bertanya?

Dengan begitu, lanjut Laura semestinya peristiwa tersebut bisa diminimalisir untuk terjadi. Atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

"Walaupun sampai nakesnya dalam kondisi lelah," ujar dia.

Harus Ada Standar

Laura menyarankan supaya dalam melakukan vaksinasi, nakes semestinya memiliki standar yang baku. Standar itu terikat pula sampai saat mereka meletakan peralatan vaksin.

"Jadi botol yang sudah diambil vaksinnya itu pembuangannya di mana, lokasinya harus jelas. Terus pengambilan spuit-nya juga harus jelas. Jadi selelah-lelahnya nakes, kalau itu udah standar ya untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan," ujar dia.

Jika seperti itu, maka menurut dia akan terbentuk refleks di diri para nekes. Kendati mereka melakukan vaksinasi dengan kecepatan tinggi, maka tingkat kesalahan akan tetap kecil.

Kendati begitu, Laura tidak menyalahkan vaksinator sepenuhnya. Untuk itu mestinya ada pengawas yang memantau jalannya vaksinasi supaya para vaksinator itu bekerja secara tepat.

"Dibutuhkan pengawas, bisa aja secara random. Tapi kita juga gak tahu suntikan ke berapa yang bisa saja lalai dari SOP. Nah yang ini juga sebetulnya tidak bisa dihindari tapi bagaimana membuat sistem yang tujuannya untuk meminimalisir insiden-insiden yang mungkin saja bisa terjadi," ujar dia.

Sebelumnya video soal nakes yang menyuntikkan suntikan kosong dalam sebuah acara vaksinasi Covid-19 sempat viral di media sosial. Kini nakes yang diketahui berinisial EO itu telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

"Betul, EO kita tetapkan sebagai tersangka, memang kerjanya perawat. Selama kegiatan vaksinasi massal ibu ini juga terlibat dan diminta bantuan untuk melakukan vaksinasi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Polres Metro Jakarta Utara, Selasa (10/8/2021).

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Tidak untuk Semua Orang, Ini Kelompok yang Menjadi Sasaran dari Vaksinasi Mpox
Tidak untuk Semua Orang, Ini Kelompok yang Menjadi Sasaran dari Vaksinasi Mpox

Kementerian Kesehatan akan mulai melakukan vaksinasi Mpox pada sejumlah kelompok masyarakat berisiko tinggi.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali

Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi
Klaim Tak Ada Kaitan Vaksin AstraZeneca dengan Kasus TTS, Komnas KIPI Sebut Sudah Surveilans di 7 Provinsi

Hinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.

Baca Selengkapnya
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio

Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.

Baca Selengkapnya