Kasus Novel tak kunjung terungkap, Samad khawatir kejadian serupa akan terulang
Merdeka.com - Pihak kepolisian masih belum berhasil mengungkap kasus penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Padahal penyelidikan terhadap kasus tersebut sudah memakan waktu lebih dari satu tahun, dan belum membuahkan hasil.
Ketua KPK periode 2011 hingga 2015, Abraham Samad mengaku khawatir kasus serupa akan kembali terjadi. Kekhawatiran Samad ini disampaikannya saat roadshow Seminar Motivasi Spirit of Indonesia di UIN Sunan Kalijaga, Minggu (15/4).
"Saya khawatir kasus Novel akan terulang menimpa pegawai-pegawai KPK. Dan tidak menutup kemungkinan Komisioner KPK juga bisa kena (teror)," ujar Samad.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Dia menyampaikan sudah satu tahun kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan terjadi dan tak kunjung ada titik terangnya. Untuk mendorong agar kasus Novel Baswedan bisa segera terungkap, Samad bersama elemen masyarakat sipil pegiat anti korupsi mendorong pemerintah untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
"Saya tetap konsisten terhadap usulan saya sejak dari awal. Bahwa kasus Novel harus diselesaikan dengan Tim Gabungan Pencari Fakta. Karena apa? Ini sudah satu tahun," ungkap Samad.
Samad menilai pembentukan TGPF bisa membantu pihak kepolisian untuk biaa mengungkap siapa dibalik penyerangan terhadap Novel Baswedan. Samad menganggap jika pemerintah tak segera membentuk TGPF dikhawatirkan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK tak akan terungkap dan mengendap tak terselesaikan.
"Oleh karena itu, pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta itu adalah sebuah solusi yang paling tepat dan paling elegan. Karena kenapa? Tim Gabungan Pencari Fakta nanti kelak akan membantu pihak kepolisian," urai Samad.
Samad menambahkan kerjasama antar pihak kepolisian dengan TGPF bisa membuat pengungkapan kasus penyerangan Novel Baswedan bisa maksimal. Sehingga, sambung Samad, pelaku penyerangan bisa segera tertangkap.
Sebagaimana diketahui penyidik KPK, Novel Baswedan mendapatkan serangan dari orang tak dikenal saat menjalankan ibadah shalat Subuh di masjid yang berada tak jauh dari rumahnya pada 11 April 2017 yang lalu. Akibatnya Novel Baswedan mengalami gangguan penglihatan karena siraman air keras oleh orang tak dikenal. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel Baswedan menilai KPK tidak sungguh-sungguh menangkap Harun Masiku karena ada keterlibatan petinggi partai politik.
Baca Selengkapnya