Kasus peluru nyasar gedung DPR, Polisi teliti proyektil dan senapan
Merdeka.com - Polisi masih mendalami insiden peluru nyasar yang menembus ruangan dua anggota DPR, Wenny Warouw dan Bambang Heri Purnomo. Wakil Kepala Polri Komjen Ari Dono menjelaskan, pihaknya masih akan meneliti lebih dulu proyektil peluru yang ditemukan.
"Ini diteliti dulu jadi teknisnya proyektil yang kita temukan itu nanti akan diperiksa menggunakan sarana tertentu untuk disesuaikan. Dari hasil investigasi, letusan mana yang kira-kira memungkinkan, baru senjata-senjata itu akan dilakukan pemeriksaan dicocokan dulu antara jejak yang diproyektil dan di senapan," kata Ari Dono di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Selasa (16/10).
Ari Dono mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah insiden tersebut adalah peluru nyasar. Dia mengaku akan menelisik secepatnya terkait hal tersebut.
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Bagaimana DPR mendorong Polri untuk menuntaskan kasus FP? Selanjutnya, Sahroni terus mendorong Polri agar menuntaskan kasus ini dengan menangkap pelaku utama, yaitu FP.
-
Dimana DPR ingin polisi pantau? 'Saya jadi khawatir momentum mudik kemarin dijadikan sebagai jalur transaksi oleh para pengedar. Dia bawa narkoba ntah dari luar negeri atau suatu daerah, masuk ke daerah lainnya. Untuk itu setiap Polda, Polres, hingga Polsek, wajib pantau wilayahnya masing-masing. Pastikan tidak ada lonjakan narkoba,' tambah Sahroni.
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
-
Apa saja permintaan DPR RI ke polisi? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4). Di sisi lain, Sahroni juga memberi beberapa catatan kepada pihak kepolisian, khususnya terkait lama waktu pengungkapan kasus. Ke depan Sahroni ingin polisi bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak.'Dari yang saya lihat, rentang pelaporan hingga pengungkapan masih memakan waktu yang cukup lama, ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Ke depan harus bisa lebih dimaksimalkan lagi, diprioritaskan untuk kasus-kasus keji seperti ini. Karena korban tidak akan merasa aman selama pelaku masih berkeliaran,' tambah Sahroni.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
"Secepatnya (re: telusuri), masih diperiksa nanti kalau sudah diperiksa nanti diinformasikan," papar Ari.
Diketahui, Kemarin (15/10), sekitar pukul 14.35 WIB Ruang kerja Wenny Warouw, anggota DPR dari Fraksi Gerindra di lantai 16 terkena peluru nyasar. Wenny menceritakan kejadian saat peluru menembus kaca ruang kerjanya. Saat itu, dirinya baru saja menerima tamu seorang pendeta dan polisi.
"Kemudian kami bertiga baru ngobrol 2-3 menit, kaca meledak. Lihat ada pecahan, kemudian dia lihat ada bocor di plafonnya," kata Wenny saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Senin (15/10).
Dalam situasi panik tersebut, Wenny mengaku mendengar perintah untuk tiarap. Menurutnya, kaca yang terkena peluru menghadap ke Jl Palmerah.
"Kemiringan arah mungkin dari sebelah gedung Kompas pelurunya datang. Karena dari Perbakin udah lihat perkenaanya dan tembusan kaca yang lubangnya. Dan tembusan ke plafonnya itu sempurna banget. Jadi betul-betul tembakan yang profesional," kata Wenny menaruh curiga.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga berita ini ditulis, penggeledahan masih berlangsung
Baca SelengkapnyaPenggeledahan masih berlangsung, belum diketahui terkait kasus apa
Baca SelengkapnyaTerlihat, AKP Dadang tidak diborgol dan dikawal seperti pejabat
Baca SelengkapnyaPenembakan Relawan Prabowo-Gibran, Polisi Periksa 11 Saksi serta Amankan Proyektil Peluru dan CCTV.
Baca SelengkapnyaPetugas telah memeriksa 14 saksi yang berada di sekitar rumah dinas korban saat peristiwa itu terjadi.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR menyoroti kebakaran Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) malam.
Baca SelengkapnyaDugaan korupsi dalam proyek rumah dinas tersebut merugikan negara puluhan miliar.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan itu sehubungan dengan penyidik KPK yang mengusut kasus dugaan korupsi perabotan rumah Dinas DPR RI.
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menaruh harapan besar pada jajaran kepolisian dalam mengusut kasus ini.
Baca SelengkapnyaISESS Ingatkan Kepemilikan Senpi Ilegal Lebih Besar dari Pemerasan
Baca SelengkapnyaAksi penembakan dilakukan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar terhadap Kasat Reskrim Polres Solok AKP Ulil Ryanto Anshari
Baca Selengkapnya