Kasus peluru nyasar, orangtua Angga mengaku diajak damai polisi
Merdeka.com - Kasus peluru nyasar milik anggota Satres Narkoba Polresta Palembang yang menewaskan Rendi Anggara (11), diduga membuat polisi gerah. Buktinya, keluarga korban mengaku diajak sejumlah polisi berdamai agar hukum kasusnya ditutup.
Yani, ibu korban mengaku ajakan berdamai tersebut terjadi saat para polisi menghadiri peringatan tujuh hari meninggalnya bocah kelas V SD itu beberapa hari yang lalu.
"Waktu nujuh hari kemarin, mereka (polisi) datang ke rumah, mau ngajak berdamai," ungkap Yani saat ditemui di Mapolda Sumsel, Senin (14/12).
-
Siapa yang ditembak tapi tidak mempan? Namun beberapa kali terjadi keanehan. Ada sejumlah tokoh PKI ternyata tak mempan ditembak. Mereka punya ilmu kebal peluru.
-
Kenapa anak Panji Gumilang mangkir dari panggilan polisi? Enam Pengurus Ponpes Al Zaytun Juga Ikut Mangkir Selain dua anak Panji Gumilang. keenam saksi lainnya juga ikut mangkir dari panggilan polisi saat akan dimintai keterangan mengenai dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
-
Kenapa anak menolak keinginan orang tua? Saat anak menentang orang tua atau menolak keinginan mereka, sebenarnya mereka sedang memprotes kurangnya kontrol dan kebebasan yang mereka alami.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Bagaimana keluarga di Malang melakukan bunuh diri? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Namun, pihak keluarga secara halus menolak ajakan tersebut. Mereka beralasan, kematiannya baru beberapa hari dan masih dalam keadaan berduka. "Ya, kami tolak, 40 hari juga belum," ujarnya.
Untuk saat ini, Yani berharap kasus tersebut diusut tuntas sehingga penembaknya dapat dihukum setimpal. "Kami minta terus diusut sampai polisi itu dihukum," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Sumarso menegaskan, pihaknya akan tetap memproses kasus ini secara hukum pidana umum, sesuai laporan yang disampaikan keluarga korban ke SPKT Polda Sumsel beberapa waktu yang lalu. Hanya saja, pemeriksaan dilakukan secara bertahap karena juga ditangani Propam Polda Sumsel secara kode etik dan profesi anggota.
"Pidana umum masih proses dan akan kita panggil juga. Tapi sekarang propam dulu yang nangani," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah cinta antara Tengku Dewi dan Andrew Andika kembali menjadi sorotan publik. Namun, kali ini bukan karena kabar bahagia.
Baca SelengkapnyaSebelum terjadi pemukulan, korban dan pelaku diketahui sempat terlibat cekcok mulut
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban ingin kasus terus berlanjut sampai pengadilan.
Baca Selengkapnya