Kasus pemerkosaan pedagang kopi, polisi tunggu hasil visum korban
Merdeka.com - Hingga kini polisi belum merampungkan penyidikan kasus dugaan pemerkosaan terhadap ABG pedagang kopi di Gerogak Buleleng, Bali. Kapolsek Gerokgak Kompol Gusti Alit Putra menuturkan saat ini polisi masih menunggu hasil visum dari rumah sakit.
"Sudah empat hari kami menunggu hasil visum namun pihak rumah sakit RSUD Buleleng belum mengeluarkan," ucap Gusti Alit Putra, Senin (10/4).
Menurut Alit, pihaknya tidak mengerti kenapa pihak rumah sakit belum memberikan hasil visum tersebut padahal hampir setiap hari anggota penyidik menjemput ke rumah sakit.
-
Siapa yang dituduh sebagai orang ketiga? Ia menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menyalahkan Salshabilla Adriani, seorang artis muda lainnya, yang disebut-sebut sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.
-
Apa yang diminta Komisi III kepada Polisi? Kebijakan Kapolri ini pun lantas turut mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Namun meski begitu, politikus Partai NasDem ini mewanti-wanti para jajaran yang bertugas saat Nataru 2024, agar tetap tegas dalam menegur masyarakat yang membahayakan dalam berkendara.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Kenapa keluarga APD mencabut laporan polisi? 'Sehingga saya menghargai orang tua pelaku, sedangkan alasan kita untuk mencabut laporan polisi, karena tersulut emosi membuat laporan ke polisi melihat anak yang merintih kesakitan di rumah sakit,' jelasnya.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
"Tadi anggota kami kembali rumah sakit namun gagal mendapatkan hasil visum tersebut dengan alasan masih dibawa dokter," Akunya.
Dirinya mengakui kesulitan mengembangkan kasus tersebut mengingat bukti pendukung tidak lengkap.
Sementara itu, dari penelusuran merdeka.com tentang fenomena pedagang kopi di wilayah Kabupaten Buleleng. Ternyata faktanya korban yang masuk katagori Dakocan singkatan pedagang kopi cantik ini bukanlah berumur 17 tahun.
MD yang semula mengaku berumur 17 tahun, tujuannya agar diterima bekerja.
"Anak saya itu baru berumur 15 tahu. Orang dia baru tahun lalu tamat SMP. Kalau lanjut sekolah sekarangbkelas 1 SMA," Protes ayah MD, di Buleleng.
Sementara itu MD yang ada di sisi ayahnya ini masih terlihat murung. Pun demikian dia mengakui memang suka dan hanya mengenal Ibrahim (pelaku).
Namun soal dua teman Ibrahim, masing-masing Rizal dan Hilal diakuinya tidak kenal. "Saat itu hanya Ibrahim yang datang. Kemudian dia telepon temannya dan datang dua orang temannya itu (Rizal dan Hilal)," kenang MD.
Saat ke belakang, kata MD bukan sedang buat kopi tetapi sedang akan menaruh gelas. "Mereka sudah selesai minum kopi. Saya ke belakang taruh gelas, tapi si Bram (Ibrahim ) buntuti saya. Waktu itu Bram besarkan volume musik keras," ungkapnya.
Saat di belakang itulah dikatakan korban dirinya dibekuk oleh Bram dan diseret ke kamar mandi yang jaraknya hanya 4 meter dari tempat mencuci gelas.
"Tangan saya diikat dengan sarung. Kemudian di kamar mandi mata saya diikat. Saya dengar Bram minta temannya ambil gunting. Celana saya dirobek, saya teriak tapi suara musik keras sekali," akunya lirih dan meminta untuk tidak mengambil gambar foto.
Dalam keadaan telanjang, ia berusaha mencari HP miliknya. Namun kartunya sudah diambil oleh Bram. Dia mengaku terpaksa mengambil kartu di warung.
Untuk diketahui warung kopi tempat MD bekerja yang baru 6 hari itu juga menjual pulsa dan kartu perdana.
"Saat itu saya telepon bos saya. Terus saya telepon ibu saya," singkatnya sambil mengusap air mata.
Ibu kandung korban, mengakui saat tiba di tempat anaknya bekerja melihat putrinya dalam kondisi ketakutan dan menangis. Setelah bercerita, dengan diantar pemilik toko dan ibunya melapor ke Polsek Gerogak.
"Saya datang melihat anak dalam kondisi ketakutan dan suara musik disetel dengan keras. Celana anak saya juga robek," ungkapnya.
Dirinya berharap Polisi bisa mengambil langkah tegas. Pihak keluarga mengaku heran dengan tindakan aparat kepolisian yang membebaskan ketiga pelaku.
Terkait hal ini Kompol Alit hanya mengaku bahwa semua prosedur telah ditempuh untuk menangani kasus dugaan pemerkosaan tersebut.
"Kami sangat berhati-hati menangani kasus itu jangan sampai menjadi boomerang buat polisi," dalihnya.
Dia juga mengaku tidak punya alasan hukum untuk menahan ketiga lantaran belum cukup bukti. Terlebih ketiga pelaku membantah tudingan perkosaan tersebut. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaMereka meminta pihak kepolisian mencabut status tersangka terhadap Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut 3 DPO terus diburu. Dalam kasus ini sudah delapan orang divonis, 7 seumur hidup, 1 delapan tahun bui.
Baca SelengkapnyaDugaan pemerkosaan yang menimpa balita berinisial AG itu terjadi di Jalan Pembina Kampung Baru, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaKlarifikasi dilakukan Kompolnas dengan menemui langsung penyidik Polda Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPolisi belum mau bicara banyak perihal peran Pegi dalam kasus pembunuhan Vina.
Baca SelengkapnyaKonfrontir tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaLPSK terbuka bagi siapapun korban, ataupun saksi dalam kasus Vina Cirebon yang menginginkan perlindungan.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaBahkan terungkap di persidangan, kuasa hukum datangi salah satu saksi untuk mengarang cerita.
Baca SelengkapnyaBanyak hal janggal dari keterangan mereka yang mencabut Berita Acara Pemeriksaan (BAP) soal keterlibatan tiga tersangka buron.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa lima saksi. Korban perempuan tersebut diduga diperkosa lalu dibunuh.
Baca Selengkapnya