Kasus pemukulan TNI AL di Bengkel Cafe jadi PR Kapolri baru
Merdeka.com - Pengamat Politik dari Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjajaran Bandung, Muradi melihat banyak pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan Kapolri terpilih Jenderal Badrodin Haiti dan Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan. Salah satu pekerjaan rumah tersebut terkait kasus pemukulan kepada dua perwira polisi yang diduga dilakukan oknum TNI dari POM AL di Bengkel Cafe beberapa waktu lalu.
Menurut Muladi, suasana internal Polri yang sudah reda setelah perselisihannya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bisa dijadikan momentum untuk melanjutkan kasus tersebut. Kini saatnya Polri menuntaskan kasus yang sebelumnya menggantung tak jelas ujung ceritanya.
"Kapolri baru harus segera melakukan komunikasi dengan pihak TNI agar dalam kasus ini ada kepastian hukum sehingga tidak ada pergesekan lagi di kemudian hari. Jangan sampai Institusi Polri terkesan mendiamkan ketika anggotanya mengalami gesekan, sebab publik akan menilai ada hal yang ditutup-tutupi dari kasus itu," terang Muladi di Jakarta, Jumat (24/4).
-
Bagaimana KPK dan Polri akan berkolaborasi? Kunjungan tersebut dalam rangka menandatangani kerja sama antara Polri dengan KPK terkait pemberantasan korupsi.
-
Apa yang dilakukan TNI di kantor polisi? Sejumlah TNI tiba-tiba datang ke kantor Polisi Tuban dengan membawa massa yang cukup banyak. Mereka datang bukan tanpa tujuan. Prajurit TNI mengincar salah satu sosok pimpinan tertinggi di kantor Polisi tersebut, yaitu Kapolres Tuban, AKBP Suryono. Para prajurit TNI itu datang bukan dengan maksud buruk, sebaliknya, mereka datang dengan perasaan riang gembira. Membawa sebuah banner ucapan yang dibuat khusus untuk merayakan hari bahagia para anggota Polri.
-
Kapan kerja sama KPK-Polri ditandatangani? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (4/12).
-
Dimana markas besar Polri? Kemudian, Kepala Kepolisian Negara kala itu Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo bikin kantor sendiri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bernama Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi Markas Besar Kepolisian sampai sekarang.
-
Kenapa KPK dan Polri harus berkolaborasi? Ini kerja sama dengan timing yang pas sekali, di mana KPK-Polri menunjukkan komitmen bersama mereka dalam agenda pemberantasan korupsi. Walaupun selama ini KPK dan Polri sudah bekerja sama cukup baik, tapi dengan ini, seharusnya pemberantasan korupsi bisa lebih garang dan terkoordinasi dengan lebih baik lagi
-
Siapa yang meminta kolaborasi KPK-Polri? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
Muladi menilai pihak yang berhak melakukan penindakan terhadap anggota Polri yang diduga melakukan pelanggaran adalah Provos dan Propam, bukan POM TNI. Seperti diketahui penanganan kasus tersebut dipegang oleh POM TNI.
"Mestinya, saat itu POM TNI harus menghubungi Provos bukan bertindak sendiri begitu," ujar dia.
Terlebih, aturan main di antara kedua institusi sudah ada, termasuk bagaimana standar operasi gabungan itu dilaksanakan. Bila ada tindakan dari oknum yang di luar aturan main, maka harus diproses secara hukum. Sebab, menurutnya kalau anggota mengalami ketidakadilan seharusnya pimpinan melindungi dan mengayomi.
"Kapolri harus segera melakukan koordinasi dengan pihak Mabes TNI, agar kasus tersebut kembali diproses sampai tuntas, supaya tak terjadi kasus serupa di kemudian hari. Jika kasus ini tidak lanjut, saya khawatir kasus serupa akan terus terulang. Tentu ini akan menjadi masalah bagi aparat keamanan dan utamanya pada rasa aman publik," tandasnya.
Sebelumnya, kasus pemukulan dua perwira polisi oleh oknum TNI POM AL di Bengkel Cafe SCBD, Jakarta Selatan Minggu (8/2) dini hari membuat panas hubungan TNI AL dan Polda Metro Jaya. Dua perwira menengah Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto mengaku dianiaya puluhan anggota POM TNI AL.
Kompol Teuku Arsya Khadafi mengalami rusuk tulangnya patah. Sedangkan Kompol Budi juga mengalami luka lebam di wajah dan kuping. Keduanya pun sempat dirawat di RS Siloam. Hingga kini kasus tersebut belum diketahui rimbanya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasang surut hubungan KPK-Polri, hingga kerap dijuluki cicak vs buaya.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaPenyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaKapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI
Baca SelengkapnyaAda dua peristiwa yang membuat geger. Pertama anggota Densus 88 buntuti Jampidsus dan kedua anggota Brimob geruduk Kejagung
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah memanggil Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung St Burhanuddin.
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuai polemik.
Baca SelengkapnyaHadi belum menyebut kapan waktu pertemuan antara Kapolri dan Jaksa Agung.
Baca Selengkapnya