Kasus Perundungan di Bandung, Anak SMP Dipukul dan Ditendang hingga Tergeletak
Merdeka.com - Viral video aksi dugaan perundungan terjadi di sekolah diduga terjadi kawasan Bandung. Saat ini, orang tua korban membawa kasus ini ke jalur hukum.
Berdasarkan pantauan, video berdurasi 21 detik itu diunggah oleh sebuah akun Twitter pada Jumat (18/11) malam. Terlihat seorang murid yang sedang duduk di bangku, dipakaikan helm. Setelah itu, beberapa teman sekelasnya memukul helm hingga menendangnya.
Korban pun tergeletak di lantai. Terdapat informasi bahwa pihak keluarga sudah membawa korban untuk menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Netizen memenuhi cuitan tersebut dengan beragam komentar, ada yang sedih marah hingga mengecam aksi dalam video tersebut.
-
Siapa yang menjadi tersangka perundungan? Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka. Kedua tersangka merupakan kakak kelas korban.
-
Apa yang terjadi di video viral tersebut? Sebuah video viral diunggah oleh akun TikTok @rismasf10 terkait peristiwa di gerbong wanita KRL jurusan Tanah Abang-Rangkas.Dalam video yang beredar, terdengar seorang ibu hamil marah-marah. Rupanya, ia marah karena direkam sembarangan oleh penumpang lain yang juga seorang wanita.'Nggak usah foto-foto saya, hapus! Terus maksudnya apa? Orang hamil diketawain? Gue lagi hamil pengen pakai kaya gini, nggak boleh? Saya udah curiga dari tadi. Etika anda kemana!' ucap ibu hamil tersebut.
-
Apa yang terjadi pada video viral itu? Sebuah video memperlihatkan seorang penumpang ojol berbadan besar yang kekecilan memakai helm.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi memastikan bahwa kasus ini diproses secara hukum meski kedua tersangka masih di bawah umur. Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
Hasil penelusuran, peristiwa perundungan itu terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Kecamatan Ujung Berung, Bandung, Kamis (17/11). Kepala sekolah Saefullah Abdul Muthalib membenarkannya.
Semua berawal saat guru izin keluar sebentar. Saat itu, beberapa siswa memutuskan untuk main tebak-tebakan. Permainannya, korban menebak siapa yang memukul helm.
"Lama-kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali pukulan dengan kaki. Setelah ditendang kemudian dia jatuh itu bukan pingsan, pusing mungkin," kata Saefullah.
Dia menegaskan segera melakukan evaluasi menyeluruh mengenai sistem dan pengawasan sekolah. Terlebih, apa yang terjadi dalam video itu masuk dalam ranah dugaan kekerasan.
"Ini menjadi evaluasi bagi kami untuk lebih ketat lagi dalam memberikan pengamanan pembelajaran di sini. Kami sangat mengecam dan tidak setuju dengan kejadian ini, karena ini kekerasan," ujar dia.
Pihak sekolah sudah menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarganya. Sejauh ini, pihak sekolah sudah menyiapkan sanksi kepada siswa kelas IX yang diduga terlibat. Selain teguran, para siswa tersebut akan menjalani hukuman belajar terpisah.
"Mungkin pelaku ini belajar secara daring, supaya lebih kondusif lagi pembelajarannya, pelaku tetap belajar dan korban juga tetap belajar. Secara pribadi dan lembaga kami sudah meminta maaf kepada keluarga atas kelalaian kami," terang dia.
Tempuh Jalur Hukum
Kapolsek Ujungberung, Kompol Karyaman mengungkapkan sudah memeriksa sejumlah pihak dari korban, saksi hingga pelaku. Hal itu merupakan tindak lanjut dari laporan dari pihak keluarga korban.
"Saksinya sementara ini ada empat atau lima orang dari hasil sementara ya, atau interogasi sementara. Sementara ini baru satu orang (terduga pelaku), mungkin yang jadi saksi juga bisa saja hasil pengembangan bisa saja jadi tersangka, ke depannya," katanya.
Sementara itu, Ayah korban, Yudarmi mengaku sedih dengan peristiwa yang dialami anaknya. Saat ini kondisi anaknya masih mengeluh pusing dan lebih banyak diam, ditambah tidak ingin pergi ke sekolah karena takut.
Yudarmi mengajukan permintaan kepada pihak sekolah untuk mengeluarkan siapapun yang terlibat dalam perundungan terhadap anaknya. Apalagi, perundungan ini bukan hal baru yang diterima oleh anaknya.
"Sekarang masih ada pusing-pusing dan trauma, tadi pagi dia malas sekolah karena takut," ujar Yudarmi.
"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja. (Anak Yudarmi) biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta, sudah sering, teman-temannya ngomong juga. Anak saya memang pendiam tidak ngomong, seperti di video dia diam saja tidak melawan sama sekali," ia melanjutkan.
Karena merasa sudah jengah dan mengarah pada kekerasan, Yudarmi dan keluarganya merasa terpukul dan mengambil langkah hukum. "Lanjut membuat laporan polisi. Ini lagi bikin surat pengantar untuk visum," tegas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkap kasus perundungan, yang dilakukan oleh gerombolan siswa SMA Binus BSD Serpong.
Baca SelengkapnyaVideo aksi bullying ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban langsung melaporkan kasus tersebut usia viral.
Baca SelengkapnyaKapolresta Cilacap, Kombes Fannky Ani Sugiharto mengaku mendapat telepon dari staf kepresidenan, Panglima TNI, Kapolri.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 14 saksi dalam kasus bullying yang menimpa siswi SMP Al Basyariah
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan tiga orang siswi SMP karena diduga melakukan perundungan atau bullying.
Baca SelengkapnyaKejadian ini sontak viral di media sosial usai kakak korban dengan akun Instgram @jjjough
Baca SelengkapnyaPelaku inisial RZ (13), ZS (14), KD (13) dan AI (14).
Baca SelengkapnyaSiswa SD yang menjadi korban perundungan ini berinsial NCS (10).
Baca SelengkapnyaTerlihat dari video yang beredar, korban dipukul di bagian perut hingga terkapar ke lapangan voli.
Baca SelengkapnyaAksi perundungan itu diduga dilakukan di perkampungan dekat SMPN 1 Babelan.
Baca SelengkapnyaKasus bullying itu terjadi pada Senin (20/5) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca Selengkapnya