Kasus Santri di Tangerang Tewas Dikeroyok, Kepala Korban Diduga Dihantam Benda Tumpul
Merdeka.com - RAP (13), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Quran Lantaburo, Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, dipastikan tewas karena hantaman benda tumpul berupa tendangan dan pukulan dilakukan 12 santri lain di ponpes tersebut. Polisi masih menyelidiki kasus kematian santri tersebut.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan, 12 santri diduga pengeroyok dan penganiaya korban telah ditangkap petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Tangerang.
"Autopsi di RSUD Kabupaten Tangerang dengan hasil bahwa penyebab kematian karena ada kekerasan benda tumpul. Khususnya di bagian kepala. Kepala bagian depan dan belakang," kata Zain, Minggu (28/8).
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Bagaimana kondisi kepala korban saat ditemukan? Kondisi korban sudah terbujur kaku. Di kepalanya tertancap kayu.
-
Apa yang ditemukan di TKP yang dapat menghubungkan pelaku dengan tempat atau individu terkait? Dalam studi yang dimuat di jurnal Forensic Science International: Genetics ini, Patterson dan timnya menemukan bahwa sehelai bulu kucing yang ditemukan di lokasi kejadian dapat menghubungkan pelaku kejahatan dengan tempat atau individu terkait.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
Menurut Zein, polisi tak hanya menemukan tanda bekas hantaman benda tumpul di kepala korban. Hasil autopsi juga mengidentifikasi adanya tanda bekas kekerasan di sejumlah tubuh korban.
"Termasuk juga ditemukan tanda-tanda kekerasan baik di muka, kepala dan punggung. Kekerasan benda tumpul," ujar dia.
12 Anak Diduga Penganiaya Santri hingga Tewas di Tangerang Diamankan Polisi
12 Santri Pondok Pesantren Darul Quran Lantaburo, terduga pelaku penganiayaan terhadap santri lainnya berinisial RAP (13), yang tewas dianiaya oleh 12 santri tersebut, akhirnya diamankan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Sabtu (27/8/2022).
Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, menerangkan bahwa peristiwa penganiayaan oleh 12 santri terhadap santri RAP hingga menyebabkan korban meninggal dunia itu, terjadi pada Sabtu (27/8) sekira pukul 08.30 WIB.
Selanjutnya, dari hasil penyelidikan polisi, mengamankan 12 santri pelaku pengeroyokan masing - masing berinisial AI (15), BA (13), FA (15), DFA (15), TS (14), S (13), RE (14), DAP (13), MSB (14), BHF (14), MAJ (13) dan RA (13).
Kapolres menerangkan, dari hasil pemeriksaan awal saksi - saksi bahwa aksi penganiayaan oleh 12 santri terhadap santri RAP, terjadi diduga akibat adanya aksi provokasi yang dilakukan salah seorang santri lain.
"Bahwa korban dianiaya oleh para pelaku karena diprovokasi oleh pelaku yang berinisial AI (15), yang menganggap korban sering berbuat tidak sopan karena membangunkan seniornya menggunakan kaki," kata Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Sabtu (27/8/2022).
Zain menyebutkan bahwa peristiwa pengeroyokan terhadap RAP, terjadi saat korban bersama teman naik ke lantai 4 untuk mandi. Namun tiba-tiba korban ditarik ke kamar dan langsung dikeroyok oleh pelaku.
"Korban dipukul, ditendang dan diinjak-injak oleh para pelaku, sehingga mengakibatkan korban jatuh pingsan di lokasi," kata Kapolres.
Saat ini, perkara tersebut sudah ditangani Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Sat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota, para pelaku dan saksi dibawa ke Mako Polres Metro Tangerang Kota untuk penyidikan lebih lanjut.
Zain menjelaskan, bahwa setelah aksi pengeroyokan itu, korban sempat di larikan di RS Sari Asih, hingga akhirnya korban meninggal dunia di RS.
"Korban pada saat di Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh terlihat tanda lebam di muka, kepala dan dada serta keluar darah di hidung dan buih di mulut korban. Untuk memastikan penyebab kematian, saat ini sedang dilakukan autopsi terhadap korban," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus kematian santri pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang bernama Airul Harapan masih penuh misteri.
Baca SelengkapnyaKorban yang belakangan diketahui inisial AK (17) ditemukan di depan rumah warga di Alang-Alang Lebar Palembang.
Baca SelengkapnyaDiketahui bahwa korban diketahui sudah meninggal sebelum dimutilasi oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaTNI mengungkapkan hasil autopsi Imam Masykur korban penganiayaan anggota Paspampres Praka Riswandi Manik dan dua prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaCCTV yang di lokasi kejadian turut dimankan dan kemudian dilakukan analisis oleh ahli digital forensik.
Baca SelengkapnyaAda luka lebam di dada, lecet di leher, dan luka di kepala korban diduga akibat benda tumpul.
Baca SelengkapnyaKasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan korban berinisial KAF (13).
Baca SelengkapnyaDokter Kepolisian (Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pun telah melakukan autopsi terhadap jasad RF.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaSantri Meninggal Tak Wajar, Ayah dan Ibu di Jambi Mengadu ke Hotman Paris
Baca SelengkapnyaDugaan itu setelah polisi melakukan penyelidikan dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaTemuan itu dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Selengkapnya