Kasus taruna ATKP Makassar tewas, 9 teman korban diperiksa maraton
Merdeka.com - Penyidik Polres Maros memeriksa sejumlah taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Selasa (17/1) terkait kasus kematian Ari Pratama, taruna asal Jawa Timur setelah tenggelam di kolam renang Tirta Yudha di dalam kawasan markas Brigif Linud III TBS/ Kostrad, Sabtu, 19 Nopember 2016.
Pemeriksaan ini menyusul diterimanya surat atau laporan keberatan pihak keluarga korban yang menduga kematian taruna semester 3 tingkat dua itu tidak wajar, karena adanya lebam di bagian perut. Surat tersebut disertai foto-foto jenazah yang menunjukkan adanya tanda lebam.
Pihak penyidik juga, Selasa pagi tadi mendatangi kolam renang Tirta Yuda, lokasi kejadian tewasnya Ari Pratama, warga Dusun Tompe, Desa Tegore, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur itu. Sembilan taruna ATKP Makassar yang bersama korban saat kejadian didampingi perwakilan kampus turut serta ke kolam renang tersebut.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
Selanjutnya rombongan ke indekos korban di Perumahan Griya Maros Indah blok C. Di situ, penyidik olah TKP. Terlihat juga direktur ATKP Makassar, I Wayan Juliarta.
"Hari ini kita bersama teman-teman korban dan pihak kampus datangi TKP. Baru dua taruna seangkatan korban yang sudah diambil keterangannya. Selanjutnya menyusul tujuh taruna lagi akan diambil keterangannya secara maraton. Juga kita akan ambil keterangan penjaga kolam," kata Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Maros, AKP Jufri Natsir yang ditemui, Selasa (17/1).
Diungkapnya, saat jenazah korban tenggelam di kolam renang dalam kawasan markas TNI itu dikirim ke Trenggalek, belum ada lebam. Namun berdasarkan bukti foto yang dikirim keluarga korban menunjukkan ada lebam itu.
"Kita akan selidiki penyebab lebam itu yang oleh keluarga korban menduga kalau lebam tersebut karena adanya benturan atau kekerasan," kata AKP Jufri Natsir seraya menambahkan, hasil penelitian tim Labfor nantinya yang akan menentukan.
Sementara Muhammadong, Kepala Urusan Rumah Tangga ATKP Makassar mengatakan, sistem pendidikan di kampus ATKP Makassar yakni para tarunanya diinapkan di dalam kawasan kampus. Adapun Ari Pratama bersama sembilan kawannya itu keluar kampus karena memang sementara memanfaatkan haknya di akhir pekan saat semua taruna diizinkan keluar kampus.
"Selama ini Ari Pratama bersama 23 teman sesama taruna yang berasal dari luar kota Makassar mengontrak satu rumah di kompleks Griya Maros Indah. Sehingga saat tiba akhir pekan, mereka semua menginap di sana," kata Muhammadong.
Ditambahkan, saat libur akhir pekan tiba, kegiatan para taruna di luar kewenangan pengawasan pihak kampus. Muhammadong mengakui, Ari Pratama memang tidak begitu mahir berenang. Dikaitkan dengan lolosnya Ari masuk ke AKTP Makassar itu, Muhammadong menegaskan, keterampilan renang saat ini belum menjadi persyaratan wajib bagi calon taruna.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuh remaja tewas saat kabur dari anggota kepolisian yang melakukan patroli.
Baca SelengkapnyaTujuh orang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengambang di aliran Kali Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaAdapun pada tempat berkumpulnya peserta tawuran, diketahui terdapat 50 orang yang sudah berada di tempat tersebut.
Baca SelengkapnyaTernyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memeriksa saksi dan mengidentifikasi identitas korban temuan 7 jenazah mengambang di Kali Bekasi yang menggegerkan warga.
Baca SelengkapnyaSelain itu, polisi juga menemukan kantong plastik yang berisikan air keras.
Baca SelengkapnyaSuasana Kali Bekasi tepatnya di titik kawasan Jatiasih Pondok Gede mendadak ramai petugas, Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaAtas laporan tersebut pihaknya pun melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaDante meninggal setelah berenang di taman kolam renang Tirta, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu (27/1).
Baca SelengkapnyaLima orang mengaku sebagai keluarga korban sudah mendatangi RS Polri.
Baca Selengkapnya