Kasus vaksin palsu, Bareskrim telusuri keterlibatan RS
Merdeka.com - Bareskrim Mabes Polri menangkap T dan M yang diduga ikut terlibat dalam kasus pembuatan dan perindustrian vaksin palsu di Semarang, Senin (27/6). Dua pelaku mengaku alat-alat pembuatan vaksin palsu didapat dari Rumah Sakit.
"Terutama untuk botol bekas ini mereka kumpulkan dari RS," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Agung Setya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/6).
Menurut Agung tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak RS dalam kasus tersebut. Namun, ditegaskannya, polisi masih mencari sejumlah alat bukti dan keterangan untuk mengungkap siapa saja yang ikut terlibat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
"Kita lihat nanti seperti apa apakah tukang sampahnya kita lihat nanti seperti apa," ujar dia.
Dia menambahkan, dalam kasus vaksin palsu ini sejumlah saksi pun sudah dimintai keterangan. Di antaranya, dari pihak rumah sakit, apotek, toko obat dan sejumlah saksi lainnya.
Sedangkan, untuk korban sendiri, dipastikan Agung terus bertambah. Data terakhir, sudah ada 18 korban akibat vaksin palsu tersebut.
Kendati begitu, Agung mengaku belum mengetahui secara detail pembuatan vaksin palsu di Semarang. Dia hanya menyatakan, saat ini kedua tersangka masih terus dimintai keterangan.
"Sedang proses pemeriksaan nanti kita kabari lagi. Kita dalami dulu," pungkas Agung.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaMenurut LPSK, diperlukan keterangan saksi pelaku untuk membuka setiap bukti yang mengarah ke kasus judi online yang lebih besar.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah polisi menyelidiki iklan jasa konsultasi aborsi dan penjualan obat penggugur kandungan di Facebook.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaEmpat orang tersangka yang ditangkap yakni Fa, Ais, Da, dan IS
Baca SelengkapnyaKasus rudapaksa dialami korban terjadi pada April 2024. Hanya saja,baru dilaporkan pada Mei 2024.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenyakit polio masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.
Baca Selengkapnya