Kasus warga vs PTSI, Ganjar curhat soal Mbah Rono pada Buyung
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyesalkan sikap Kementerian ESDM, dalam hal ini sikap ahli geologi sekaligus sebagai Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono terkait proses pembangunan pabrik semen PT. Semen Indonesia di Kawasan Rembang, Jawa Tengah.
Kekecewaan Ganjar terjadi karena di sisi lain, Mbah Rono, sapaan akrab Surono, menyatakan bahwa di daerah Rembang merupakan kawasan karst sehingga dilarang untuk dilakukan proses pembangunan pabrik Semen Indonesia.
Sementara dari hasil foto citra satelit didapat gambar bahwa telah terjadi perusakan kawasan karst di Rembang yang di bawahnya terdapat cekungan mata air. Perusakan ini dilakukan oleh para penambang manual melibatkan warga sekitar Rembang.
-
Bagaimana Ganjar mengomentari rencana Prabowo? Ganjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
-
Apa saja keluhan petani bawang merah kepada Ganjar? Ganjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
-
Kenapa Ganjar heran? 'Kalau MK-nya juga kena, terus kemudian KPU-nya kena etika, apa yang kemudian kita bisa banggakan pada rakyat di proses Pemilu ini?,' heran Ganjar menandasi.
-
Apa yang disayangkan Ganjar? Ganjar menyayangkan kembali terjadinya pelanggaran etik oleh penyelenggara negara setelah apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK).
-
Bagaimana Ganjar Pranowo ingin mengembangkan wisata di Selo? Apalagi, kata Ganjar, kontur alam di kecamatan ini cocok dijadikan salah satu wisata berkonsep olahraga atau sport tourism. Salah satunya adalah olahraga paralayang.
-
Kenapa Ganjar Pranowo mendukung pengembangan wisata di Selo? “Maka ini bisa dikombinasi. Satu, wisata agronya ada. Dua, alamnya bagus. Tiga, sport tourismnya jalan. Kemudian yang keempat budaya, budayanya ini yang jadi satu. Lalu dikemas dengan sebuah event yang kemudian bisa menghadirkan banyak wisatawan,“ kata Ganjar.
Kekecewaan sikap Ganjar ini muncul saat didatangi kuasa hukum PT Semen Indonesia, Adnan Buyung Nasution yang sengaja menemui Ganjar sebelum mendatangi sidang gugatan PTUN, Kamis (20/11) hari ini yang diajukan oleh warga terkait proses pembangunan pabrik semen di Rembang dengan agenda pembacaan eksepsi oleh PT Semen Indonesia.
"Mbah Rono berstatement di Koran Kompas. Mbah Rono katakan Rembang masuk kawasan karst. Padahal di tempat dibangunnya pabrik semen jelas-jelas tidak ada di Kepmen. Bagaimana ini Mbah? Anda kan bagian dari menteri ESDM. Jawabannya menyedihkan sekali Mbah Rono," ungkap Ganjar kepada Adnan Buyung yang ditemani beberapa direksi PT Semen Indonesia di Ruang kerja gubernur, Kantor Pemprov Jawa Tengah Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah Kamis (20/11).
Ganjar juga mengungkapkan kepada Adnan Buyung, terkait sikap tidak tegas Kementerian ESDM yang sengaja membiarkan terjadinya proses penambangan oleh warga di sekitar kawasan Rembang. Sementara proses pembangunan pabrik semen mendapatkan kecaman dan larangan keras dari beberapa warga, termasuk penambang-penambang itu.
"Saya marah betul sama Mbah Rono saat itu. Ada foto citra stelit yang dikirimkan Pak Teguh. Ada warna putih bumi terkelupas sekitar 10 tahun lebih akibat penambangan manual oleh warga sekitar. Dia bilang itu cv kecil-kecil penambangan rakyat. Dan itu di atas cekungan tanah dan sudah berpuluh-puluh tahun. Dia gak bisa jawab. Saya merasa harus bela rakyat juga. Kami takut nanti air tidak ada," kata Ganjar.
Kemudian karena merasa salah bersikap, Mbah Rono mengakui kesalahannya kepada Ganjar. Akhirnya, surat yang dikirimkan ke Ganjar Pranowo soal tidak bisanya kawasan Rembang di bangun pabrik semen karena kawasan karst di revisi oleh Kementerian ESDM sendiri.
"Akhirnya dia bilang gini, ya saya juga bisa salah. Kalau anda salah kenapa kirim surat ini? Kemudian ketemu Menko Perekonomian dan ternyata surat dari Kementerian ESDM langsung di revisi, boleh dengan syarat. Syarat itu Amdal. Kan Amdal sudah ada sejak tahun 2012," ujar Ganjar.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar sempat berdialog dengan beberapa petani yang mengeluh sulit menghadapi para tengkulak
Baca SelengkapnyaMenggunakan setelan kopiah dan berbaju hem lengan panjang bergulung, Ganjar menyapa para pedagang pasar.
Baca SelengkapnyaGanjar menjawab pertanyaan dari panelis UI soal kepemilikan lahan yang sudah dimanfaatkan masyarakat
Baca SelengkapnyaMendengar pengakuan siswa tersebut, raut wajah Ganjar terlihat marah dan kecewa ada sekolah negeri yang melakukan pungutan ke sekolah.
Baca SelengkapnyaGanjar menerima keluhan para petani tebu di Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk,
Baca SelengkapnyaRano Karno tampak menyimak dan mencatat apa-apa yang menjadi keluhan warga.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo bertemu dengan para petani di Dusun Gunung Bakal, Desa Sumberarum, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/12).
Baca SelengkapnyaKeterbatasan para petani pun berdampak pada kemampuan modernisasi.
Baca SelengkapnyaGanjar mencatat tiga keluhan utama para petani bawang merah di sana, yakni pupuk, pasar untuk jual hasil panen, dan ketersediaan pengairan lahan.
Baca SelengkapnyaGanjar sarapan bareng petani sambil menyerap aspirasi mereka di Sragen.
Baca SelengkapnyaWarga Jember berharap Ganjar jadi presiden dan bisa selesaikan persoalan tanah
Baca SelengkapnyaDalam diskusi, salah seorang mahasiswi UI menanyakan terkait maraknya konflik agraria di Indonesia
Baca Selengkapnya