Katak melahirkan kecebong bikin geger ilmuwan
Merdeka.com - Peneliti dari 'Burung Indonesia', sebuah LSM bergerak di lingkungan, Fajar Kaprawi, dan peneliti 'Naturschutzbund Deutschland' Tom Kirschey menemukan 'Limnonectes larvaepartus', sebuah jenis katak yang melahirkan kecebong.
Katak tersebut ditemukan kedua peneliti saat sedang melakukan survey jenis-jenis amfibi dan reptil di Sungai Molango I Desa Puncak Jaya, Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato pada awal Januari 2015.
"Semula kami hanya mengambil sampel katak tersebut untuk diteliti. Namun sehari kemudian kami menemukan banyak kecebong di sekitar katak tersebut," kata Fajar di Gorontalo, Rabu (2/9). Dikutip dari antara.
-
Di mana katak ini ditemukan? Penemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.
-
Dimana katak ditemukan? Saat mengamati fauna di sekitar kolam kecil di kaki Pegunungan Kudremukh, India, peneliti naturalis Chinmay Maliye dan spesialis lahan basah Lohit YT menemukan seekor katak dengan jamur yang tumbuh di sisi tubuhnya.
-
Siapa yang menemukan spesies katak ini? “Sebagian besar hewan yang hidup di tempat-tempat seperti Sulawesi cukup unik, dan perusakan habitat merupakan masalah konservasi yang terus menghantui untuk melestarikan keanekaragaman spesies yang kita temukan di sana,“ ungkap Frederick salah satu peneliti.
-
Di mana spesies katak baru ini ditemukan? Daerah ini berada di Provinsi Guizhou dan sekitar 900 mil barat daya Shanghai.
-
Dimana kucing liar itu ditemukan? Pada Sabtu (29/7), warga Sampangan, Kota Semarang dihebohkan dengan kemunculan seekor kucing liar yang mengeluarkan air liur.
-
Siapa yang menemukan katak Brazil? Pada tahun 2011, Mirco Solé yang merupakan seorang peneliti di Universitas Negeri Santa Cruz di Brazil, berhasil menemukan katak kutu Brazil, seekor amfibi dan vertebrata yang berukuran sangat kecil.
Karena penasaran dengan munculnya kecebong tersebut, keduanya mulai mengamati perilaku katak dalam beberapa jam hingga berhasil mengabadikan proses katak sedang melahirkan dengan kamera.
"Kami kemudian mencari literatur mengenai jenis katak ini dan ternyata baru dirilis lima hari sebelumnya oleh herpetolog Institut Teknologi Bandung Djoko Tjahjono Iskandar," ujarnya.
Demi menjaga populasi katak langka tersebut, Fajar dan Tom akhirnya melepas kembali katak dan kecebong ke habitatnya. Limnonectes larvaepartus memiliki warna abu-abu pada bagian perut dan cokelat di bagian punggung, hidup di rawa, sungai dan lahan basah lainnya.
Fajar menambahkan, pihaknya juga melakukan survei terhadap 29 jenis katak lainnya di habitat yang sama. Dalam publikasinya, Djoko menyatakan Limnonectes larvaepartus merupakan satu-satunya katak yang melahirkan di dunia. Ia telah meneliti spesies tersebut sejak tahun 1991 dan baru mempublikasikannya pada Desember 2014.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.
Baca SelengkapnyaSpesies kodok baru ini hidup di kanopi pohon yang sangat tinggi dan hanya ditemukan di Papua Barat.
Baca SelengkapnyaBeelzebufo, katak raksasa sebesar bola pantai yang hidup 70 juta tahun lalu di Madagaskar, diduga memangsa dinosaurus muda, menurut penelitian terbaru.
Baca SelengkapnyaPenampakan katak terbesar di dunia yang berjibaku dengan ancaman kepunahan akibat ulah manusia.
Baca SelengkapnyaHewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaSpesies kodok terbaru ini ditemukan di daerah pegunungan di India.
Baca SelengkapnyaTim ilmuwan menemukan fosil ini terawetkan dalam lempengan batu pasir.
Baca SelengkapnyaPatung gajah Pasemah ini punya bentuk yang unik. Di sana tergambar dua orang dan seekor gajah besar yang sedang melahirkan hewan babi rusa.
Baca SelengkapnyaIlmuwan mengungkap hal ini melalui kumpulan fosil yang ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni merupakan kelahiran bayi badak sumatera keempat di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK).
Baca SelengkapnyaMakhluk ini ditemukan setelah para ilmuwan melakukan pengintaian.
Baca SelengkapnyaKepiting raksasa berusia 8,8 juta tahun ditemukan menjadi fosil di dalam batu.
Baca Selengkapnya