Kaum Milenial Didorong Tak Apatis dan Golput di Pemilu 2019
Merdeka.com - Generasi milenial diharapkan dapat berperan dalam Pemilu 2019. Pegiat Kepemudaan yang juga caleg Partai Demokrat Aprilya Monica menyarankan para milenial harus tetap antusias dan tidak apatis terhadap pemilu.
"Mereka (milenial) merasa kecewa dan merasa sosok yang diidamkan belum menggambarkan kriteria yang diinginkan sehingga lebih baik diam dan enggan memilih," kata Aprilya di Jakarta, Selasa (9/4).
Menurutnya, para milenial cenderung mencari kriteria yang menggambarkan keinginan mereka. Setidaknya, kata dia, sosok pemimpin yang bisa menjawab semua harapan yang diinginkan generasi milenial. "Secara tidak langsung seperti ini (bisa mengapresiasi) apa yang diinginkan milenial," ujarnya.
-
Bagaimana ajakan agar tak golput? Berikut Merdeka.com rangkum kata-kata ajakan agar memotivasi untuk tidak golput, mengingatkan kita jika suara bersama memiliki kekuatan nyata untuk memberi dan membentuk masa depan cerah bagi bangsa.
-
Bagaimana cara mengatasi Tindak Pidana Pemilu? Dalam menghadapi tindak pidana pemilu, penting bagi pemerintah, lembaga pemilihan, dan masyarakat sipil untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan langkah-langkah preventif dan penegakan hukum yang efektif.
-
Mengapa integritas pemilu penting untuk demokrasi? Integritas pemilu sangat penting dalam menjaga kesehatan demokrasi suatu negara, karena proses pemilihan umum yang bersih dan bebas dari manipulasi akan memastikan bahwa perwakilan yang terpilih benar-benar mencerminkan kehendak rakyat.
-
Mengapa pemilu 2019 penting? Pemilu 2019 menjadi pemilu dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Indonesia.
-
Kenapa penting berpartisipasi dalam pemilu? Partisipasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan hal yang penting dalam sistem politik demokrasi.
-
Apa itu konversi suara di Pemilu? Dalam pemilihan legislatif, konversi suara digunakan untuk mengonversi perolehan suara partai politik menjadi jumlah perolehan kursi legislatif.
Selain itu, Aprilya mengapresiasi sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula oleh KPU. Dia tak memungkiri milenial lebih mengarah pada medsos untuk melihat informasi yang berkembang. Keuntungan pemilih milenial, kata dia, mereka teredukasi ketimbang pemilih yang usianya lebih tua dalam mencerna informasi, sehingga tidak mudah termakan hoaks.
Meski begitu, dia mendorong para milenial tidak golput saat 17 April 2019 mendatang. Tujuannya selain menyalurkan hak pilih, juga mencegah kecurangan pemilu yang memanfaatkan suara orang lain.
"Golput bukan solusi tepat karena satu suara sangat berarti buat kemajuan demokrasi Tanah Air. Ini bukan untuk pasangan capres 01 atau capres 02, melainkan demi mencegah kejahatan yang memanfaatkan suara pemilih," tandas dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golput bukan hanya merugikan individu saja, namun berdampak pada keberlanjutan demokrasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto ingin, Golput di Pemilu 2024 sirna.
Baca SelengkapnyaGerakan Anak Abah Tusuk 3 paslon tersebut dianggap sebagai bentuk kekecewaan pendukung lantaran Anies Baswedan tak diusung.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, rakyat Indonesia bakal memilih calon pemimpin bangsa sesuai pilihan dan hati
Baca Selengkapnya"Jangan coblos 2, coblos 3. Coblosnya 1 saja. Karena kalau coblos lebih dari satu tidak sah nanti," kata Anies
Baca SelengkapnyaWakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Azanil Kelana mengatakan, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak muda.
Baca Selengkapnya"Kamu tuh harus menentukan masa depan kamu, jangan sampai diatur sama orang-orang yang tidak kompeten,” ujar Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaFenomena golput masih banyak ditemui dan menjadi salah satu tantangan yang serius di setiap pemilu
Baca SelengkapnyaMasyarakat sudah seharusnya antusias dalam mengikuti momen Pilkada 2024 ini.
Baca SelengkapnyaKaesang mengatakan bahwa dirinya tidak akan mengarahkan secara khusus agar para pemuda untuk memilih PSI.
Baca SelengkapnyaSanksi itu mengancam pihak mengajak tidak mencoblos terlebih mengiming-imingi atau memberi uang kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaAnies menilai, hal ini menunjukkan adanya penurunan kepercayaan masyarakat terhadap penyelengara negara.
Baca Selengkapnya