Kawanan buaya pindah ke Kali Porong diduga habitatnya tercemar
Merdeka.com - Hingga hari ini, Rabu (27/5), sejak kemunculan belasan buaya di Kali Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada Jumat lalu (22/5), Dusun Awar Awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung terus didatangi banyak orang dari beberapa daerah, seperti Mojokerto, Malang, dan Surabaya.
Kemunculan buaya-buaya berbagai jenis dan ukuran ini, diduga akibat dampak Lumpur Lapindo Brantas mencemari Kali Porong. Sehingga menyebabkan buaya-buaya itu berpindah dari muara Kali Porong menuju barat arah Kali Brantas di Mojokerto. Dan secara kebetulan, predator-predator air itu singgah di sungai yang melintas di Dusun Awar Awar.
"Kemungkinan karena dampak Lumpur Lapindo. Buaya-buaya ini kan asalnya dari muara, karena airnya tercemar mereka pindah tempat," kata salah satu warga setempat, Sutomo.
-
Kenapa pindah rumah di Indonesia unik? Percaya Nggak Percaya Pindah rumah di Indonesia nggak bisa dilakukan dengan sembarangan karena banyak hal unik yang masih dijalankan. Tujuannya adalah buat mendatangkan keberuntungan dan hal baik untuk si pemilik rumah selama menempati rumah baru tersebut.
-
Apa tradisi unik pindah rumah di Jawa? Dari banyaknya tradisi yang ada, slup-slupan jadi salah satu yang masih dilakukan sampai sekarang. Prosesi pindahan ala masyarakat Jawa ini menjadi tradisi khas dan sakral di Desa Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Punya makna sebagai awal yang baru sekaligus harapan biar para penghuni rumah diberikan keselamatan.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Apa tradisi unik Bengkulu sambut Lebaran? Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api.
-
Apa yang unik dari tempat-tempat ini? Itu karena di negara ini, matahari tak terbenam bahkan selama 70 hari berturut-turut.
Menariknya, perpindahan dilakukan kawanan buaya muara ini terjadi menjelang peringatan tragedi bencana Lumpur Lapindo Brantas, memasuki tahun kesembilan. Yakni pada 29 Mei.
"Sebelumnya tidak pernah ada kejadian. Kemunculan buaya-buaya ini di Dusun Awar Awar, ya baru pertama ini. Karena memang buaya-buaya itu biasa hidup di muara Kali Porong," kata warga yang lain, Wakhid.
Meski begitu, Wakhid enggan menghubung-hubungkan masalah kemunculan belasan buaya di desanya dengan peringatan bencana Lumpur Lapindo.
"Ya mungkin saja, ini sebuah peringatan. Tapi yang jelas, kemungkinan buaya-buaya ini pindah karena memang air di daerah muara tercemar kandungan gas Lumpur Lapindo. Airnya jadi beracun dan buaya-buaya itu pindah," lanjut Wakhid.
Memang dari hasil penelitian ahli, ada kandungan logam berat mencemari wilayah sekitar semburan Lumpur Lapindo Brantas, termasuk di Kali Porong. Hal ini yang menyebabkan buaya-buaya penghuni muara Kali Porong melakukan eksodus ke daerah lain.
Kejadian ini berlangsung sejak Jumat pekan lalu. Warga Dusun Awar Awar dihebohkan kemunculan belasan buaya-buaya berbagai jenis dan ukuran. Ada buaya bermoncong lebar, dan ada pula buaya bermoncong kecil memanjang.
Warna buaya-buaya yang muncul itu, juga macam-macam. Ada yang warna hitam, coklat, kuning dan putih. "Yang buaya putih satu. Ukurannya kecil. Tapi buaya putih ini, satu-satunya buaya yang sempat membuka mulutnya saat warga datang. Kalau buaya lain hanya diam di pinggiran sungai," kata seorang warga bernama Sulastri. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaPenemuan tiga buaya dari dalam jalan rusak tersebut membuat panik warga.
Baca Selengkapnya