Keajaiban wisata Karst Maros yang mendunia

Merdeka.com - Gugusan batu besar bak gunung berbentuk abstrak, menjadi panorama utama bagi siapapun melihatnya. Batuan ini tidak biasa. Bila dilihat secara dekat persis seperti bekas karang lautan. Anehnya, lokasi ini justru berada di atas darat. Dikenal juga sebagai salah satu lokasi wisata ajaib di Indonesia.

Begitu lebih kurang pemandangan sekaligus pengalaman bagi mereka telah mengunjungi Pegunungan Kapur (karst) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tepatnya di lokasi wisata alam Rammang-Rammang. Lokasinya sekitar 40 kilometer dari Kota Makassar, dan ditempuh lebih kurang satu jam untuk mencapai lokasi ini.

Bukan hanya indah dilihat, pegunungan kapur ini juga memiliki sejuta misteri membuat siapa saja penasaran. Salah satunya tentang keberadaannya pada ribuan tahun lalu merupakan lautan. Pelbagai penelitian bahkan telah dilakukan guna memecahkan teka-teki itu. Alhasil, kebanyakan para peneliti menyebut bahwa lokasi ini merupakan lautan dahulunya.

Salah seorang warga setempat, Udin Danci mengaku, memang banyak peneliti, khususnya arkeolog, memecahkan misteri tersembunyi tentang karst ini. Bahkan dia menyebut banyak profesor lahir dari hasil penelitian mereka soal keberadaan lokasi ini.

Keajaiban wisata Karst Maros yang mendunia ©2017 Merdeka.com

Bukan hanya memecahkan misteri soal tempat ini ribuan tahun lalu merupakan lautan. Para peneliti itu, kata Udin, menyebut lokasi ini menjadi tempat prasejarah. Terutama mengenai kehidupan Suku Toala. Suku asli Sulawesi Selatan, terutama di wilayah Maros, itu mempunyai kehidupan unik.

Dia menceritakan, salah satu keunikan mengenai tempat tinggal suku tersebut. Mereka pada zaman dahulu tinggal di dalam goa di atas pegunungan kapur. Biasanya berada di atas 300 meter di atas laut. Jejak keberadaan mereka juga bisa dilihat dari adanya gambar tangan mereka di dalam goa.

"Suku itu meyimpan cerita luar biasa, menyimpan handprint (gambar telapak tangan pada batu) di goa. Lokasi juga banyak orang jadi profesor dari (penelitian) soal goa ini," cerita Udin kepada merdeka.com, Senin (21/3) kemarin.

Belakangan bukan hanya para peneliti menyambangi salah satu tempat wisata indah ini. Para pecinta burung mulai sering berdatangan. Sebab, lokasi ini juga dikenal memiliki banyak burung endemik asli Sulawesi Selatan. Di antaranya burung hantu, rangkong, pelatung hingga elang asli wilayah tersebut. Ada juga jenis monyet biasa disebut Makaka.

Pria berusia 58 tahun itu mengungkapkan, para pecinta burung dalam maupun luar negeri, itu datang bukan untuk berburu. Mereka hanya ingin mengeksplorasi keragaman burung asli Sulawesi Selatan tersebut.

"Itu bedanya. Mereka datang biasanya merekam suara burung. Menembak bukan pakai senjata, melainkan kamera," ungkapnya.

Barisan karst wilayah ini juga sudah mendunia. Bahkan disebut-sebut menjadi nomor dua terbesar setelah karst di negara China. Sehingga Udin merasa perlu dorongan pemerintah untuk lokasi wisata alam tersebut mendapat cap warisan dunia, layaknya Candi Borobudur maupun Pulau Komodo.

Untuk menikmati pelbagai macam barisan karst, di dalam lokasi wisata Rammang-Rammang juga terdiri dari beberapa kampung wisata. Untuk mendatangi tiap kampung wisata, para pengunjung harus melalui dengan menggunakan perahu bermesin menyusuri Sungai Pute dengan lebar 5 meter hingga 7 meter.

Biasanya paket untuk ini perahu ini Rp 200.000 untuk lima orang. Sedangkan untuk memasuki tiap kampung wisata, para pengelola tidak mematok tarif. Mereka hanya berharap keikhlasan para wisatawan. Nantinya para pengunjung bakal disuguhi pemandangan gugusan unik karst dari tiap kampungnya.

Meski sudah mendunia, bagi warga sekitar tetap saja merasa perlu ada sentuhan dari pemerintah. Sebenarnya jalan menuju lokasi ini tergolong sudah bagus. Jalan kecil berliku melewati banyak karst kecil, di tengah persawahan dan perkampungan. Terkadang masih ada sapi milik warga melintas. Tapi tidak perlu takut, karena mereka sudah jinak.

Namun, untuk masalah listrik sudah sangat baik. Safir, warga setempat lainnya, mengaku tidak ada masalah dengan masalah listrik. Meski ada rumah di tengah sungai, aliran listrik tetap baik. Menurut dia, selama ini kebanyak warga setempat hidup sebagai nelayan. Namun, ada juga bertani. "Banyak nelayan di sini, banyak ikan juga," ujar Safir.

Keindahan wisata alam Kars Maros juga dimanfaatkan para pecinta otomotif. Salah satunya pengendara mobil Datsun GO dan GO+, atau biasa disebut Risers. Dengan mengusung tema mengeksplorasi wisata Indonesia, mereka telah mengunjungi pelbagai wilayah menarik.

Wilayah karst dipilih lantaran memiliki beragam keindahan. Bukan hanya dari segi pemandangan, namul keramahan warga sekitar juga membuat mereka nyaman. Para Risers bahkan merasa bangga memiliki kekayaan alam mendunia seperti Karst Maros ini.

Head of Marketing Datsun Indonesia, Christian Gandawinata mengatakan bahwa Sulawesi Selatan merupakan salah satu lokasi terindah di Indonesia. Dari lokasi wisata, adat-istiadat, hingga jalur yang tepat untuk menjajal kekuatan kendaraan. "Sulawesi Selatan memiliki segalanya," terang Christian. (mdk/dan)