Kebakaran Lahan Gambut Tak Bisa Hanya Andalkan Water Booming
Merdeka.com - Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan. Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Dody Hargo Usodo mengatakan, sangat sulit jika mengatasi kebakaran hutan hanya dengan water booming.
"Kebakaran itu hanya bisa dihentikan dengan curah hujan. Kalau water booming itu hanya di permukaan. Kalau curah hujan sampai meresap ke dalam," ucap Dody di kantornya, Jakarta, Selasa (30/7).
Menurut dia, lahan gambut di Indonesia memiliki kedalaman yang sangat berbeda dari wilayah lain. "Gambut di bumi kita ini, kedalamannya sampai 36 meter," ungkap Dody.
-
Bagaimana kebakaran hutan menyebar? Kebakaran yang dimulai pada hari Selasa lalu ini menyebar dengan cepat, dipicu oleh angin Santa Ana yang membawa kecepatan hingga 80 mph.
-
Kenapa hutan di Klaten terbakar? AR berusaha melepas kail namun gagal. Ia pun kemudian membakar alang-alang di sekitar kail yang tersangkut agar kail mudah diambil. Namun pelaku lupa mematikan api sehingga api menyebar cepat dan menyebabkan hutan terbakar.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
Dia menuturkan, dengan kedalaman lahan gambut Indonesia yang mencapai 36 meter, membuat penanganan kebakaran hutan menggunakan water booming tak sepenuhnya berhasil.
"(Misalnya) di permukaan sudah mati, tahu-tahunya di kedalaman 15 meter masih menyala," ucapnya.
Kondisi tersebut seperti dialami tim gabungan satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau. Mereka kesulitan memadamkan api di lahan gambut di Kabupaten Siak. Penyebabnya, sumber air mengering.
Kepala Manggala Agni Daops Siak, Ihsan Abdillah, mengatakan kendala pemadaman dari darat karena sulit memperoleh sumber air. Petugas sudah melakukan penyekatan api dan mencoba membuat embung sebagai sumber air, namun air sangat minim didapatkan.
"Sumber air tidak ada dan sebagian dibuat embung tetapi airnya tidak banyak sehingga menyulitkan petugas, ditambah lagi yang terbakar ini gambut dalam," kata Ihsan.
Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per 8 Juli 2019, total luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 30.477 hektare. Daerah yang teridentifikasi paling parah berada di Riau dengan total mencapai 27.683 hektar.
Kemudian, Kalimantan Barat mencapai 2.274 hektare, Sumatera Selatan 236 hektare, Aceh 142 hektare, Kalimantan Timur 53 hektare, Kalimantan Tengah 27 hektare dan Jambi 4 hektare.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara BNPB sejak Sabtu (31/8) terus melakukan water boombing dari udara ke lokasi Karhutla Kawasan Gunung Arjuno untuk Wilayah Kabupaten Malang dan Pasuruan
Baca SelengkapnyaDalam melakukan upaya pemadaman, kepolisian mengerahkan 111 orang personel.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Selatan yang dilakukan sejak 8 Agustus 2023 berjalan tak optimal.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kebakaran terjadi di kawasan hutan di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, dan hingga kini masih ada titik api yang belum padam.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAreal yang terbakar berpotensi meluas karena angin berembus kencang di lokasi kebakaran.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman kebakaran di Taman Nasional Way Kambas memerlukan waktu yang cukup lama karena medan yang sulit diakses oleh kendaraan pemadam.
Baca SelengkapnyaKondisi saat ini, api telah berhasil dipadamkan setelah petugas gabungan melakukan pemadaman, baik di kawasan Bukit Anak Dara dan Bukit Selong kawasan Sembalun.
Baca SelengkapnyaGua terdalam di Kabupaten Tuban ini punya hutan bawah tanah yang eksotis. Meskipun pemandangannya indah, tapi belum banyak orang yang tahu keberadaannya.
Baca Selengkapnya