Kecanduan game poker online, guru matematika nekat bunuh ponakan
Merdeka.com - Pencinta game online rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer hanya untuk bermain berbagai permainan. Malah dengan teknologi yang semakin canggih game nya pun bisa diunggah di ponsel pribadi.
Dengan adanya kemudahan tersebut, para pencinta game online tidak hanya digemari oleh orang dewasa namun sudah digemari pula oleh anak balita. Padahal, seperti diketahui terlalu sering bermain game online bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak dan pola pikirnya.
Akan tetapi dampak buruk itu tidak hanya terjadi dengan anak-anak, orang dewasa sekali pun bisa menjadi korban akibat 'ganasnya' game online. Seperti yang terjadi di Palembang, gara-gara kecanduan game online yakni poker seorang paman tega menghabisi nyawa ponakannya sendiri.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Siapa yang kehilangan uang? Cerita Korban Ferry Setiawan (36), warga Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menceritakan apa yang ia alami.
-
Apa yang menyebabkan penolakan pinjaman? Ketika pengajuan ditolak karena alasan ini, bank tentu telah memperhitungkan kemampuanmu dalam membayar hutang pinjaman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir resiko terjadinya gagal bayar.
-
Kenapa Dara merasa sangat kecewa dengan keluarganya? 'Sejak usia 16 tahun, mama sudah membangun keluarga baru, papa juga demikian, dan adik pun sudah. Yang membuatku bingung adalah, meskipun aku ikhlas untuk keluarga, aku merasa sangat kecewa dengan perlakuan dari keluargaku sendiri,' jelasnya.
-
Kenapa orang sulit bayar hutang? Sudah banyak cerita jika orang yang berhutang sulit ditagih dengan berbagai alasan, bahkan bisa lebih galak daripada orang yang menagih haknya.
-
Apa yang membuat orang merasa kecewa? 'Kekecewaan terbesar adalah saat orang yang kita cintai menjadi sumber kekecewaan itu sendiri.'
Hal itu dia lakukan lantaran tepergok saat mencuri barang-barang berharga di rumah ponakannya tersebut. Pelaku yang juga berprofesi sebagai guru itu nekat mencuri untuk modal bermain poker. Kini guru matematika itu mendekam di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Berikut cerita guru matematika nekat bunuh ponakan gara-gara kecanduan poker:
Pernah dapat Rp 20 juta, Ariansyah ketagihan main poker
Motif pembunuhan yang dilakukan Ariansyah alias Ari (26) terhadap keponakannya sendiri Ramhan Della (19) pada Kamis, 9 Juli 2015, lalu dilatarbelakangi perampokan. Pelaku ketakutan usai dipergoki dan akhirnya menghabisi nyawa korban.Kepada petugas, tersangka mengaku awalnya hanya ingin mencuri barang-barang milik orangtua angkat korban, Masito (52). Hal itu dilakukannya karena kesal Masito enggan memberikan pinjaman uang sebesar Rp 6 juta yang diajukannya tiga hari sebelum kejadian. Tersangka waktu itu beralasan meminjam uang untuk merehab WC rumahnya."Saya tahu bik Masito orang kaya, tapi waktu pinjem duit nggak dikasih. Saya kesal, padahal kami masih keluarga," ujarnya, Selasa (28/7).Pria lajang berprofesi guru Matematika di SMA Sumsel itu mengatakan, uang pinjaman itu rencananya digunakan untuk main poker online. Sebab, sejak setahun terakhir dia kecanduan dengan game tersebut. Apalagi, beberapa bulan sebelumnya, dia pernah memenangkan game yang cukup besar, yakni Rp 20 juta. Uang itu habis dalam waktu cepat di depan komputer warnet."Mau main lagi duit habis, sudah setahun kecanduan poker online. Gaji ngajar sudah habis buat game," kata dia.Diketahui sebelumnya, peristiwa itu terjadi saat korban masih tertidur di kamarnya di rumah orangtua angkatnya di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang, Kamis (9/7) pagi. Saat kejadian ibu angkat korban, Masito (52) sedang bekerja. Sementara pintu rumahnya tidak terkunci.Diduga, korban yang baru lulus Madrasah Aliah Negeri (MAN) II Palembang itu, terbangun begitu melihat pelaku yang diperkirakan masuk ke rumahnya. Sial, pelaku keburu masuk ke kamarnya yang langsung menghujani korban dengan dua tusukan di kepala bagian belakang dan menggorok lehernya. Saat ditemukan, korban sudah tewas berlumuran darah di atas tempat tidurnya.Saat olah TKP, polisi menemukan sidik jari pelaku dan sebilah pisau dapur yang tergeletak di samping jasad korban. Polisi menduga, korban tewas usai memergoki pelaku yang merampok rumahnya. Sebab, ditemukan ada beberapa tempat yang berantakan dan handphone korban ikut hilang.Pelaku masuk dengan leluasa ke rumah karena pintu tidak terkunci. Tersangka Ari diciduk di rumahnya di kawasan Jakabaring, Palembang, saat baru tiba pulang mengajar di SMA Sumsel, Senin (27/7) sore.
Tepergok mencuri, Ari pukul pakai ulekan lalu gorok korban
Ariansyah alias Ari (26) nekat membunuh keponakannya sendiri Rahman Della (19) lantaran tepergok sedang mencuri di rumah korban. Korban tewas dengan luka tusukan dan leher nyaris putus usai digorok pelaku.Pelaku akhirnya diciduk polisi di rumahnya di kawasan Jakabaring, Palembang, Senin (27/7) sore. Usai ditangkap, polisi langsung menggelar prarekonstruksi di rumah korban di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang.Tersangka Ari mengaku nekat membunuh korban karena ketakutan usai dipergoki sedang mengacak-acak rumah orangtua angkat korban, Kamis (9/7) pagi. Melihat itu, tersangka mengambil ulekan dan pisau dari dapur lalu mendekati korban yang masih tiduran di ranjang kamarnya.Tersangka Ari langsung memukul kepala korban menggunakan ulekan terbuat dari batu tersebut. Melihat korban pingsan dan masih bernafas, tersangka menusuk kepala korban lalu menggoroknya. Korban tewas dengan dua luka tusukan di kepala, luka gorok, dan luka di kepala bekas pukulan."Ketakutan pak, saya khilaf membunuhnya. Waktu memukul pakai ulekan itu, saya pejamkan mata," ungkap tersangka Ari di Mapolresta Palembang, Selasa (28/7).Usai membunuh, tersangka melemparkan pisau itu di samping jasad korban. Lalu tersangka leluasa mengacak-acak seisi rumah orangtua korban. Tak satu pun harta berharga yang didapati tersangka kecuali satu unit handphone korban yang berada di samping jasadnya. Tersangka kabur dengan membawa handhpone tersebut."Maunya ambil barang-barang agar bisa dijual lagi. Tapi cuma dapat HP," kata dia.Peristiwa itu terjadi saat korban masih tertidur di kamarnya di rumah orangtua angkatnya di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang, Kamis (9/7) pagi. Saat kejadian ibu angkat korban, Masito (52) sedang bekerja. Sementara pintu rumahnya tidak terkunci.Diduga, korban yang baru lulus Madrasah Aliah Negeri (MAN) II Palembang itu, terbangun begitu melihat pelaku yang diperkirakan masuk ke rumahnya. Sial, pelaku keburu masuk ke kamarnya yang langsung menghujani korban dengan dua tusukan di kepala bagian belakang dan menggorok lehernya. Saat ditemukan, korban sudah tewas berlumuran darah di atas tempat tidurnya.Saat olah TKP, polisi menemukan sidik jari pelaku dan sebilah pisau dapur yang tergeletak di samping jasad korban. Polisi menduga, korban tewas usai memergoki pelaku yang merampok rumahnya. Sebab, ditemukan ada beberapa tempat yang berantakan dan handphone korban ikut hilang. Para pelaku masuk dengan leluasa ke rumah karena pintu tidak terkunci.
Usai gorok keponakan, Ari mengajar di SMA Sumsel tanpa rasa panik
Usai menghabisi nyawa keponakannya, Ariansyah alias Ari (26) lantas pergi ke SMA Sumatera Selatan (Sumsel) seperti biasa tanpa rasa panik dan ketakutan. Diketahui, tersangka Ari seorang guru di sekolah ternama di Palembang.Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Suryadi menjelaskan, tersangka sudah tiga tahun mengajar mata pelajaran Matematika di sekolah itu. Dirinya juga sedang menempuh pendidikan di pascasarjana Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang."Tersangka sudah tiga tahun jadi guru di SMA Sumsel dan kuliah pascasarjana di Unsri," ungkap Suryadi, Selasa (28/7).Usai membunuh dengan cara menusuk kepala dan menggorok leher korban, tersangka pulang ke rumah di Jakabaring, Palembang, kemudian pergi mengajar seolah tanpa penyesalan."Tersangka sempat ganti pakaian di rumah, baru pergi ngajar seperti biasa," ujarnya.Setelah melalui penyelidikan yang cukup lama, tersangka akhirnya berhasil diringkus ketika baru pulang mengajar. Dengan pakaian kemeja yang rapi, tersangka digiring ke rumah korban untuk keperluan prarekonstruksi."Sidik jari tersangka terlacak dan sebelumnya sempat diperiksa sebagai saksi," kata dia.
Guru Matematika pembunuh keponakan kerap jadi khotib Jumat
Terungkapnya pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap remaja bernama Rahman Della (19), yang melibatkan pelaku tunggal, Ariansyah alias Ari (26), membuat heboh siswa dan jajaran pengajar di SMA Sumsel. Sebab, tersangka Ari berstatus sebagai guru Matematika di sekolah favorit tersebut.Plt Kepala SMA Sumsel Nanang Adi mengaku kaget mendapat kabar tersebut. Hal itu karena, tersangka dikenal guru yang rajin, berkualitas, dan tanpa masalah di sekolah itu. Komunikasi dan pergaulan dengan para siswanya juga terbilang akrab dan dihormati."Kami kaget, dapat kabar dari teman-teman wartawan. Ternyata Pak Ari pembunuhnya," ungkap Nanang, Selasa (28/7).Lebih kaget lagi, kata Nanang, tersangka termasuk orang yang taat beragama. Bahkan, tersangka kerapkali menjadi khotib salat Jumat di sekolahnya."Pak Ari itu orangnya alim, sering khotbah Jumat di sekolah kami. Makanya kami kaget kok dia setega itu," kata dia.Menurut dia, meski mendapat kabar itu, aktivitas para siswa, seperti masa orientasi siswa (MOS) tidak terpengaruh di hari kedua masuk sekolah ajaran baru tahun ini.
"Hari pertama kemarin, Pak Ari ikut hadir halal bihalal di sekolah. Kami tahu sepulang sekolah dia ditangkap," pungkasnya.
Saat ditangkap, Ari mengakui semua perbuatannya
Setelah melalui penyelidikan panjang selama 18 hari, pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap Rahman Della (19), remaja yang tinggal di Jalan Sukabangun II, Kecamatan Sukarami, Palembang, Kamis (9/7) lalu, akhirnya terungkap. Pelaku tak lain adalah keluarga dekat korban bernama Ariansyah alias Ari (26).Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Suryadi mengungkapkan, pelaku diciduk di rumahnya di kawasan Jakabaring Palembang ketika baru pulang mengajar di SMAN Sumsel, Senin (27/7) sore.Penangkapan ini berdasarkan hasil penyelidikan dan pemeriksaan mendalam terhadap pelaku beberapa waktu yang lalu."Pelaku sore kemarin kita tangkap. Dia mengakui pelaku perampok dan pembunuhan terhadap korban," ungkap Suryadi, Selasa (28/7).Menurut dia, pelaku masih keluarga dekat korban. Motif pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi pencurian. Pelaku tepergok saat beraksi dan membunuh dengan cara menggorok leher korban."Motifnya pencurian, karena kepergok langsung membunuh korban," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon kelapa
Baca SelengkapnyaPerlu pendekatan yang khusus agar anak tidak kecanduan terhadap handphone dan game online.
Baca SelengkapnyaPelaku memasukkan sianida ke dalam kopi yang diminum bocah remaja itu
Baca SelengkapnyaPembunuhan Muhammad Aldar (66), juragan mainan di Kecamatan Comal, Pemalang, ternyata diotaki anak kandungnya, MB.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini viral di media sosial cerita tentang keluarga kecil yang hancur karena sang suami kecanduan main judi online.
Baca SelengkapnyaGuru tersebut menjual sedikitnya 26 unit komputer dan beberapa barang elektronik lainnya milik sekolah
Baca SelengkapnyaMotif FN melakukan aksi itu karena diduga kesal korban kerap menghabiskan uang untuk judi online.
Baca SelengkapnyaJika judi online dilatarbelakangi motif ekonomi, maka segera cari solusi bersama mengatasi masalahnya.
Baca SelengkapnyaIstrinya kesal uang bukan untuk biayai ketiga anak malah habis dipakai judi online
Baca SelengkapnyaSekeluarga di Bogor Ditangkap Kelola Judi Online, Pelaku Sampai Ajak Teman-temannya
Baca SelengkapnyaKorban AN (25), ditemukan terkubur dan dicor pelaku dan dua orang lain di bekas kolam ikan.
Baca SelengkapnyaBudi Arie juga menyinggung adanya Perwira TNI AL Lettu Laut (K) Eko Damara bunuh diri karena terlilit utang judi online
Baca Selengkapnya