Kecewa Hasil Pilkades, Sejumlah Warga Merusak Kantor Desa di Garut
Merdeka.com - Sekelompok warga sempat menyegel dan merusak kantor Desa Sukamukti, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut. Aksi itu dilakukan karena kecewa terhadap hasil pemilihan kepala desa. Beruntung, aksi tersebut berhasil diredam petugas sehingga pelayanan masih bisa dilakukan.
Camat Cisompet, Rahmat Alamsyah menyebut bahwa aksi penyegelan terjadi pada Rabu (28/7), tepatnya setelah Bupati Garut Rudy Gunawan melantik para Kepala Desa terpilih secara virtual. Sekelompok warga, saat itu menyegel dengan cara memalangkan papan di pintu kantor desa.
"Mereka melakukan itu atas ungkapan kekecewaan karena belum keluar keputusan tapi sudah dilantik. Sebelumnya pintu desa digembok, kaca pecah satu yang dilakukan oleh warga, meski begitu pelayanan tetap berjalan," kata Rahmat saat dihubungi, Kamis (29/7).
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Apa yang terjadi di Sukamulya, Garut? Dari hasil pantauan, retakan membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Terlihat retakan juga membesar, dan membelah tanah-tanah di sekitar permukiman warga sehingga tidak layak untuk ditinggali.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
Dia menjelaskan bahwa permasalahan Pilkades di wilayahnya berkaitan dengan adanya dugaan kecurangan. Karena dugaan tersebut, warga pun meminta kepala desa terpilih untuk tidak lebih dulu dilantik karena kasusnya dianggap belum selesai.
Menurutnya, aksi warga itu dilakukan secara spontan di lapangan. Dia memastikan bahwa akhirnya situasi bisa dikendalikan dan mereka pun tidak lama langsung membubarkan diri. Kantor desa yang sempat rusak dan disegel, kini sudah mulai diperbaiki. Pintu kantor yang ditutup juga sudah dibuka dan kembali bisa melayani masyarakat.
Rahmat menjelaskan bahwa pemerintah daerah saat ini sedang melakukan proses penyelesaian atas persoalan tersebut dan tinggal menunggu putusan. Sampai putusan diputuskan, ia mengaku sudah meminta masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan masyarakat serta bersabar menunggu hasil putusan.
"Ya intinya jangan berbuat anarkis. Kaitan dengan semuanya diserahkan kepada proses hukum yang berlaku, mengikuti ketentuan aturan yang sudah ada," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reskrim Polres Garut AKP Dede Sopandi mengatakan bahwa saat ini Polsek Cisompet sedang melakukan mediasi dengan masyarakat terkait peristiwa tersebut. "Lagi dimediasi sama Kapolsek Cisompet, kita lagi menunggu hasil dari perkembangannya," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaKerusuhan terjadi di Bima, sejumlah kotak suara dibakar
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca SelengkapnyaPeran ke-26 tersangka berbeda-beda. Namun secara garis besar tindak pidana yang dilakukan seputar pembakaran kantor Bupati Pohuwato
Baca SelengkapnyaDemontrasi di Kabupaten Pohuwato yang dilakukan massa penambang berakhir rusuh.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaWarga yang mendengar dan mengetahui peristiwa itu dari media sosial mendatangi lokasi karena penasaran.
Baca SelengkapnyaViral video merekam kemarahan warga di daerah Sampang, Madura, Jawa Timur karena diduga terjadi kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKedua belah pihak sudah melakukan pertemuan di Kota Bitung.
Baca Selengkapnya