Kecewa Sistem Zonasi, Siswa Lulusan SD di Pekalongan Bakar Piagam Penghargaan
Merdeka.com - Sistem zonasi berbasis tempat tinggal yang diterapkan pemerintah dalam penerimaan siswa baru menimbulkan kekecewaan. Salah satunya Yumna. Dia baru lulus dari SDN 02 Pekeringanalit, Pekalongan, Jawa Tengah. Dia kecewa lantaran tidak bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah impiannya karena sistem zonasi.
Rasa kecewanya dilampiaskan dengan membakar sejumlah piagam penghargaan yang didapatnya selama sekolah. Tidak hanya piagam, piala bukti kerja keras juga dirusak siswa yang tinggal sekitar 2000 meter dari sekolah impiannya, yakni SMPN 1 Kajen, Pekalongan itu. Video pembakaran piagam itu sontak menjadi viral di media sosial sejak pertama kali diunggah pada Minggu (23/6).
Orangtua Yumna, Sugeng Wiyoto (50) dan Sukoharti (45), yang tinggal di Desa Gandarum, Kecamatan Kajen, mengaku masih sedih dengan yang menimpa anaknya. Bahkan, Yumna sendiri sempat jatuh sakit.
-
Apa kendala utama pendaftaran siswa baru? 'Kalau sekarang harus buat akun dulu dan itu antre sangat lama. Terus antre di ruang sini. Terus antre lagi di scan. Dan ini membuat orang tua semakin repot. Saya sudah dua hari ini mengurus beginian, dan sampai sekarang belum selesai,' kata Titin Sumarni, salah satu orang tua calon peserta didik baru.
-
Siapa yang merasakan kekecewaan? 'Saya hanya ingin tahu saja, bagaimana rasanya makan bersama dengan keluarga.'
-
Apa alasan adik Pegi Setiawan gagal masuk SMAN 1 Margahayu? Adik Pegi Gagal Masuk SMA Beberapa waktu lalu, Dedi melalui media sosialnya mengungkap pertemuan pribadi dengan ayah Pegi Setiawan. Dalam kesempatan itu, ayah Pegi mengadu soal nasib sang putri bungsu lantaran baru saja gagal memasuki sekolah impian. Padahal, SMAN 1 Margahayu jaraknya tak jauh dari kediamannya. 'Sekarang si bungsu masuk SMA, masuk ke SMAN 1 Margahayu karena didaftarkan guru tapi zona rapor enggak masuk, zona lokasi enggak masuk padahal jaraknya 1 kilometer,' ujarnya.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Apa yang menyebabkan anak merasa gagal? Hal ini sering kali menutupi kegembiraan dalam belajar dan menumbuhkan ketakutan terhadap kesalahan. Alih-alih melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, anak-anak kerap merasa gagal ketika tidak memenuhi ekspektasi.
-
Siapa yang membantu adik Pegi Setiawan setelah gagal masuk SMAN 1 Margahayu? Melihat nasib adik bungsu dari Pegi membuat Dedi trenyuh. Seketika, dia memberi solusi dengan memberi bantuan berupa biaya sekolah adik Pegi selama tiga tahun. Dedi mengungkap, rezeki tersebut tak lain datang dari kebaikan sang putra, Pegi Setiawan.
"Anak saya merasa piagam itu tidak berlaku lagi dengan kondisi saat ini. Yang dibakar ada piagam kejuaraan seni dan agama. Beberapa di antaranya juara satu tingkat Kabupaten Pekalongan," katanya.
Penghargaan lainnya berupa piagam lomba menulis halus, cerita islami, tilawah, azan, menyanyi solo, menyanyi grup, hingga piagam dokter kecil.
Sebelumnya orangtua Yumna berupaya mendaftarkan anaknya ke SMPN 1 Kajen. Namun, aturan sistem zonasi membuat Yumna tersingkir oleh pendaftar lain yang memiliki jarak domisili lebih dekat. Tak hanya itu, saat akan menggunakan jalur prestasi, Yumna lagi-lagi terbentur aturan zonasi. Yumna dinyatakan berada di dalam zona, sehingga tidak boleh menggunakan jalur prestasi.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaSalah satu SMP swasta di Surabaya hanya diminati dua pelajar saat pendaftaran tahun ajaran baru. Namun, satu di antaranya justru mengundurkan diri.
Baca SelengkapnyaJalur zonasi ini pertama kali diimplementasikan tahun 2017 pada masa kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Cyla juga mengikuti tes di sekolah yang dituju. Tes kemampuan dilakukan secara tertutup.
Baca SelengkapnyaDelapan SMP swasta di Kota Serang, tutup, akibat imbas sistem zonasi PPDB.
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaOrang tua murid SDN Pocin 1 merasa kecewa dengan putusan PTUN Bandung yang menolak gugatan mereka.
Baca SelengkapnyaIptu Benny Surbakti memberikan solusi atas permasalahan kebijakan sistem zonasi sekolah yang saat ini banyak menimbulkan polemik.
Baca SelengkapnyaSeorang orang tua mengaku pusing dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Garut, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaSang ayah mengadu hingga diberi solusi oleh politikus Dedi Mulyadi.
Baca SelengkapnyaPertimbangan penghapusan sistem zonasi itu dikatakan Presiden Jokowi usai melakukan pertemuan dengan pimpinan MPR di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/9).
Baca Selengkapnya